27.7 C
Jember
Tuesday, 6 June 2023

Sasar Pembangunan ke Jantung Desa

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bakal pasangan Cabup-Cawabup H Hendy Siswanto dan KH Moch Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun) menunjukkan performanya dalam dialog publik ‘Ku Bawa ke Mana Jember’ yang diadakan Jawa Pos Radar Jember, Sabtu (19/9). Keduanya begitu santai menyampaikan visi-misinya. Di antaranya adalah pengentasan kemiskinan, pembangunan, serta menjadikan Jember sebagai kabupaten yang religius.

Hendy menjelaskan, Kabupaten Jember saat ini membutuhkan tiga hal. Sinergisitas, kolaborasi, dan akselerasi. Sinergi dengan masyarakat dan seluruh stakeholder. Sementara, kolaborasi lebih ke implementasi kebijakan untuk menyelesaikan segala persoalan. Termasuk bersinergi dan berkolaborasi dengan anggota dewan. “Dua hal ini tidak cukup, harus ada akselerasi. Sehingga ada percepatan pembangunan yang bisa dirasakan masyarakat,” papar ASN yang lama bertugas di Kementerian Perhubungan tersebut.

Bapak empat anak ini mengungkapkan, visi-misinya juga mengarah pada pembangunan yang langsung menyentuh ke seluruh desa. Salah satunya, menuntaskan dan memanfaatkan akses jalan lingkar untuk menghidupkan perekonomian seluruh desa. Sebab, Jember selama ini hanya menggunakan jalan yang sudah ada sejak lama.

Mobile_AP_Rectangle 2

Apabila akses terbangun dengan baik, maka hasil komoditas di Jember akan semakin tinggi. Perputaran ekonomi di masing-masing desa akan hidup. Dampaknya, petani bisa semakin produktif, karena hasil panen akan mudah terjual. “Kami pun akan membuat pasar induk yang bisa menampung dan menyediakan semua hasil komoditas pertanian,” ujarnya.

Bidang pertanian, menurutnya, menjadi salah satu ekosistem pertumbuhan ekonomi karena di sana ada peternak. Dan pertanian menjadi bagian dari urat nadi perekonomian di Jember. Selain itu, perlu pengembangan yang lain, mengingat angka kemiskinan di Jember menurutnya masih cukup tinggi. “Pertanian ini adalah kunci agar Jember bisa eksis ke depan. Pertanian dan peternakan akan menunjang kegiatan lainnya,” tuturnya.

Kalau pertanian maju, kata dia, maka akan mendongkrak perekonomian warga. Kemudian, pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, harus ada sistem yang mampu mengavernya secara cepat. Salah satunya dengan menyiapkan program authoring group. Selain itu, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan kepada GTT, PTT, dan guru-guru ngaji, juga penting dilakukan. Sehingga mereka memiliki pendapatan minimal kabupaten. Perhatian terhadap dunia pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas.

Pada bidang perempuan dan anak, Hendy mengungkap, perlu pemberdayaan dan pendidikan yang diberikan secara maksimal. Selain itu, peran posyandu serta PKK juga harus mendapat dukungan. Asupan gizi serta kebutuhan warga miskin patut dipenuhi dengan memberikan sesuai porsinya. Sebab, satu desa dengan desa lain memiliki kebutuhan yang berbeda pula.

Apabila pembangunan, pemberdayaan, dan pengentasan kemiskinan dalam implementasinya terjadi sinergi yang baik, saling berkolaborasi, maka akselerasi guna mempercepat peningkatan kesejahteraan dari segala lini, bukan hal mustahil. “Salah satu fokus kami adalah program smart village (desa pintar, Red). Desa menjadi ujung tombak pembangunan dan pemberdayaan. Mereka harus bisa mandiri,” jelasnya.

Wisata dan olahraganya, Hendy berkata, juga bakal dikembangkan. Setiap desa harus memiliki keunggulan masing-masing. Dengan pengembangan desa dan kompetisi pada setiap desa, maka dia optimistis pertumbuhan ekonomi pasti terjadi. Investasi bukan hal yang sulit bagi dirinya.

Khusus di masa pandemi seperti sekarang, pemerintah harus hadir memberikan dukungan kepada warganya. Pemerintah tidak perlu menciptakan ketergantungan. Hendy mencontohkan, UMKM di Jember harus tetap hidup karena menjadi penopang perekonomian warga. Pemerintah yang justru harus hadir menggerakkan UMKM tersebut. “Jangan sampai karena pandemi, ada ketergantungan dan aktivitasnya terbatas, dan tidak punya kreativitas. Daya ungkit kita harus bisa menggerakkan masyarakat,” jelasnya.

 

Jadikan Jember Kota Religius

Sementara itu, Gus Firjaun menuturkan, secara garis besar Jember harus menjadi kabupaten religius, makmur, dan sejahtera. Caranya dengan memberikan fasilitas tempat ibadah pada fasilitas publik. “Bila rekreasi dapat kesenangan lahiriah, tapi bagaimana mereka tidak sulit mencari tempat ibadah. Sehingga kepuasan rohaniah terpenuhi,” tuturnya.

Manakala Hendy dan Gus Firjaun diberi amanah, maka keduanya memfungsikan sebagai pelayan masyarakat yang patuh terhadap peraturan. Memahami tupoksi dan menghindari overlapping. “Pelayanan masyarakat, akan menjadi nomor satu dan prioritas,” jelas Gus Firjaun, yang kemudian menyebut, apabila pelayanan bisa dipermudah mengapa harus dipersulit.

Dia menambahkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup secara lahiriah. Perlu penguatan batiniah. Untuk itu, program yang akan digulirkan adalah penguatan lembaga pendidikan madrasah, guru ngaji, pondok pesantren, termasuk tempat-tempat ibadah.

Jember, menurutnya, sejak dulu dikenal dengan pertaniannya atau sebagai kota tembakau. Untuk itu, peran pemerintah penting guna menjembatani hasil pertanian dengan pabrik-pabrik. “Perlu dorongan dari pemerintah dengan menggandeng pihak ketiga, melakukan riset, dan membuat tembakau punya fungsi lain,” ulasnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bakal pasangan Cabup-Cawabup H Hendy Siswanto dan KH Moch Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun) menunjukkan performanya dalam dialog publik ‘Ku Bawa ke Mana Jember’ yang diadakan Jawa Pos Radar Jember, Sabtu (19/9). Keduanya begitu santai menyampaikan visi-misinya. Di antaranya adalah pengentasan kemiskinan, pembangunan, serta menjadikan Jember sebagai kabupaten yang religius.

Hendy menjelaskan, Kabupaten Jember saat ini membutuhkan tiga hal. Sinergisitas, kolaborasi, dan akselerasi. Sinergi dengan masyarakat dan seluruh stakeholder. Sementara, kolaborasi lebih ke implementasi kebijakan untuk menyelesaikan segala persoalan. Termasuk bersinergi dan berkolaborasi dengan anggota dewan. “Dua hal ini tidak cukup, harus ada akselerasi. Sehingga ada percepatan pembangunan yang bisa dirasakan masyarakat,” papar ASN yang lama bertugas di Kementerian Perhubungan tersebut.

Bapak empat anak ini mengungkapkan, visi-misinya juga mengarah pada pembangunan yang langsung menyentuh ke seluruh desa. Salah satunya, menuntaskan dan memanfaatkan akses jalan lingkar untuk menghidupkan perekonomian seluruh desa. Sebab, Jember selama ini hanya menggunakan jalan yang sudah ada sejak lama.

Apabila akses terbangun dengan baik, maka hasil komoditas di Jember akan semakin tinggi. Perputaran ekonomi di masing-masing desa akan hidup. Dampaknya, petani bisa semakin produktif, karena hasil panen akan mudah terjual. “Kami pun akan membuat pasar induk yang bisa menampung dan menyediakan semua hasil komoditas pertanian,” ujarnya.

Bidang pertanian, menurutnya, menjadi salah satu ekosistem pertumbuhan ekonomi karena di sana ada peternak. Dan pertanian menjadi bagian dari urat nadi perekonomian di Jember. Selain itu, perlu pengembangan yang lain, mengingat angka kemiskinan di Jember menurutnya masih cukup tinggi. “Pertanian ini adalah kunci agar Jember bisa eksis ke depan. Pertanian dan peternakan akan menunjang kegiatan lainnya,” tuturnya.

Kalau pertanian maju, kata dia, maka akan mendongkrak perekonomian warga. Kemudian, pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, harus ada sistem yang mampu mengavernya secara cepat. Salah satunya dengan menyiapkan program authoring group. Selain itu, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan kepada GTT, PTT, dan guru-guru ngaji, juga penting dilakukan. Sehingga mereka memiliki pendapatan minimal kabupaten. Perhatian terhadap dunia pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas.

Pada bidang perempuan dan anak, Hendy mengungkap, perlu pemberdayaan dan pendidikan yang diberikan secara maksimal. Selain itu, peran posyandu serta PKK juga harus mendapat dukungan. Asupan gizi serta kebutuhan warga miskin patut dipenuhi dengan memberikan sesuai porsinya. Sebab, satu desa dengan desa lain memiliki kebutuhan yang berbeda pula.

