JEMBER, Radar Jember – Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Kabupaten Jember. Hal itu tentu membuat kaum hawa dan anak-anak harus mendapat perlindungan dan selalu waspada.
CEGAH KEKERASAN: Aktivis PMII menyikapi adanya masalah kekerasan pada perempuan anak yang masih terjadi di Jember.
Yusi Putri Lailatul Musyarofah, Ketua Kopri Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember angkat bicara. Menurutnya, hasil survei Lintas Indonesia menunjukkan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi. Berdasar data itu, terjadinya kekerasan bahkan per tiga jam dalam sehari.
Dia menambahkan, kekerasan itu merupakan kejahatan kemanusiaan yang sulit diminimalisir. “Kopri terus melakukan gerakan gerakan untuk mencegah hal itu,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Minggu (20/2).
Mobile_AP_Rectangle 2
Perempuan asal Situbondo juga membeberkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Pusat Studi Gender (PSG) Pusat Studi Gender Anak (PSGA) yang ada di beberapa kampus. Selain itu juga komunikasi dengan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember. “Mari kita kenali apa itu kekerasan, untuk mencegah dan bagaimana menanganinya,” pungkasnya. (mg1/nur)
- Advertisement -
JEMBER, Radar Jember – Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Kabupaten Jember. Hal itu tentu membuat kaum hawa dan anak-anak harus mendapat perlindungan dan selalu waspada.
CEGAH KEKERASAN: Aktivis PMII menyikapi adanya masalah kekerasan pada perempuan anak yang masih terjadi di Jember.
Yusi Putri Lailatul Musyarofah, Ketua Kopri Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember angkat bicara. Menurutnya, hasil survei Lintas Indonesia menunjukkan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi. Berdasar data itu, terjadinya kekerasan bahkan per tiga jam dalam sehari.
Dia menambahkan, kekerasan itu merupakan kejahatan kemanusiaan yang sulit diminimalisir. “Kopri terus melakukan gerakan gerakan untuk mencegah hal itu,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Minggu (20/2).
Perempuan asal Situbondo juga membeberkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Pusat Studi Gender (PSG) Pusat Studi Gender Anak (PSGA) yang ada di beberapa kampus. Selain itu juga komunikasi dengan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember. “Mari kita kenali apa itu kekerasan, untuk mencegah dan bagaimana menanganinya,” pungkasnya. (mg1/nur)
JEMBER, Radar Jember – Kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi di Kabupaten Jember. Hal itu tentu membuat kaum hawa dan anak-anak harus mendapat perlindungan dan selalu waspada.
CEGAH KEKERASAN: Aktivis PMII menyikapi adanya masalah kekerasan pada perempuan anak yang masih terjadi di Jember.
Yusi Putri Lailatul Musyarofah, Ketua Kopri Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Jember angkat bicara. Menurutnya, hasil survei Lintas Indonesia menunjukkan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sering terjadi. Berdasar data itu, terjadinya kekerasan bahkan per tiga jam dalam sehari.
Dia menambahkan, kekerasan itu merupakan kejahatan kemanusiaan yang sulit diminimalisir. “Kopri terus melakukan gerakan gerakan untuk mencegah hal itu,” jelasnya kepada Jawa Pos Radar Jember, Minggu (20/2).
Perempuan asal Situbondo juga membeberkan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember, Pusat Studi Gender (PSG) Pusat Studi Gender Anak (PSGA) yang ada di beberapa kampus. Selain itu juga komunikasi dengan Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jember. “Mari kita kenali apa itu kekerasan, untuk mencegah dan bagaimana menanganinya,” pungkasnya. (mg1/nur)