SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID – Di tengah aktivitas kerja sehari-hari, sesekali perlu menyempatkan diri berolahraga. Tapi, bagi pekerja yang sibuk, olahraga ini sepertinya bisa menjadi pilihan. Sebab, bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Tanpa teknik khusus, apalagi peralatan tertentu yang merogoh kocek lebih. Cukup sediakan kemauan dan sepatu, lalu tancap gas. Ya, inilah olahraga lari. Olahraga yang simpel dan menyehatkan.
Bermodalkan sepasang sepatu, olahraga ini sangat mudah dilakukan, juga tidak ribet dalam persiapan. Manfaatnya hampir sama seperti olahraga kebanyakan. Membentuk fisik yang bagus, sehat, bahkan bisa bikin awet muda. Apalagi kalau dilakukan secara rutin. Bahkan, saat akhir pekan olahraga ini juga bisa dinikmati bersama keluarga atau kolega. Bagaimana, mau coba?
Kini, olahraga berlari mulai banyak digandrungi. Meski beberapa dari mereka ada yang karena tuntutan sebagai atlet. Namun, banyak pula orang yang konsisten melakukan olahraga ini karena hobi, hingga membentuk sebuah komunitas berlari. Salah satunya adalah Dentistry Runners ini.
Komunitas yang terbentuk sejak September 2017 tersebut memiliki misi mengampanyekan olahraga ini. Sesekali kalau ada event lari, mereka juga ikut. “Yang paling utama itu sebenarnya sebagai upaya membangun kesadaran untuk hidup sehat,” kata Rudy Joelijanto, Ketua Dentistry Runners.
Menurutnya, motivasi untuk hidup sehat itu perlu dimiliki setiap orang. Terlebih bagi orang-orang atau masyarakat umum yang memiliki kesibukan padat setiap harinya. Sebab, kesibukan tiap hari yang monoton itu jika tak diimbangi dengan berolahraga, dikhawatirkan malah menimbun penyakit dalam tubuh.
Karena itulah, berolahraga dirasa perlu. Cara yang mudah dan simpel jelas bakal dipilih oleh kebanyakan orang. Termasuk oleh komunitas lari asal Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember ini. “Kenapa pilih lari? Karena mudah. Bisa kapan saja, di mana saja,” kata pria yang juga dosen di FKG Unej itu.
Meski terbilang olahraga murah, tapi manfaatnya cukup besar. Berolahraga lari secara medis manfaatnya banyak. Seperti membakar lemak, kalori, melancarkan peredaran darah, hingga membuat metabolisme tubuh seimbang. Keseimbangan kondisi tubuh itu juga berpengaruh terhadap tingkat imunitas tubuh. Terlebih di zaman Covid-19 saat ini yang menuntut agar memiliki daya tahan tubuh yang bagus untuk menangkalnya.
Kata mereka para pencinta olahraga lari ini, kuncinya hanya tekad dan kemauan. Sementara, untuk intensitas olahraga lari yang tepat dilakukan adalah sepekan dua kali. Intensitas itu juga diukur berdasarkan tingkat rutinitas sehari-hari. “Tapi, kalau untuk pemula, bisa satu kali, dengan jarak pendek. Lalu, untuk kedua sampai ketiganya, bisa ditambah intensitas dan jarak tempuhnya,” tambah Rudy.
Biasanya, lanjut dia, untuk pemula saat awal kali melakukannya akan merasakan pegal-pegal pada kaki, hingga napas ngos-ngosan. Tapi tenang saja, efek samping itu hanya sesaat. Sebab, efek awal-awal itu bagian dari proses metabolisme pada tubuh yang tengah bekerja. Dalam hitungan jam, dengan istirahat yang cukup, sudah bisa pulih lagi. “Itu wajar. Kalau sudah rutin, dengan sendirinya tubuh akan beradaptasi dengan kebiasaan olahraga lari itu,” pungkasnya.
Reporter : Maulana
Fotografer : Dentistry Runners For Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih