RADAR, RADARJEMBER.ID – Ketika kecil, Hasbi Elisha memang suka menangis jika gagal mendapat medali dalam kejuaraan. Bahkan, sang pelatih pun selalu mendapat bahan candaan oleh rekan-rekannya di kejuaraan. Namun, seiring berjalannya waktu, Hasbi memberikan pembuktian kuat. Tahun lalu saja, dirinya mendapat tiga medali dalam satu kejuaraan.
MUCHAMMAD AINUL BUDI, Sukorejo, Radar Jember
SIANG itu ada empat atlet panahan cilik yang tengah berkonsentrasi tinggi di area perumahan mangkrak wilayah Grand Duta, Kelurahan Sukorejo. Mereka mengarahkan anak panah ke target yang sudah dibidik. Mata mereka benar-benar fokus. Tangan kiri mereka kuat menyangga beban alat panah yang cukup berat, sedangkan tangan kanannya bersiap melepas busur panah.
Kusuma, pelatih klub panahan Tunas Muda Arcery (TMA), pun sesekali memberi arahan. Dirinya menegaskan kepada anak didiknya agar tak lengah. “Harus lebih fokus, perhatikan arah angin, harus bisa sesuaikan,” tutur Kusuma saat berdiri di belakang keempat atlet tersebut.
Dari seluruh atlet cilik itu, salah satunya ada Hasbi Elisha. Atlet laki-laki yang berkepala plontos itu sedang memakai topi. Canda kawan-kawannya siang itu karena Hasbi sudah potong rambut dan menutupinya dengan topi.
Rupanya, pelajar SMPN 2 Jember ini dikenal sebagai salah satu atlet yang cengeng alias suka menangis. Dulunya, ketika Hasbi kecil kerap bertanding dalam kejuaraan bergengsi di luar kota, dia punya beberapa pengalaman unik. Kusuma pun menceritakan pengalaman saat mendampingi Hasbi dalam turnamen panahan di luar Jember. “Saya dulu mesti diguyoni teman-teman pelatih. Mana, Pak Kusuma, atletnya yang suka nangisan itu, begitu,” kenangnya, sembari tertawa kecil.