Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tahu kocek bisa dibilang masih baru. Fathur Rohim dan istrinya Siti mulai merintis usaha tersebut Februari 2020. Yaitu pada awal pandemi Covid-19 ramai di Indonesia.
Baca Juga: Cobain Nih Pedasnya Tahu Kocek di Johar Plaza Jember
Mereka berjualan dengan rombong sederhana. Tetapi jangan heran, omsetnya bisa mencapai Rp 2 juta sehari. Dalam rombong itu mampu memuat seperangkat alat gorengan dan tempat ulekan tahu. “Awalnya omsetnya 200 ribu perhari” kata fathul yang berasal dari Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
Saking banyaknya peminat, mereka pun membuka dua cabang sekaligus. Satu cabang berada di Jalan Udang Windu Kelurahan Mangli. Sementara yang lain berada sekitar double way perumahan Taman Gading, Tegal Besar, . “Kami memilih nama “tahu e kocek” karena itu berasal dari bahasa Madura, tahu yang diulek” katanya.
Rohim sapaan akrabnya mengatakan, menjual tahu kocek karena sebelumnya jenis kuliner ini belum begitu ramai di Jember. Bahan yang digunakan pun simpel, hanya bermodal tahu, tepung dan bumbu. Rohim pun berencana akan membuka usahanya itu lagi di lokasi lain.
Jurnalis: mg4
Fotografer:FANI HERMAWAN/ZAINI DAHLAN RADAR JEMBER
Editor: Nur Hariri
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tahu kocek bisa dibilang masih baru. Fathur Rohim dan istrinya Siti mulai merintis usaha tersebut Februari 2020. Yaitu pada awal pandemi Covid-19 ramai di Indonesia.
Baca Juga: Cobain Nih Pedasnya Tahu Kocek di Johar Plaza Jember
Mereka berjualan dengan rombong sederhana. Tetapi jangan heran, omsetnya bisa mencapai Rp 2 juta sehari. Dalam rombong itu mampu memuat seperangkat alat gorengan dan tempat ulekan tahu. “Awalnya omsetnya 200 ribu perhari” kata fathul yang berasal dari Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang tersebut.
Saking banyaknya peminat, mereka pun membuka dua cabang sekaligus. Satu cabang berada di Jalan Udang Windu Kelurahan Mangli. Sementara yang lain berada sekitar double way perumahan Taman Gading, Tegal Besar, . “Kami memilih nama “tahu e kocek” karena itu berasal dari bahasa Madura, tahu yang diulek” katanya.
Rohim sapaan akrabnya mengatakan, menjual tahu kocek karena sebelumnya jenis kuliner ini belum begitu ramai di Jember. Bahan yang digunakan pun simpel, hanya bermodal tahu, tepung dan bumbu. Rohim pun berencana akan membuka usahanya itu lagi di lokasi lain.
Jurnalis: mg4
Fotografer:FANI HERMAWAN/ZAINI DAHLAN RADAR JEMBER
Editor: Nur Hariri
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Tahu kocek bisa dibilang masih baru. Fathur Rohim dan istrinya Siti mulai merintis usaha tersebut Februari 2020. Yaitu pada awal pandemi Covid-19 ramai di Indonesia.
Baca Juga: Cobain Nih Pedasnya Tahu Kocek di Johar Plaza Jember
Mereka berjualan dengan rombong sederhana. Tetapi jangan heran, omsetnya bisa mencapai Rp 2 juta sehari. Dalam rombong itu mampu memuat seperangkat alat gorengan dan tempat ulekan tahu. “Awalnya omsetnya 200 ribu perhari” kata fathul yang berasal dari Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang tersebut.
Saking banyaknya peminat, mereka pun membuka dua cabang sekaligus. Satu cabang berada di Jalan Udang Windu Kelurahan Mangli. Sementara yang lain berada sekitar double way perumahan Taman Gading, Tegal Besar, . “Kami memilih nama “tahu e kocek” karena itu berasal dari bahasa Madura, tahu yang diulek” katanya.
Rohim sapaan akrabnya mengatakan, menjual tahu kocek karena sebelumnya jenis kuliner ini belum begitu ramai di Jember. Bahan yang digunakan pun simpel, hanya bermodal tahu, tepung dan bumbu. Rohim pun berencana akan membuka usahanya itu lagi di lokasi lain.
Jurnalis: mg4
Fotografer:FANI HERMAWAN/ZAINI DAHLAN RADAR JEMBER
Editor: Nur Hariri