Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Satu pekan pasca-Idul Fitri, sejumlah masyarakat mulai menggelar tradisi kupatan. Tradisi yang identik dengan kegiatan unjung-unjung alias silaturahmi ini tentunya dibatasi selama masa pandemi. Terlebih lagi pada masa-masa ini, pembatasan dan penyekatan masih diterapkan di berbagai titik perbatasan daerah.
Tak heran jika sejumlah jalur utama terpantau lengang dari aktivitas hilir mudik masyarakat. Pantauan Jawa Pos Radar Jember di salah satu ruas jalan utama sekaligus jalur nasional di Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (19/5), menunjukkan kendaraan didominasi oleh angkutan atau kendaraan umum. “Ada beberapa pengguna jalan motor dan mobil. Tapi besar kemungkinan banyak dari warga Jember sendiri,” aku Mukid, warga pemilik warung di sekitar jalan tersebut.
Warga setempat juga menyebut, rata-rata kendaraan umum mulai aktif sejak H+5 Lebaran. “Mungkin saat itu (Senin 17/5, Red) banyak orang yang sudah aktif ngantor atau bekerja,” imbuh M Zain, seorang pengendara motor yang tengah berhenti saat itu.
Mobile_AP_Rectangle 2
Sementara itu, sejak masa penyekatan mudik diperpanjang hingga 24 Mei mendatang, kepolisian memang masih melakukan penyekatan di sejumlah titik pos perbatasan Jember dengan kabupaten tetangga. Hal itu diyakini cukup efektif menghalau pengguna jalan atau pemudik yang hendak masuk ke Jember ataupun sebaliknya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Satu pekan pasca-Idul Fitri, sejumlah masyarakat mulai menggelar tradisi kupatan. Tradisi yang identik dengan kegiatan unjung-unjung alias silaturahmi ini tentunya dibatasi selama masa pandemi. Terlebih lagi pada masa-masa ini, pembatasan dan penyekatan masih diterapkan di berbagai titik perbatasan daerah.
Tak heran jika sejumlah jalur utama terpantau lengang dari aktivitas hilir mudik masyarakat. Pantauan Jawa Pos Radar Jember di salah satu ruas jalan utama sekaligus jalur nasional di Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (19/5), menunjukkan kendaraan didominasi oleh angkutan atau kendaraan umum. “Ada beberapa pengguna jalan motor dan mobil. Tapi besar kemungkinan banyak dari warga Jember sendiri,” aku Mukid, warga pemilik warung di sekitar jalan tersebut.
Warga setempat juga menyebut, rata-rata kendaraan umum mulai aktif sejak H+5 Lebaran. “Mungkin saat itu (Senin 17/5, Red) banyak orang yang sudah aktif ngantor atau bekerja,” imbuh M Zain, seorang pengendara motor yang tengah berhenti saat itu.
Sementara itu, sejak masa penyekatan mudik diperpanjang hingga 24 Mei mendatang, kepolisian memang masih melakukan penyekatan di sejumlah titik pos perbatasan Jember dengan kabupaten tetangga. Hal itu diyakini cukup efektif menghalau pengguna jalan atau pemudik yang hendak masuk ke Jember ataupun sebaliknya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Satu pekan pasca-Idul Fitri, sejumlah masyarakat mulai menggelar tradisi kupatan. Tradisi yang identik dengan kegiatan unjung-unjung alias silaturahmi ini tentunya dibatasi selama masa pandemi. Terlebih lagi pada masa-masa ini, pembatasan dan penyekatan masih diterapkan di berbagai titik perbatasan daerah.
Tak heran jika sejumlah jalur utama terpantau lengang dari aktivitas hilir mudik masyarakat. Pantauan Jawa Pos Radar Jember di salah satu ruas jalan utama sekaligus jalur nasional di Desa Langkap, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (19/5), menunjukkan kendaraan didominasi oleh angkutan atau kendaraan umum. “Ada beberapa pengguna jalan motor dan mobil. Tapi besar kemungkinan banyak dari warga Jember sendiri,” aku Mukid, warga pemilik warung di sekitar jalan tersebut.
Warga setempat juga menyebut, rata-rata kendaraan umum mulai aktif sejak H+5 Lebaran. “Mungkin saat itu (Senin 17/5, Red) banyak orang yang sudah aktif ngantor atau bekerja,” imbuh M Zain, seorang pengendara motor yang tengah berhenti saat itu.
Sementara itu, sejak masa penyekatan mudik diperpanjang hingga 24 Mei mendatang, kepolisian memang masih melakukan penyekatan di sejumlah titik pos perbatasan Jember dengan kabupaten tetangga. Hal itu diyakini cukup efektif menghalau pengguna jalan atau pemudik yang hendak masuk ke Jember ataupun sebaliknya.
Jurnalis : Maulana
Fotografer : Maulana
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti