29.7 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Cerita Warga Sidomulyo Kena Prank Janji Ganti Rugi Truk Tebu

Jengkel, Kena Prank Janji Ganti Rugi

Mobile_AP_Rectangle 1

SIDOMULYO, RADARJEMBER.ID – SIANG itu, laju kendaraan memadati jalur Gumitir di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Kendaraan roda empat plus truk-truk besar juga saling berpapasan. Di antara lalu lalang kendaraan, Samsul tampak sibuk. Dia mencatat pesanan para pelanggan yang berteduh di warungnya. Pemilik kedai di tikungan jalur Gumitir tersebut kerap merasa waswas saat ada truk bermuatan berat melintas di depan warungnya.

Rasa waswas Samsul ini dipicu tragedi tergulingnya truk tebu, akhir September lalu. Makanya, ketika ada armada jumbo yang melintas, seketika dia berdiri dan memperhatikan dengan gelisah. Matanya tidak lepas memandang hingga kendaraan itu melewati tikungan, persis di depan warungnya. “Saya masih khawatir kalau ada yang terguling lagi,” ungkap pria 52 tahun itu.

Dia mengaku, kejadian truk terguling di depan warungnya beberapa pekan lalu tersebut memang tak langsung disaksikan kedua matanya. Namun, hingga kini masih ada ingatan suram yang membekas. Apalagi, kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi. “Setahun lalu, juga ada truk pengangkut kaca yang terjatuh di depan warung. Tak ada korban atau kerugian yang saya alami, hanya membersihkan serpihan kaca saja,” ucapnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara, peristiwa truk tebu kenangannya berbeda. Saat itu, Samsul bercerita, dirinya baru saja pulang. Sesampainya di rumah, ada telepon dari pegawainya tentang petaka yang terjadi. Dia langsung kembali ke warung. Setibanya di lokasi, ratusan batang tebu sudah memenuhi pelataran warungnya hingga merangsek ke bangunan warung. Dan yang bikin dia jengkel, sang sopir sudah menghilang duluan.

Akibat tumpahan tebu, banyak barang di warungnya yang terdampak. Lampu kamar mandi rusak, kandang ayam hancur, dan mesin cuci juga rusak. Keesokan harinya, Samsul menyatakan, si sopir baru datang. Untuk menenangkan Samsul, sopir yang tak diketahui identitasnya itu menjanjikan bahwa juragan di tempatnya bekerja bakal datang untuk memberi ganti rugi.

“Yang bikin tambah jengkel, tak ada niat baik untuk datang mengganti rugi hingga hari ini,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember, akhir pekan kemarin (16/10). Berdasarkan perhitungannya, total kerugian memang tak banyak. Sekitar satu jutaan rupiah. Namun, Samsul menggarisbawahi, janji yang tak ditepati itu yang bikin dirinya geram.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Mahrus Sholih

 

- Advertisement -

SIDOMULYO, RADARJEMBER.ID – SIANG itu, laju kendaraan memadati jalur Gumitir di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Kendaraan roda empat plus truk-truk besar juga saling berpapasan. Di antara lalu lalang kendaraan, Samsul tampak sibuk. Dia mencatat pesanan para pelanggan yang berteduh di warungnya. Pemilik kedai di tikungan jalur Gumitir tersebut kerap merasa waswas saat ada truk bermuatan berat melintas di depan warungnya.

Rasa waswas Samsul ini dipicu tragedi tergulingnya truk tebu, akhir September lalu. Makanya, ketika ada armada jumbo yang melintas, seketika dia berdiri dan memperhatikan dengan gelisah. Matanya tidak lepas memandang hingga kendaraan itu melewati tikungan, persis di depan warungnya. “Saya masih khawatir kalau ada yang terguling lagi,” ungkap pria 52 tahun itu.

Dia mengaku, kejadian truk terguling di depan warungnya beberapa pekan lalu tersebut memang tak langsung disaksikan kedua matanya. Namun, hingga kini masih ada ingatan suram yang membekas. Apalagi, kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi. “Setahun lalu, juga ada truk pengangkut kaca yang terjatuh di depan warung. Tak ada korban atau kerugian yang saya alami, hanya membersihkan serpihan kaca saja,” ucapnya.

Sementara, peristiwa truk tebu kenangannya berbeda. Saat itu, Samsul bercerita, dirinya baru saja pulang. Sesampainya di rumah, ada telepon dari pegawainya tentang petaka yang terjadi. Dia langsung kembali ke warung. Setibanya di lokasi, ratusan batang tebu sudah memenuhi pelataran warungnya hingga merangsek ke bangunan warung. Dan yang bikin dia jengkel, sang sopir sudah menghilang duluan.

Akibat tumpahan tebu, banyak barang di warungnya yang terdampak. Lampu kamar mandi rusak, kandang ayam hancur, dan mesin cuci juga rusak. Keesokan harinya, Samsul menyatakan, si sopir baru datang. Untuk menenangkan Samsul, sopir yang tak diketahui identitasnya itu menjanjikan bahwa juragan di tempatnya bekerja bakal datang untuk memberi ganti rugi.

“Yang bikin tambah jengkel, tak ada niat baik untuk datang mengganti rugi hingga hari ini,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember, akhir pekan kemarin (16/10). Berdasarkan perhitungannya, total kerugian memang tak banyak. Sekitar satu jutaan rupiah. Namun, Samsul menggarisbawahi, janji yang tak ditepati itu yang bikin dirinya geram.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Mahrus Sholih

 

SIDOMULYO, RADARJEMBER.ID – SIANG itu, laju kendaraan memadati jalur Gumitir di Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. Kendaraan roda empat plus truk-truk besar juga saling berpapasan. Di antara lalu lalang kendaraan, Samsul tampak sibuk. Dia mencatat pesanan para pelanggan yang berteduh di warungnya. Pemilik kedai di tikungan jalur Gumitir tersebut kerap merasa waswas saat ada truk bermuatan berat melintas di depan warungnya.

Rasa waswas Samsul ini dipicu tragedi tergulingnya truk tebu, akhir September lalu. Makanya, ketika ada armada jumbo yang melintas, seketika dia berdiri dan memperhatikan dengan gelisah. Matanya tidak lepas memandang hingga kendaraan itu melewati tikungan, persis di depan warungnya. “Saya masih khawatir kalau ada yang terguling lagi,” ungkap pria 52 tahun itu.

Dia mengaku, kejadian truk terguling di depan warungnya beberapa pekan lalu tersebut memang tak langsung disaksikan kedua matanya. Namun, hingga kini masih ada ingatan suram yang membekas. Apalagi, kejadian tersebut bukan yang pertama terjadi. “Setahun lalu, juga ada truk pengangkut kaca yang terjatuh di depan warung. Tak ada korban atau kerugian yang saya alami, hanya membersihkan serpihan kaca saja,” ucapnya.

Sementara, peristiwa truk tebu kenangannya berbeda. Saat itu, Samsul bercerita, dirinya baru saja pulang. Sesampainya di rumah, ada telepon dari pegawainya tentang petaka yang terjadi. Dia langsung kembali ke warung. Setibanya di lokasi, ratusan batang tebu sudah memenuhi pelataran warungnya hingga merangsek ke bangunan warung. Dan yang bikin dia jengkel, sang sopir sudah menghilang duluan.

Akibat tumpahan tebu, banyak barang di warungnya yang terdampak. Lampu kamar mandi rusak, kandang ayam hancur, dan mesin cuci juga rusak. Keesokan harinya, Samsul menyatakan, si sopir baru datang. Untuk menenangkan Samsul, sopir yang tak diketahui identitasnya itu menjanjikan bahwa juragan di tempatnya bekerja bakal datang untuk memberi ganti rugi.

“Yang bikin tambah jengkel, tak ada niat baik untuk datang mengganti rugi hingga hari ini,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Jember, akhir pekan kemarin (16/10). Berdasarkan perhitungannya, total kerugian memang tak banyak. Sekitar satu jutaan rupiah. Namun, Samsul menggarisbawahi, janji yang tak ditepati itu yang bikin dirinya geram.

Reporter : Isnein Purnomo

Fotografer : Isnein Purnomo

Editor : Mahrus Sholih

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca