RADAR JEMBER.ID – Persiapan pemberangkatan 1.984 calon jamaah haji (CJH) terus dimatangkan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Jember. Teknisnya dibagi menjadi 20 lokasi yang tersebar di sejumlah tempat agar proses pemberangkatannya berjalan lancar.
Kasi Haji dan Umrah Kemenag Jember Ahmad Tholabi menguraikan, pembagian tempat pemberangkatan diputuskan berdasarkan rapat bersama pemerintah serta TNI dan Polri. “Dari hasil rapat bersama, ditetapkan 20 lokasi pemberangkatan,” urainya.
Menurut dia, sebanyak 20 lokasi tersebut merupakan titik kumpul CJH untuk menaiki bus sesuai dengan kelompok terbang (kloter). “Sembilan berangkat dari KBIH, kemudian gedung-gedung pertemuan seperti Soetarjo, serta enam kecamatan, yaitu Kaliwates, Rambipuji, Puger, Balung, Ambulu, dan Tanggul,” sebutnya.
Masing-masing lokasi pemberangkatan tersebut, lanjut Tholabi, akan ada pengawal serta tenaga medisnya. Dari 20 lokasi itu nantinya akan kumpul di Tanggul untuk kemudian berangkat bersama-sama ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Disinggung terkait teknis perjalanannya nanti, kata dia, iring-iringan bus akan dibatasi paling banyak 10 sampai 12 busa saja. Hal itu dilakukan agar proses keberangkatan CJH bisa berjalan lancar. “Itu juga hasil rapat. Karena kalau semuanya di barengkan, maka arus lalu lintas tidak akan efektif. Sebab, jumlahnya antara 30 sampai 40 bus,” tuturnya.
Proses pemberangkatan haji untuk kloter 43 dan 44 nantinya akan dilakukan pada 19 Juli 2019 pukul 23.00. Rombongan berangkat dari masing-masing lokasi titik kumpul sebelum tersentral di Tanggul. Begitu pula dengan kloter 45, 46, dan 47 yang akan berangkat keesokan harinya, di tanggal 20 Juli 2019.
Demi mendukung proses kelancaran pemberangkatan tersebut, Tholabi mengimbau agar keluarga CJH mengantar ke masing-masing titik kumpul atau tempat naiknya bus. Dia juga meminta agar masyarakat juga ikut menjaga ketertiban proses pemberangkatan CJH. “Jangan mengikuti bus, karena iring-iringan akan semakin panjang,” imbaunya.
Data yang dikumpulkan, selain mendapat pengawalan kepolisian, pemberangkatan haji juga akan diikuti oleh ambulans beserta tenaga kesehatan. Selain itu, setiap pemberangkatan diikuti oleh satu bus kosong sebagai cadangan guna mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, seperti bus mogok. (*)