JEMBER, RADARJEMBER.ID – Isak tangis haru dan tangan gemetar Sulastri seolah mengakhiri perjuangannya selama belasan tahun menjadi tenaga guru sukwan. Guru SD Badean 1 Bangsalsari ini tak kuasa menyembunyikan linangan air matanya kala menerima surat keputusan (SK) pengangkatan dirinya dari sukwan menjadi guru tidak tetap (GTT), beberapa pekan lalu (10/4).
Baca Juga : Lima Tahun Tekuni Profesi Langka Jasa Pencucian Keris
Sangking senangnya, Sulastri bahkan tidak memedulikan isi SK tempat di mana dirinya ditugaskan dan berapa honor yang bakal diterima. “Alhamdulillah, alhamdulillah,” sahut Sulastri sambil menggenggam erat SK dari bupati itu.
Bagi ibu tiga anak ini, mendapatkan SK adalah perjuangan yang selama ini dinanti bersama dengan teman-teman guru seperjuangannya. Kepuasan itu diraihnya setelah dia 10 kali mengirimkan berkas ke Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jember. Namun, selalu ditolak dengan berbagai alasan.
Soal ditempatkan di mana dan mendapat gaji berapa, dia sepertinya tidak memedulikan. Yang terpenting baginya adalah SK pengangkatannya sebagai guru tidak tetap (GTT) tersebut. “Alhamdulillah, akhirnya mendapatkan SK. Sudah lama saya menantikan ini. Sejak zaman bupati sebelumnya memberikan SP-SP (surat penugasan, red) terus. Usaha kami untuk bisa mendapatkan SK selalu ditolak. Bahkan pernah diusir untuk pulang dari kantor BKPSDM. Kini, akhirnya mendapatkan SK,” ujar Sulastri sambil menyeka matanya.
Sulastri mengaku, dia sudah menjadi guru sukwan selama 19 tahun 6 bulan. Selama itu pula banyak pengalaman pahit yang dirasakannya. Terutama saat berjuang untuk mendapatkan SK tersebut, yang hampir tertolak beberapa kali. Ketika ditanya tentang apa isi SK, Sulastri mengatakan bahwa dirinya belum melihat. “Saya belum tahu isi SK ini. Saya ditugaskan ke mana saya juga tidak tahu. Bagi saya, mendapatkan SK ini sudah kebahagiaan yang luar biasa,” ujar Sulastri yang kini dengan SK barunya ditugaskan di SD Bangsalsari 02.
Tak hanya sekadar mendapatkan legalitas administrasi berupa SK GTT yang diterima, Sulastri dan teman-temannya juga menerima honor meningkat empat kali lipat dibanding sebelum dirinya mendapatkan SK GTT. “Dulu saat jadi sukwan, saya dihonor Rp 400 ribu per bulannya. Dengan SK ini, alhamdulillah ada kenaikan menjadi Rp 1,8 juta,” ujar Sulastri.
Selain Sulastri, juga ada sekitar 211 orang dari total 4.715 GTT/PTT Bangsalsari yang mendapatkan SK. Walaupun Jember hari ini masih terbilang kekurangan tenaga pendidik hingga ribuan, namun masih banyak guru yang senasib dengan Sulastri, yang juga tengah menantikan pengangkatan menjadi GTT. (c2/dwi)