30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Kuliner Embongan Rasa Amrik

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER ID – Nama Mac Dono membawa hoki tersendiri bagi Mahmudin, terbukti usaha kuliner milik pria asal Jombang itu kini terus berkembang dan digemari orang.

Awal mula merintis kuliner embongan itu dilakukan di tahun 2003 lalu, saat itu pula alumni D-3 akuntasi Universitas Jember itu telah memakai nama Mac Dono.

Saat Jawa Pos Radar Jember menemui pria asal Kabupaten Jombang, ia mengatakan nama kuliner itu merupakan plesetan dari nama restoran waralaba terkemuka.

Mobile_AP_Rectangle 2

Selain itu, kebetulan Udin begitu ia biasa dipanggil, merupakan penghobi berat grub lawak DKI (Dono, Kasino dan Indro).Lantas nama itu dipakai sebagai nama warung.

“Nama Mac Dono itu kan mudah diingat, jadi tetap dipakai dan tidak bakalan diganti.Dulu pedagang kaki lima (PKL) sedikit, sekarang Jalan Jawa dipenuhi PKL.”ungkap Udin.

Suami dari Upik Hulinda itu menegaskan, setiap hari warung diatas lahan trotoar itu buka mulai pukul 0.7.00 hingga pukul 14.00.Namun demikian, untuk urusan rasa tetap diutamakan.

Apalagi kuliner itu memiliki rasa Amerika atau Amrik, dikarenakan Udin sang pemilik pernah menjadi tukang masak.Ketik hengkang dari tempat kerja, bumbu waralaba tetap ia pakai.

Diakui oleh Udin, pandemi Covid-19 berdampak terhadap usaha tersebut.Dulu sebelum dunia dijangkiti virus mematikan itu, sehari ia membutuhkan 50 Kg ayam potong.

Dua tahun belakangan ini kondisi lingkungan kampus sepi, mahasiswa pulang kampung dan kuliah dilakukan secara daring.Sehari kini ia menghabiskan ayam tidak lebih dari 30 Kg per hari.

Harga dari ayam krispi atau ayam goreng tepung itu tidaklah terlampau mahal.Satu porsi ayam krispi ia jual Rp.7.500, hal itu memantik orang untuk membeli.(win/mul)

 

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER ID – Nama Mac Dono membawa hoki tersendiri bagi Mahmudin, terbukti usaha kuliner milik pria asal Jombang itu kini terus berkembang dan digemari orang.

Awal mula merintis kuliner embongan itu dilakukan di tahun 2003 lalu, saat itu pula alumni D-3 akuntasi Universitas Jember itu telah memakai nama Mac Dono.

Saat Jawa Pos Radar Jember menemui pria asal Kabupaten Jombang, ia mengatakan nama kuliner itu merupakan plesetan dari nama restoran waralaba terkemuka.

Selain itu, kebetulan Udin begitu ia biasa dipanggil, merupakan penghobi berat grub lawak DKI (Dono, Kasino dan Indro).Lantas nama itu dipakai sebagai nama warung.

“Nama Mac Dono itu kan mudah diingat, jadi tetap dipakai dan tidak bakalan diganti.Dulu pedagang kaki lima (PKL) sedikit, sekarang Jalan Jawa dipenuhi PKL.”ungkap Udin.

Suami dari Upik Hulinda itu menegaskan, setiap hari warung diatas lahan trotoar itu buka mulai pukul 0.7.00 hingga pukul 14.00.Namun demikian, untuk urusan rasa tetap diutamakan.

Apalagi kuliner itu memiliki rasa Amerika atau Amrik, dikarenakan Udin sang pemilik pernah menjadi tukang masak.Ketik hengkang dari tempat kerja, bumbu waralaba tetap ia pakai.

Diakui oleh Udin, pandemi Covid-19 berdampak terhadap usaha tersebut.Dulu sebelum dunia dijangkiti virus mematikan itu, sehari ia membutuhkan 50 Kg ayam potong.

Dua tahun belakangan ini kondisi lingkungan kampus sepi, mahasiswa pulang kampung dan kuliah dilakukan secara daring.Sehari kini ia menghabiskan ayam tidak lebih dari 30 Kg per hari.

Harga dari ayam krispi atau ayam goreng tepung itu tidaklah terlampau mahal.Satu porsi ayam krispi ia jual Rp.7.500, hal itu memantik orang untuk membeli.(win/mul)

 

JEMBER, RADARJEMBER ID – Nama Mac Dono membawa hoki tersendiri bagi Mahmudin, terbukti usaha kuliner milik pria asal Jombang itu kini terus berkembang dan digemari orang.

Awal mula merintis kuliner embongan itu dilakukan di tahun 2003 lalu, saat itu pula alumni D-3 akuntasi Universitas Jember itu telah memakai nama Mac Dono.

Saat Jawa Pos Radar Jember menemui pria asal Kabupaten Jombang, ia mengatakan nama kuliner itu merupakan plesetan dari nama restoran waralaba terkemuka.

Selain itu, kebetulan Udin begitu ia biasa dipanggil, merupakan penghobi berat grub lawak DKI (Dono, Kasino dan Indro).Lantas nama itu dipakai sebagai nama warung.

“Nama Mac Dono itu kan mudah diingat, jadi tetap dipakai dan tidak bakalan diganti.Dulu pedagang kaki lima (PKL) sedikit, sekarang Jalan Jawa dipenuhi PKL.”ungkap Udin.

Suami dari Upik Hulinda itu menegaskan, setiap hari warung diatas lahan trotoar itu buka mulai pukul 0.7.00 hingga pukul 14.00.Namun demikian, untuk urusan rasa tetap diutamakan.

Apalagi kuliner itu memiliki rasa Amerika atau Amrik, dikarenakan Udin sang pemilik pernah menjadi tukang masak.Ketik hengkang dari tempat kerja, bumbu waralaba tetap ia pakai.

Diakui oleh Udin, pandemi Covid-19 berdampak terhadap usaha tersebut.Dulu sebelum dunia dijangkiti virus mematikan itu, sehari ia membutuhkan 50 Kg ayam potong.

Dua tahun belakangan ini kondisi lingkungan kampus sepi, mahasiswa pulang kampung dan kuliah dilakukan secara daring.Sehari kini ia menghabiskan ayam tidak lebih dari 30 Kg per hari.

Harga dari ayam krispi atau ayam goreng tepung itu tidaklah terlampau mahal.Satu porsi ayam krispi ia jual Rp.7.500, hal itu memantik orang untuk membeli.(win/mul)

 

BERITA TERKINI

Gemar Tadarus Jadi Golongan Terbaik

Ragu pada Program Sendiri

Menara Pagoda Dekorasi Tionghoa

Ngabuburit di Atas Getek

Wajib Dibaca