JEMBER, RADARJEMBER.ID – Sejumlah warga di Lingkungan Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, mulai membersihkan kediaman mereka, kemarin (18/1). Warga juga menata kembali berbagai perabotan rumah di halaman untuk mengeringkan setelah terdampak banjir yang terjadi pada Senin (17/1) malam.
Halimah salah satunya. Wanita yang sudah tinggal di Lingkungan Kampung Ledok sejak 1976 tersebut menyirami pelataran rumahnya yang dipenuhi lumpur. “Airnya sampai masuk rumah,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember.
Meski menjadi langganan banjir, namun kejadian itu merupakan banjir terbesar kedua setelah 2006 lalu yang bersamaan dengan banjir bandang Panti. Sementara, kejadian yang berbarengan dengan banjir di Perumahan Bumi Mangli Permai (BMP), pekan lalu, air tak sampai masuk rumah. Hanya sampai teras.
Salah seorang warga di Lingkungan Kampung Ledok, Halimah, menuturkan bahwa banjir tersebut merupakan banjir yang sama besarnya seperti banjir pada 1976 dan banjir bandang 2006 silam. Akibatnya, hingga masuk ke rumah-rumah warga. “Kalau berbarengan dengan banjir BMP kapan hari, air hanya sampai teras dan tak masuk rumah,” ungkapnya.
Kampung Ledok merupakan permukiman yang berada di pusat kota. Sekitaran jembatan Jompo, Jalan Sultan Agung. Di lingkungan ini juga berdiri rumah Bupati Jember Hendy Siswanto bersama keluarganya. Bahkan, halaman rumah orang nomor satu di Jember itu tergenang air sampai sedada orang dewasa. Banjir di wilayah tersebut hampir terjadi tiap tahun.
Mencegah bencana itu terulang, Bupati Hendy menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dirinya juga sudah berkomunikasi dengan Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Dia menyampaikan, harus ada penanganan yang komprehensif. Bukan hanya pada sungainya, melainkan juga di hulu sungai. Yakni di lereng Argopuro. Hendy menyebut, harus ada pembagian debit air jika sewaktu-waktu terjadi hujan berkepanjangan. Khususnya di akhir atau awal tahun.
“Kami akan melakukan pemetaan, selanjutnya diajukan ke pemerintah provinsi dan pusat,” paparnya. Hal itu dilakukan karena biayanya tak sedikit dan membutuhkan proses pembangunan yang panjang. Selain itu, akses menuju lokasi juga belum ada. Lebih lanjut, Hendy menuturkan, pascabanjir, pihaknya menengok sejumlah warga yang terdampak dengan memberikan dukungan berupa sembako dan obat-obatan. “Beruntung, tidak ada rumah warga yang roboh,” tandasnya.
Reporter : Isnein Purnomo/Radar Jember
Fotografer : Isnein Purnomo/Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember