31.4 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Pendatang Baru Merusak Harga Jual Profesi ini

Jasa Penulis Konten Tak Semanis Dulu

Mobile_AP_Rectangle 1

TEGALBOTO, RADARJEMBER.ID – Jasa penulis konten merupakan salah satu pekerjaan yang banyak digandrungi anak muda. Profesi yang naik daun sejak tahun 2014 itu kini dihadapkan pada tantangan cukup berat, yakni upahnya tak semanis dulu.

Pada awal penulisan konten ramai di jagat media sosial, harga untuk satu judul tulisan bisa mencapai 500 ribu per lembar. Karenanya, banyak brand-brand berkelas yang saat itu merambah iklan di dunia digital marketing. Umumnya, seperti tulisan berupa review produk atau perjalanan.

Tak hanya penulisan konten atau keperluan iklan, namun juga kebutuhan konten tematik yang tidak ditargetkan tidak untuk iklan. Hasilnya juga bisa dibilang lumayan untuk saat itu. “Satu artikel bisa dihargai Rp 500 ribu,” kata Ilham, pria yang merupakan pekerja paruh waktu penulisan konten.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurutnya, saat itu penyedia jasa masih sedikit. Rata-rata para penyedia jasa adalah penulis buku atau orang yang konsentrasinya dengan dunia kepenulisan. Saat itu pula, eksistensi blog yang memberikan review juga masih sedikit. Sehingga tidak ada plagiasi yang terjadi. Para penyedia jasa pun diharuskan melakukan riset sebelum menulis konten. “Rata-rata orientasinya bukan langsung ke uang. Tetapi belajar dulu,” tutur ilham.

Profesi jasa penulis konten, diakui Ilham, cukup menjanjikan kala itu. Dalam sebulan, penulis konten yang sudah bertahun-tahun menjalani profesi ini bisa meraup pendapatan hingga 3 juta lebih. Sebab, kompetensi mereka tidak sekadar menghasilkan tulisan, namun juga belajar melakukan coding. Sayangnya, situasi ini sekarang berubah. Pekerjaan penulis konten saat ini menjadi salah satu pekerjaan dengan ongkos yang rendah.

Ilham menyebut, rendahnya upah terhadap penyedia jasa dipengaruhi lantaran banyaknya penyedia jasa yang belum kapabel, tetapi sudah menawarkan jasa dengan harga murah di platform penyedia jasa. “Secara perlahan tapi pasti, banyak pendatang baru pun melakukan hal serupa,” ucapnya.

Kondisi yang demikian itu tentunya berpengaruh pada tarif normal jasa penulisan konten. “Sejak tiga tahun terakhir ini, harganya mulai gak karuan. Bisa sampai di bawah Rp 5 ribu untuk satu halaman,” kata Dewi, perempuan yang juga bekerja paruh waktu untuk penulisan konten.

Nah, Ilham dan Dewi mengaku optimistis bahwa ke depannya profesi penulisan konten tidak akan surut dan terus jatuh. Ke depan, persaingannya akan lebih ketat. Sebab, banyak yang mulai merambah berprofesi sebagai penyedia jasa penulisan konten. Namun, pasar pun akan membandingkan dan melihat mana penyedia jasa yang kredibel dan tidak.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : Hipwee.com

Editor : Nur Hariri

- Advertisement -

TEGALBOTO, RADARJEMBER.ID – Jasa penulis konten merupakan salah satu pekerjaan yang banyak digandrungi anak muda. Profesi yang naik daun sejak tahun 2014 itu kini dihadapkan pada tantangan cukup berat, yakni upahnya tak semanis dulu.

Pada awal penulisan konten ramai di jagat media sosial, harga untuk satu judul tulisan bisa mencapai 500 ribu per lembar. Karenanya, banyak brand-brand berkelas yang saat itu merambah iklan di dunia digital marketing. Umumnya, seperti tulisan berupa review produk atau perjalanan.

Tak hanya penulisan konten atau keperluan iklan, namun juga kebutuhan konten tematik yang tidak ditargetkan tidak untuk iklan. Hasilnya juga bisa dibilang lumayan untuk saat itu. “Satu artikel bisa dihargai Rp 500 ribu,” kata Ilham, pria yang merupakan pekerja paruh waktu penulisan konten.

Menurutnya, saat itu penyedia jasa masih sedikit. Rata-rata para penyedia jasa adalah penulis buku atau orang yang konsentrasinya dengan dunia kepenulisan. Saat itu pula, eksistensi blog yang memberikan review juga masih sedikit. Sehingga tidak ada plagiasi yang terjadi. Para penyedia jasa pun diharuskan melakukan riset sebelum menulis konten. “Rata-rata orientasinya bukan langsung ke uang. Tetapi belajar dulu,” tutur ilham.

Profesi jasa penulis konten, diakui Ilham, cukup menjanjikan kala itu. Dalam sebulan, penulis konten yang sudah bertahun-tahun menjalani profesi ini bisa meraup pendapatan hingga 3 juta lebih. Sebab, kompetensi mereka tidak sekadar menghasilkan tulisan, namun juga belajar melakukan coding. Sayangnya, situasi ini sekarang berubah. Pekerjaan penulis konten saat ini menjadi salah satu pekerjaan dengan ongkos yang rendah.

Ilham menyebut, rendahnya upah terhadap penyedia jasa dipengaruhi lantaran banyaknya penyedia jasa yang belum kapabel, tetapi sudah menawarkan jasa dengan harga murah di platform penyedia jasa. “Secara perlahan tapi pasti, banyak pendatang baru pun melakukan hal serupa,” ucapnya.

Kondisi yang demikian itu tentunya berpengaruh pada tarif normal jasa penulisan konten. “Sejak tiga tahun terakhir ini, harganya mulai gak karuan. Bisa sampai di bawah Rp 5 ribu untuk satu halaman,” kata Dewi, perempuan yang juga bekerja paruh waktu untuk penulisan konten.

Nah, Ilham dan Dewi mengaku optimistis bahwa ke depannya profesi penulisan konten tidak akan surut dan terus jatuh. Ke depan, persaingannya akan lebih ketat. Sebab, banyak yang mulai merambah berprofesi sebagai penyedia jasa penulisan konten. Namun, pasar pun akan membandingkan dan melihat mana penyedia jasa yang kredibel dan tidak.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : Hipwee.com

Editor : Nur Hariri

TEGALBOTO, RADARJEMBER.ID – Jasa penulis konten merupakan salah satu pekerjaan yang banyak digandrungi anak muda. Profesi yang naik daun sejak tahun 2014 itu kini dihadapkan pada tantangan cukup berat, yakni upahnya tak semanis dulu.

Pada awal penulisan konten ramai di jagat media sosial, harga untuk satu judul tulisan bisa mencapai 500 ribu per lembar. Karenanya, banyak brand-brand berkelas yang saat itu merambah iklan di dunia digital marketing. Umumnya, seperti tulisan berupa review produk atau perjalanan.

Tak hanya penulisan konten atau keperluan iklan, namun juga kebutuhan konten tematik yang tidak ditargetkan tidak untuk iklan. Hasilnya juga bisa dibilang lumayan untuk saat itu. “Satu artikel bisa dihargai Rp 500 ribu,” kata Ilham, pria yang merupakan pekerja paruh waktu penulisan konten.

Menurutnya, saat itu penyedia jasa masih sedikit. Rata-rata para penyedia jasa adalah penulis buku atau orang yang konsentrasinya dengan dunia kepenulisan. Saat itu pula, eksistensi blog yang memberikan review juga masih sedikit. Sehingga tidak ada plagiasi yang terjadi. Para penyedia jasa pun diharuskan melakukan riset sebelum menulis konten. “Rata-rata orientasinya bukan langsung ke uang. Tetapi belajar dulu,” tutur ilham.

Profesi jasa penulis konten, diakui Ilham, cukup menjanjikan kala itu. Dalam sebulan, penulis konten yang sudah bertahun-tahun menjalani profesi ini bisa meraup pendapatan hingga 3 juta lebih. Sebab, kompetensi mereka tidak sekadar menghasilkan tulisan, namun juga belajar melakukan coding. Sayangnya, situasi ini sekarang berubah. Pekerjaan penulis konten saat ini menjadi salah satu pekerjaan dengan ongkos yang rendah.

Ilham menyebut, rendahnya upah terhadap penyedia jasa dipengaruhi lantaran banyaknya penyedia jasa yang belum kapabel, tetapi sudah menawarkan jasa dengan harga murah di platform penyedia jasa. “Secara perlahan tapi pasti, banyak pendatang baru pun melakukan hal serupa,” ucapnya.

Kondisi yang demikian itu tentunya berpengaruh pada tarif normal jasa penulisan konten. “Sejak tiga tahun terakhir ini, harganya mulai gak karuan. Bisa sampai di bawah Rp 5 ribu untuk satu halaman,” kata Dewi, perempuan yang juga bekerja paruh waktu untuk penulisan konten.

Nah, Ilham dan Dewi mengaku optimistis bahwa ke depannya profesi penulisan konten tidak akan surut dan terus jatuh. Ke depan, persaingannya akan lebih ketat. Sebab, banyak yang mulai merambah berprofesi sebagai penyedia jasa penulisan konten. Namun, pasar pun akan membandingkan dan melihat mana penyedia jasa yang kredibel dan tidak.

Reporter : Dian Cahyani

Fotografer : Hipwee.com

Editor : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca