JEMBER, RADARJEMBER.ID – SMAN Kalisat berhasil mengukuhkan diri sebagai tim sepak bola terkuat antarpelajar se Jember. Dalam final Liga Pelajar Piala Asskab PSSI Jember kemarin, anak asuh Sofyan itu menang 2-0 (1-0) lawan SMAN Balung.
Laga final di lapangan Brigif 9 Kostrad/Raider, kemarin (18/12), sebetulnya ajang balas dendam bagi SMAN Balung. Karena, dua kali berjumpa dengan SMAN Kalisat di kompetisi berbeda, anak asuh pelatih Heri itu selalu keok.
Pada babak pertama, kedua tim bermain sama kuat. Di sini SMAN Balung justru tampil lebih berani dalam menekan ke tim yang langganan masuk semifinal kompetisi sepak bola antar pelajar tersebut. Namun, wakil Jember bagian barat ini justru malah kebobolan.
Gol pertama dicetak kapten sekaligus striker SMAN Kalisat, Jefri pada menit 29. Gol ini langsung memberikan tekanan mental pemain SMAN Balung. Karena itulah, babak kedua ritme permainan dipegang SMAN Kalisat. Buktinya, M Gufron sukses memperbesar keunggulan lewat gol kedua di babak kedua. Dan sampai peluit panjang dibunyikan oleh wasit Dika, Kalisat tetap unggul 2-0.
Atas kemenangan tersebut, SMAN Kalisat berhak atas hadiah dan piala yang diserahkan oleh Kepala Staf Brigif 9/Kostrad, Letkol (Inf) Arif Munawar, didampingi oleh Sutikno, Ketua Asskab PSSI Jember dan perwakilan Polres Jember. Juara III kompetisi yang berlangsung sejak sebulan lalu itu, direbut oleh SMA PGRI 3 Tanggul, disusul SMAN 5 Jember.
Meski kalah, SMA Balung mendapat gelar hiburan ketika salah satu pemainnya, Angga Dwi dinobatkan sebagai pemain terbaik. Sementara top scorer diraih Bagas (SMAN Kalisat) dan pelatih terbaik direbut Sofyan (Kalisat).
”Alhamdulillah, di tengah anggaran yang sulit untuk asosiasi sepak bola, kami berusaha menggelar kompetisi ini. Semoga ini menjadi momentum munculnya bibit baru bagi Jember. Apalagi ke depan kita harus siap-siap di popda,” kata Sutikno, ketua Umum Asskab PSSI Jember.
Sutikno menambahkan, kompetisi Liga Pelajar ini sempat vakum dan Asskab Jember ingin menghidupkan lagi kompetisi yang dinanti-nanti kalangan pelajar tersebut. “Saya dan teman-teman pengurus sebatas tanggung jawab moral gelar kompetisi untuk pembinaan ini, walau tidak ada anggaran dari pemerintah,” tambahnya.
Menurut dia, Jember itu potensi bibit pemainnya bagus. Namun, jika tidak ada sebuah kompetisi maka potensi itu tidak akan pernah diketahui. “Pada intinya lewat kompetisi ini kami ingin mengorbitkan pesepak bola,” lanjutnya.
Sementara Heri Candra, pelatih SMAN Balung mengakui, final lawan SMAN Kalisat sangat berat. Sebab, tahun ini timnya sudah dua kali berjumpa saat kompetisi di Unej dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). “Kami tetap kalah dengan skor sama, 2-0,” terangnya. Kendati demikian, Heri Candra mengatakan, cukup bangga dengan anak didiknya.
Sebab, sampai ke final sudah prestasi terbaik. SMAN Balung dalam kompetisi sepak bola antar pelajar se Jember, sulit menembus semi final. Langganan masuk semifinal tingkat SMA sederajat, adalah SMA Bima Ambulu, dan SMK PGRI Tanggul, sementara untuk sekolah di kota Jember adalah SMAN 5.
Sebaliknya, pelatih SMAN Kalisat Wahid Sofyan mengatakan, yang berat pada liga pelajar ini justru berjumpa dengan SMK PGRI Tanggul pada laga semifinal. “Walau kami pernah memang dengan SMAN Balung, tapi tetap ada antisipasi. Lantaran, mereka punya pengalaman berjumpa dengan kami,” tuturnya.