Apabila pembangunan, pemberdayaan, dan pengentasan kemiskinan dalam implementasinya terjadi sinergi yang baik, saling berkolaborasi, maka akselerasi guna mempercepat peningkatan kesejahteraan dari segala lini, bukan hal mustahil. “Salah satu fokus kami adalah program smart village (desa pintar, Red). Desa menjadi ujung tombak pembangunan dan pemberdayaan. Mereka harus bisa mandiri,” jelasnya.

Wisata dan olahraganya, Hendy berkata, juga bakal dikembangkan. Setiap desa harus memiliki keunggulan masing-masing. Dengan pengembangan desa dan kompetisi pada setiap desa, maka dia optimistis pertumbuhan ekonomi pasti terjadi. Investasi bukan hal yang sulit bagi dirinya.

Khusus di masa pandemi seperti sekarang, pemerintah harus hadir memberikan dukungan kepada warganya. Pemerintah tidak perlu menciptakan ketergantungan. Hendy mencontohkan, UMKM di Jember harus tetap hidup karena menjadi penopang perekonomian warga. Pemerintah yang justru harus hadir menggerakkan UMKM tersebut. “Jangan sampai karena pandemi, ada ketergantungan dan aktivitasnya terbatas, dan tidak punya kreativitas. Daya ungkit kita harus bisa menggerakkan masyarakat,” jelasnya.

 

Jadikan Jember Kota Religius

Sementara itu, Gus Firjaun menuturkan, secara garis besar Jember harus menjadi kabupaten religius, makmur, dan sejahtera. Caranya dengan memberikan fasilitas tempat ibadah pada fasilitas publik. “Bila rekreasi dapat kesenangan lahiriah, tapi bagaimana mereka tidak sulit mencari tempat ibadah. Sehingga kepuasan rohaniah terpenuhi,” tuturnya.

Manakala Hendy dan Gus Firjaun diberi amanah, maka keduanya memfungsikan sebagai pelayan masyarakat yang patuh terhadap peraturan. Memahami tupoksi dan menghindari overlapping. “Pelayanan masyarakat, akan menjadi nomor satu dan prioritas,” jelas Gus Firjaun, yang kemudian menyebut, apabila pelayanan bisa dipermudah mengapa harus dipersulit.

Dia menambahkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup secara lahiriah. Perlu penguatan batiniah. Untuk itu, program yang akan digulirkan adalah penguatan lembaga pendidikan madrasah, guru ngaji, pondok pesantren, termasuk tempat-tempat ibadah.

Jember, menurutnya, sejak dulu dikenal dengan pertaniannya atau sebagai kota tembakau. Untuk itu, peran pemerintah penting guna menjembatani hasil pertanian dengan pabrik-pabrik. “Perlu dorongan dari pemerintah dengan menggandeng pihak ketiga, melakukan riset, dan membuat tembakau punya fungsi lain,” ulasnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bakal pasangan Cabup-Cawabup H Hendy Siswanto dan KH Moch Balya Firjaun Barlaman (Hendy-Gus Firjaun) menunjukkan performanya dalam dialog publik ‘Ku Bawa ke Mana Jember’ yang diadakan Jawa Pos Radar Jember, Sabtu (19/9). Keduanya begitu santai menyampaikan visi-misinya. Di antaranya adalah pengentasan kemiskinan, pembangunan, serta menjadikan Jember sebagai kabupaten yang religius.

Hendy menjelaskan, Kabupaten Jember saat ini membutuhkan tiga hal. Sinergisitas, kolaborasi, dan akselerasi. Sinergi dengan masyarakat dan seluruh stakeholder. Sementara, kolaborasi lebih ke implementasi kebijakan untuk menyelesaikan segala persoalan. Termasuk bersinergi dan berkolaborasi dengan anggota dewan. “Dua hal ini tidak cukup, harus ada akselerasi. Sehingga ada percepatan pembangunan yang bisa dirasakan masyarakat,” papar ASN yang lama bertugas di Kementerian Perhubungan tersebut.

Bapak empat anak ini mengungkapkan, visi-misinya juga mengarah pada pembangunan yang langsung menyentuh ke seluruh desa. Salah satunya, menuntaskan dan memanfaatkan akses jalan lingkar untuk menghidupkan perekonomian seluruh desa. Sebab, Jember selama ini hanya menggunakan jalan yang sudah ada sejak lama.

Apabila akses terbangun dengan baik, maka hasil komoditas di Jember akan semakin tinggi. Perputaran ekonomi di masing-masing desa akan hidup. Dampaknya, petani bisa semakin produktif, karena hasil panen akan mudah terjual. “Kami pun akan membuat pasar induk yang bisa menampung dan menyediakan semua hasil komoditas pertanian,” ujarnya.

Bidang pertanian, menurutnya, menjadi salah satu ekosistem pertumbuhan ekonomi karena di sana ada peternak. Dan pertanian menjadi bagian dari urat nadi perekonomian di Jember. Selain itu, perlu pengembangan yang lain, mengingat angka kemiskinan di Jember menurutnya masih cukup tinggi. “Pertanian ini adalah kunci agar Jember bisa eksis ke depan. Pertanian dan peternakan akan menunjang kegiatan lainnya,” tuturnya.

Kalau pertanian maju, kata dia, maka akan mendongkrak perekonomian warga. Kemudian, pengangguran dan kemiskinan yang tinggi, harus ada sistem yang mampu mengavernya secara cepat. Salah satunya dengan menyiapkan program authoring group. Selain itu, pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan kepada GTT, PTT, dan guru-guru ngaji, juga penting dilakukan. Sehingga mereka memiliki pendapatan minimal kabupaten. Perhatian terhadap dunia pendidikan dan kesehatan tetap menjadi prioritas.

Pada bidang perempuan dan anak, Hendy mengungkap, perlu pemberdayaan dan pendidikan yang diberikan secara maksimal. Selain itu, peran posyandu serta PKK juga harus mendapat dukungan. Asupan gizi serta kebutuhan warga miskin patut dipenuhi dengan memberikan sesuai porsinya. Sebab, satu desa dengan desa lain memiliki kebutuhan yang berbeda pula.

Apabila pembangunan, pemberdayaan, dan pengentasan kemiskinan dalam implementasinya terjadi sinergi yang baik, saling berkolaborasi, maka akselerasi guna mempercepat peningkatan kesejahteraan dari segala lini, bukan hal mustahil. “Salah satu fokus kami adalah program smart village (desa pintar, Red). Desa menjadi ujung tombak pembangunan dan pemberdayaan. Mereka harus bisa mandiri,” jelasnya.

Wisata dan olahraganya, Hendy berkata, juga bakal dikembangkan. Setiap desa harus memiliki keunggulan masing-masing. Dengan pengembangan desa dan kompetisi pada setiap desa, maka dia optimistis pertumbuhan ekonomi pasti terjadi. Investasi bukan hal yang sulit bagi dirinya.

Khusus di masa pandemi seperti sekarang, pemerintah harus hadir memberikan dukungan kepada warganya. Pemerintah tidak perlu menciptakan ketergantungan. Hendy mencontohkan, UMKM di Jember harus tetap hidup karena menjadi penopang perekonomian warga. Pemerintah yang justru harus hadir menggerakkan UMKM tersebut. “Jangan sampai karena pandemi, ada ketergantungan dan aktivitasnya terbatas, dan tidak punya kreativitas. Daya ungkit kita harus bisa menggerakkan masyarakat,” jelasnya.

 

Jadikan Jember Kota Religius

Sementara itu, Gus Firjaun menuturkan, secara garis besar Jember harus menjadi kabupaten religius, makmur, dan sejahtera. Caranya dengan memberikan fasilitas tempat ibadah pada fasilitas publik. “Bila rekreasi dapat kesenangan lahiriah, tapi bagaimana mereka tidak sulit mencari tempat ibadah. Sehingga kepuasan rohaniah terpenuhi,” tuturnya.

Manakala Hendy dan Gus Firjaun diberi amanah, maka keduanya memfungsikan sebagai pelayan masyarakat yang patuh terhadap peraturan. Memahami tupoksi dan menghindari overlapping. “Pelayanan masyarakat, akan menjadi nomor satu dan prioritas,” jelas Gus Firjaun, yang kemudian menyebut, apabila pelayanan bisa dipermudah mengapa harus dipersulit.

Dia menambahkan, peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup secara lahiriah. Perlu penguatan batiniah. Untuk itu, program yang akan digulirkan adalah penguatan lembaga pendidikan madrasah, guru ngaji, pondok pesantren, termasuk tempat-tempat ibadah.

Jember, menurutnya, sejak dulu dikenal dengan pertaniannya atau sebagai kota tembakau. Untuk itu, peran pemerintah penting guna menjembatani hasil pertanian dengan pabrik-pabrik. “Perlu dorongan dari pemerintah dengan menggandeng pihak ketiga, melakukan riset, dan membuat tembakau punya fungsi lain,” ulasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca