23.1 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Diakui Kurang Stabil, Stok Banyak Takut Rugi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Pergerakan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok belum membuat warga dan pedagang tenang. Ada rasa tidak nyaman karena perubahan harga terjadi jauh hari sebelum masuk bulan Maret atau sebulan menjelang Ramadan.

Nursamsi, pedagang Pasar Tanjung, menyebut, pada awal tahun ada kenaikan harga yang kurang wajar karena terjadi 30 hari sebelum bulan Ramadan. “Kenaikan harga itu biasanya H-7 menjelang Ramadan, dan akan semakin intens kenaikannya ketika mendekati Idul Fitri. Sedangkan yang terjadi saat ini, terjadi kenaikan harga jauh sebelum Ramadan,” kata Nursamsi saat ditemui di Pasar Tanjung.

Di tengah antusiasme masyarakat menyongsong Ramadan 2022, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih saja menjadi persoalan, meski dalam tiga pekan terakhir pergerakannya tidak signifikan. Jika pada minggu kedua bawang merah dijual pedagang seharga Rp 30 ribu per kilogram, harga tersebut masih terbilang normal. Namun, berbeda dengan harga bawang putih yang mengalami kenaikan. Dari yang sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kenaikan bawang tersebut ternyata sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi padang kacang tanah. Jika sebelumnya dihargai Rp 32 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 50 ribu.

Abdullah, pedagang lain, menyebutkan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu cabai rawit merah. Sampai ke angka Rp 60 ribu dari sebelumnya di harga Rp 47 ribu. Begitu juga dengan cabai hijau yang mengalami kenaikan sekitar tujuh ribu per kilogramnya. Kenaikan tersebut sudah terjadi sejak seminggu terakhir dan kini menyentuh harga Rp 50 ribu. Sementara itu, tomat masih mengalami kestabilan harga. Masih di angka Rp 10 ribu. Begitu juga dengan jagung yang masih di harga Rp 4.500 per ikatnya.

Lonjakan harga jauh sebelum bulan Ramadan tersebut membuat pusing para pedagang. Mereka dituntut untuk jeli memasok kebutuhan pokok.  Jika tidak, akan mengalami kerugian nantinya apabila terjadi merosotnya harga pangan.

“Konsekuensi yang terjadi pada pedagang pasar saat ini adalah penurunan pendapatan pedagang karena harus mengurangi volume jualan mereka di tengah gejolak harga pangan awal tahun ini,” tutur Abdul.

Dengan demikian, dia meminta pemerintah untuk saling berkoordinasi menjaga ketersediaan bahan pokok dari hulu ke hilir. Sebab, tentu permintaan akan tinggi menjelang Ramadan hingga Lebaran.

“Maka antisipasi yang kami harapkan dari pemerintah yaitu mereka harus mampu menyediakan stok pangan. Jika stoknya aman, kami kira harga dapat kembali dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pendistribusian kebutuhan pangan ini juga perlu diawasi dan dikontrol,” pungkas Abdul. (mg2/c2/nur)

Reporter : Fani Hermawan (mg2)
Fotografer : Fani Hermawan
Editor : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Pergerakan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok belum membuat warga dan pedagang tenang. Ada rasa tidak nyaman karena perubahan harga terjadi jauh hari sebelum masuk bulan Maret atau sebulan menjelang Ramadan.

Nursamsi, pedagang Pasar Tanjung, menyebut, pada awal tahun ada kenaikan harga yang kurang wajar karena terjadi 30 hari sebelum bulan Ramadan. “Kenaikan harga itu biasanya H-7 menjelang Ramadan, dan akan semakin intens kenaikannya ketika mendekati Idul Fitri. Sedangkan yang terjadi saat ini, terjadi kenaikan harga jauh sebelum Ramadan,” kata Nursamsi saat ditemui di Pasar Tanjung.

Di tengah antusiasme masyarakat menyongsong Ramadan 2022, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih saja menjadi persoalan, meski dalam tiga pekan terakhir pergerakannya tidak signifikan. Jika pada minggu kedua bawang merah dijual pedagang seharga Rp 30 ribu per kilogram, harga tersebut masih terbilang normal. Namun, berbeda dengan harga bawang putih yang mengalami kenaikan. Dari yang sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Kenaikan bawang tersebut ternyata sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi padang kacang tanah. Jika sebelumnya dihargai Rp 32 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 50 ribu.

Abdullah, pedagang lain, menyebutkan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu cabai rawit merah. Sampai ke angka Rp 60 ribu dari sebelumnya di harga Rp 47 ribu. Begitu juga dengan cabai hijau yang mengalami kenaikan sekitar tujuh ribu per kilogramnya. Kenaikan tersebut sudah terjadi sejak seminggu terakhir dan kini menyentuh harga Rp 50 ribu. Sementara itu, tomat masih mengalami kestabilan harga. Masih di angka Rp 10 ribu. Begitu juga dengan jagung yang masih di harga Rp 4.500 per ikatnya.

Lonjakan harga jauh sebelum bulan Ramadan tersebut membuat pusing para pedagang. Mereka dituntut untuk jeli memasok kebutuhan pokok.  Jika tidak, akan mengalami kerugian nantinya apabila terjadi merosotnya harga pangan.

“Konsekuensi yang terjadi pada pedagang pasar saat ini adalah penurunan pendapatan pedagang karena harus mengurangi volume jualan mereka di tengah gejolak harga pangan awal tahun ini,” tutur Abdul.

Dengan demikian, dia meminta pemerintah untuk saling berkoordinasi menjaga ketersediaan bahan pokok dari hulu ke hilir. Sebab, tentu permintaan akan tinggi menjelang Ramadan hingga Lebaran.

“Maka antisipasi yang kami harapkan dari pemerintah yaitu mereka harus mampu menyediakan stok pangan. Jika stoknya aman, kami kira harga dapat kembali dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pendistribusian kebutuhan pangan ini juga perlu diawasi dan dikontrol,” pungkas Abdul. (mg2/c2/nur)

Reporter : Fani Hermawan (mg2)
Fotografer : Fani Hermawan
Editor : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Pergerakan harga beberapa komoditas kebutuhan pokok belum membuat warga dan pedagang tenang. Ada rasa tidak nyaman karena perubahan harga terjadi jauh hari sebelum masuk bulan Maret atau sebulan menjelang Ramadan.

Nursamsi, pedagang Pasar Tanjung, menyebut, pada awal tahun ada kenaikan harga yang kurang wajar karena terjadi 30 hari sebelum bulan Ramadan. “Kenaikan harga itu biasanya H-7 menjelang Ramadan, dan akan semakin intens kenaikannya ketika mendekati Idul Fitri. Sedangkan yang terjadi saat ini, terjadi kenaikan harga jauh sebelum Ramadan,” kata Nursamsi saat ditemui di Pasar Tanjung.

Di tengah antusiasme masyarakat menyongsong Ramadan 2022, beberapa komoditas kebutuhan pokok masih saja menjadi persoalan, meski dalam tiga pekan terakhir pergerakannya tidak signifikan. Jika pada minggu kedua bawang merah dijual pedagang seharga Rp 30 ribu per kilogram, harga tersebut masih terbilang normal. Namun, berbeda dengan harga bawang putih yang mengalami kenaikan. Dari yang sebelumnya Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.

Kenaikan bawang tersebut ternyata sudah terjadi sejak dua hari sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi padang kacang tanah. Jika sebelumnya dihargai Rp 32 ribu per kilogram, sekarang menjadi Rp 50 ribu.

Abdullah, pedagang lain, menyebutkan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yaitu cabai rawit merah. Sampai ke angka Rp 60 ribu dari sebelumnya di harga Rp 47 ribu. Begitu juga dengan cabai hijau yang mengalami kenaikan sekitar tujuh ribu per kilogramnya. Kenaikan tersebut sudah terjadi sejak seminggu terakhir dan kini menyentuh harga Rp 50 ribu. Sementara itu, tomat masih mengalami kestabilan harga. Masih di angka Rp 10 ribu. Begitu juga dengan jagung yang masih di harga Rp 4.500 per ikatnya.

Lonjakan harga jauh sebelum bulan Ramadan tersebut membuat pusing para pedagang. Mereka dituntut untuk jeli memasok kebutuhan pokok.  Jika tidak, akan mengalami kerugian nantinya apabila terjadi merosotnya harga pangan.

“Konsekuensi yang terjadi pada pedagang pasar saat ini adalah penurunan pendapatan pedagang karena harus mengurangi volume jualan mereka di tengah gejolak harga pangan awal tahun ini,” tutur Abdul.

Dengan demikian, dia meminta pemerintah untuk saling berkoordinasi menjaga ketersediaan bahan pokok dari hulu ke hilir. Sebab, tentu permintaan akan tinggi menjelang Ramadan hingga Lebaran.

“Maka antisipasi yang kami harapkan dari pemerintah yaitu mereka harus mampu menyediakan stok pangan. Jika stoknya aman, kami kira harga dapat kembali dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pendistribusian kebutuhan pangan ini juga perlu diawasi dan dikontrol,” pungkas Abdul. (mg2/c2/nur)

Reporter : Fani Hermawan (mg2)
Fotografer : Fani Hermawan
Editor : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca