Arum menjelaskan, satlantas terus memberikan edukasi keselamatan berkendara kepada orang tua yang membiarkan putra-putrinya tidak mengenakan helm. “Saya cinta warga Jember. Untuk itu, gunakan helm saat berkendara maupun yang dibonceng. Karena yang paling fatal ketika terjadi kecelakaan di jalan raya, salah satunya tidak menggunakan helm. Ketika terjadi benturan, kepala paling rawan,” katanya.
Selain itu, orang tua juga harus bertanggung jawab atas keselamatan putra-putrinya. Baik ketika pergi dan pulang sekolah, maupun saat beraktivitas lainnya. “Mereka (yang naik sepeda motor, Red) harus menggunakan helm, baik yang duduk di depan maupun di belakang. Karena masih banyak temuan di lapangan, banyak orang tua yang tidak memakaikan helm kepada anak-anaknya saat diantar ke sekolah,” pungkas mantan Kasatlantas Tuban itu.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, sejumlah orang dan anak yang mengendarai sepeda motor tanpa helm melintas di Jalan Mujair, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, kemarin. Paling banyak yang tidak pakai pengaman kepala yaitu anak-anak. Salah satu alasan klasik yaitu karena sekolah cukup dekat dengan rumah.
Selain itu, pengendara sepeda motor yang sudah duduk di bangku SMA/SMK juga banyak yang tidak mengenakan helm. Itu terlihat di Jalan Sultan Agung hingga Jalan PB Sudirman, kemarin. Di beberapa lokasi lainnya, anak-anak sekolah juga banyak yang naik kendaraan tanpa helm.
Sementara, pengendara roda dua juga sering terpantau menerobos rambu lalu lintas. Ada pula pengendara yang melawan arus lalin, seperti di Jalan Sultan Agung menuju Jalan Diponegoro, tembus Matahari Dept Store Jember. Selayaknya, warga yang akan menuju Jalan Untung Suropati atau Trunojoyo, melewati Jalan Gatot Subroroto dan bisa masuk gang burung. Tetapi, mereka memilih untuk melanggar dan melawan arus melintasi jalan dekat Matahari. Padahal, di lokasi itu sudah terpasang pembatas jalan, namun banyak yang nekat melanggar. (jum/c2/nur)