23.2 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Ironi Cermin Cembung Minim Perawatan

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kehadiran cermin cembung yang biasanya dipasang di tikungan tajam atau di jalur berkelok-kelok seharusnya menjadi penanda para pengendara yang melalui jalan tersebut untuk lebih berhati-hati. Melalui cermin tersebut, pengendara bisa waspada dan mengetahui apakah ada kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Selain itu, juga memberi tahu pengendara lain bahwa ada kendaraan yang akan lewat atau menyalip.

Ironisnya, fungsi ini tak didukung dengan kondisi. Banyak cermin cembung yang kondisinya memprihatinkan. Buram, tak bisa menampilkan bayangan dengan jelas. Bahkan, ada juga cermin cembung yang sudah rusak.

Cermin di tikungan Jalan KH Wachid Hasyim ini misalnya. Kondisinya lebih mirip nampan dibalik. Pekatnya kotoran dan lumut yang membalut membuat cermin itu tak bisa memantulkan objek yang datang dari dua arah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Padahal, di sekitar jalan tersebut cukup ramai dilalui pengguna jalan. Terlebih lagi, ada sebuah tikungan agak tajam, ditutupi sebuah bangunan di pinggir jalan. “Kalau cerminnya buram seperti itu, tidak bisa digunakan. Kan tidak berfungsi,” kata Syaiful, seusai memarkir mobilnya di sekitar tikungan tersebut.

Minimnya perawatan ke cermin tikungan itu jelas disayangkan. Sebab, selain berfungsi untuk ketertiban pengguna jalan berlalu lintas, juga menjadi unsur penting bagi keselamatan pengguna jalan.

Kondisi yang sama juga sering ditemui di Jalur Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Keberadaan cermin cembung ini juga banyak yang tampak buram, bahkan pecah dan rusak. Tidak hanya itu, sejumlah rambu lalu lintas lainnya pun tak memadai.

Hal ini menggerakkan Hariyanto, warga Dusun Ranggih, Desa Garahan, Kecamatan Silo, yang biasa awe-awe di Jalur Gumitir, untuk membersihkan cermin tersebut. Menggunakan kain, dia tak ragu naik dan membersihkan cermin raksasa yang ada di salah satu tikungan. “Spion raksasa ini sudah buram, sehingga ketika ada pengendara yang dari dua arah sudah tidak kelihatan,” katanya.

Waktu baru-barunya dipasang, kata dia, refleksi kendaraan terlihat sangat jelas. Ini tentu memudahkan pengendara untuk lebih waspada di jalur yang kerap terjadi kecelakaan ini. “Sebenarnya cukup dibersihkan saja untuk yang buram. Tapi rambu di Jalur Gumitir ini sudah banyak yang hilang,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Jumai, Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kehadiran cermin cembung yang biasanya dipasang di tikungan tajam atau di jalur berkelok-kelok seharusnya menjadi penanda para pengendara yang melalui jalan tersebut untuk lebih berhati-hati. Melalui cermin tersebut, pengendara bisa waspada dan mengetahui apakah ada kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Selain itu, juga memberi tahu pengendara lain bahwa ada kendaraan yang akan lewat atau menyalip.

Ironisnya, fungsi ini tak didukung dengan kondisi. Banyak cermin cembung yang kondisinya memprihatinkan. Buram, tak bisa menampilkan bayangan dengan jelas. Bahkan, ada juga cermin cembung yang sudah rusak.

Cermin di tikungan Jalan KH Wachid Hasyim ini misalnya. Kondisinya lebih mirip nampan dibalik. Pekatnya kotoran dan lumut yang membalut membuat cermin itu tak bisa memantulkan objek yang datang dari dua arah.

Padahal, di sekitar jalan tersebut cukup ramai dilalui pengguna jalan. Terlebih lagi, ada sebuah tikungan agak tajam, ditutupi sebuah bangunan di pinggir jalan. “Kalau cerminnya buram seperti itu, tidak bisa digunakan. Kan tidak berfungsi,” kata Syaiful, seusai memarkir mobilnya di sekitar tikungan tersebut.

Minimnya perawatan ke cermin tikungan itu jelas disayangkan. Sebab, selain berfungsi untuk ketertiban pengguna jalan berlalu lintas, juga menjadi unsur penting bagi keselamatan pengguna jalan.

Kondisi yang sama juga sering ditemui di Jalur Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Keberadaan cermin cembung ini juga banyak yang tampak buram, bahkan pecah dan rusak. Tidak hanya itu, sejumlah rambu lalu lintas lainnya pun tak memadai.

Hal ini menggerakkan Hariyanto, warga Dusun Ranggih, Desa Garahan, Kecamatan Silo, yang biasa awe-awe di Jalur Gumitir, untuk membersihkan cermin tersebut. Menggunakan kain, dia tak ragu naik dan membersihkan cermin raksasa yang ada di salah satu tikungan. “Spion raksasa ini sudah buram, sehingga ketika ada pengendara yang dari dua arah sudah tidak kelihatan,” katanya.

Waktu baru-barunya dipasang, kata dia, refleksi kendaraan terlihat sangat jelas. Ini tentu memudahkan pengendara untuk lebih waspada di jalur yang kerap terjadi kecelakaan ini. “Sebenarnya cukup dibersihkan saja untuk yang buram. Tapi rambu di Jalur Gumitir ini sudah banyak yang hilang,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Jumai, Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kehadiran cermin cembung yang biasanya dipasang di tikungan tajam atau di jalur berkelok-kelok seharusnya menjadi penanda para pengendara yang melalui jalan tersebut untuk lebih berhati-hati. Melalui cermin tersebut, pengendara bisa waspada dan mengetahui apakah ada kendaraan yang datang dari arah berlawanan. Selain itu, juga memberi tahu pengendara lain bahwa ada kendaraan yang akan lewat atau menyalip.

Ironisnya, fungsi ini tak didukung dengan kondisi. Banyak cermin cembung yang kondisinya memprihatinkan. Buram, tak bisa menampilkan bayangan dengan jelas. Bahkan, ada juga cermin cembung yang sudah rusak.

Cermin di tikungan Jalan KH Wachid Hasyim ini misalnya. Kondisinya lebih mirip nampan dibalik. Pekatnya kotoran dan lumut yang membalut membuat cermin itu tak bisa memantulkan objek yang datang dari dua arah.

Padahal, di sekitar jalan tersebut cukup ramai dilalui pengguna jalan. Terlebih lagi, ada sebuah tikungan agak tajam, ditutupi sebuah bangunan di pinggir jalan. “Kalau cerminnya buram seperti itu, tidak bisa digunakan. Kan tidak berfungsi,” kata Syaiful, seusai memarkir mobilnya di sekitar tikungan tersebut.

Minimnya perawatan ke cermin tikungan itu jelas disayangkan. Sebab, selain berfungsi untuk ketertiban pengguna jalan berlalu lintas, juga menjadi unsur penting bagi keselamatan pengguna jalan.

Kondisi yang sama juga sering ditemui di Jalur Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Keberadaan cermin cembung ini juga banyak yang tampak buram, bahkan pecah dan rusak. Tidak hanya itu, sejumlah rambu lalu lintas lainnya pun tak memadai.

Hal ini menggerakkan Hariyanto, warga Dusun Ranggih, Desa Garahan, Kecamatan Silo, yang biasa awe-awe di Jalur Gumitir, untuk membersihkan cermin tersebut. Menggunakan kain, dia tak ragu naik dan membersihkan cermin raksasa yang ada di salah satu tikungan. “Spion raksasa ini sudah buram, sehingga ketika ada pengendara yang dari dua arah sudah tidak kelihatan,” katanya.

Waktu baru-barunya dipasang, kata dia, refleksi kendaraan terlihat sangat jelas. Ini tentu memudahkan pengendara untuk lebih waspada di jalur yang kerap terjadi kecelakaan ini. “Sebenarnya cukup dibersihkan saja untuk yang buram. Tapi rambu di Jalur Gumitir ini sudah banyak yang hilang,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Jumai, Maulana
Fotografer : Jumai
Redaktur : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca