JEMBER, RADARJEMBER.ID – Stasiun Kalisat yang berada di Desa Kalisat, Kecamatan Kalisat, Kabupaten Jember menjadi saksi sejarah perlintasan kereta api tujuan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
Baca Juga: Dokumen Sejarah Stasiun Kalisat Tetap Tersimpan
Di tempat ini banyak menyimpan sejarah kereta api indonesia (KAI) di Karesidenan Besuki. Perlintasan yang ditutup resmi tahun 2004 tersebut mempunyai persimpangan atau perpecahan jalur yang berada di Stasiun Kalisat. Beberapa bekas rel dan bangunan sinyal masih utuh, namun sebagian sudah hilang.
Kepala Stasiun Kalisat, Agus membenarkan dulunya ada jalur Jember – Panarukan di Stasiun Kalisat, tepatnya di ujung stasiun. Sementara jalur satu menghubungkan Jember – Banyuwangi. “Iya benar dulunya ada di ujung sana perpecahan lintasan yang ke arah Bondowoso atau Situbondo, namun sekarang jejaknya sudah hilang. Sebagian dokumentasinya berada di stasiun pusat Jember,” jelasnya.
Sampai sekarang, jalur perlintasan rel di stasiun Kalisat hanya menghubungkan Jember – Banyuwangi. “Sebelum ke banyuwangi, kereta yang berangkat dari Kalisat akan berhenti di stasiun Ledokombo, kemudian stasiun di Kalibaru, dan lanjut ke Banyuwangi kota terakhir,” katanya.
Kemudian, di stasiun kalisat juga sebagai tempat materil bebatuan yang dipasang ke sepanjang perlintasan sebagai penguat rel. “pusat batunya ada disini, yang dipasang ke sepanjang rel yang ada di Jember ,“ imbuhnya.
Stasiun Kalisat hingga kini beroperasi dan tetap mematuhi protokol kesehatan dalam setiap harinya. Penumpang wajib memenuhi sarat-sarat menggunakan kereta. “Meski korona sudah tidak marak lagi, pihak stasiun tetap protokol kesehatan untuk berjaga jaga,” tambahnya.
Jurnalis: mg4
Fotografer: AHMAD MA’MUN
Editor: Nur Hariri