Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kepala stasiun Kalisat Agus mengatakan beberapa jejak perlintasan kereta api Jember menuju Bondowoso dan Situbondo sudah ada yang hilang. Namun, dokumen pentingnya berikut sejarahnya tetap terarsip di dengan rapi. Hal itu, menjadi bagian aset KAI Jember. “Sebagian dokumentasinya berada di stasiun pusat Jember, kata Agus, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Baca Juga: Stasiun Kalisat Saksi Bisu Jalur Jember – Panarukan
Sementara itu, Pembina Yayasan Boemi Poeger, Y Setiyo Hadi atau disapa akrab Yopi mengatakan, jalur kereta bermula dari adanya proyek yang dilakukan Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan jalan, kereta api, serta dam sungai milik Hindia Belanda. Saat itu, dikembangkan jalur kereta api di Pulau Jawa, seperti jalur Probolinggo-Jember-Kalisat-Bondowoso. “Ini dilakukan untuk melancarkan proses pengiriman barang hasil jajahan di bumi Pertiwi,” katanya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Stasiun kereta api di Jember itu sendiri beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1897. Jalur Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan baru beroperasi sejak 1 Oktober 1897. “Jadi dulu memang betul mempunyai dua jalur dari arah Jember menuju Bondowoso, dan arah ke Banyuwangi yang sampai sekarang,” kata Yopi.
Jalur kereta pada masa Hindia Belanda menjadi akses utama transportasi. Sebelumnya, pembangunan jalur kereta api tidak diperuntukkan mengangkut orang, melainkan barang-barang, terutama produk sumber daya alam yang diperoleh dari bumi Nusantara yang kemudian diangkut mengarah pada pelabuhan-pelabuhan penting. “Kerjaan mereka dulu kan mencari sumber kehidupan yang tidak ada di negaranya, pengiriman pakai kereta api,” pungkasnya.
Jurnalis: mg4
Fotografer: AHMAD MA’MUN
Editor: Nur Hariri
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kepala stasiun Kalisat Agus mengatakan beberapa jejak perlintasan kereta api Jember menuju Bondowoso dan Situbondo sudah ada yang hilang. Namun, dokumen pentingnya berikut sejarahnya tetap terarsip di dengan rapi. Hal itu, menjadi bagian aset KAI Jember. “Sebagian dokumentasinya berada di stasiun pusat Jember, kata Agus, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Baca Juga: Stasiun Kalisat Saksi Bisu Jalur Jember – Panarukan
Sementara itu, Pembina Yayasan Boemi Poeger, Y Setiyo Hadi atau disapa akrab Yopi mengatakan, jalur kereta bermula dari adanya proyek yang dilakukan Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan jalan, kereta api, serta dam sungai milik Hindia Belanda. Saat itu, dikembangkan jalur kereta api di Pulau Jawa, seperti jalur Probolinggo-Jember-Kalisat-Bondowoso. “Ini dilakukan untuk melancarkan proses pengiriman barang hasil jajahan di bumi Pertiwi,” katanya.
Stasiun kereta api di Jember itu sendiri beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1897. Jalur Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan baru beroperasi sejak 1 Oktober 1897. “Jadi dulu memang betul mempunyai dua jalur dari arah Jember menuju Bondowoso, dan arah ke Banyuwangi yang sampai sekarang,” kata Yopi.
Jalur kereta pada masa Hindia Belanda menjadi akses utama transportasi. Sebelumnya, pembangunan jalur kereta api tidak diperuntukkan mengangkut orang, melainkan barang-barang, terutama produk sumber daya alam yang diperoleh dari bumi Nusantara yang kemudian diangkut mengarah pada pelabuhan-pelabuhan penting. “Kerjaan mereka dulu kan mencari sumber kehidupan yang tidak ada di negaranya, pengiriman pakai kereta api,” pungkasnya.
Jurnalis: mg4
Fotografer: AHMAD MA’MUN
Editor: Nur Hariri
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Kepala stasiun Kalisat Agus mengatakan beberapa jejak perlintasan kereta api Jember menuju Bondowoso dan Situbondo sudah ada yang hilang. Namun, dokumen pentingnya berikut sejarahnya tetap terarsip di dengan rapi. Hal itu, menjadi bagian aset KAI Jember. “Sebagian dokumentasinya berada di stasiun pusat Jember, kata Agus, kepada Jawa Pos Radar Jember.
Baca Juga: Stasiun Kalisat Saksi Bisu Jalur Jember – Panarukan
Sementara itu, Pembina Yayasan Boemi Poeger, Y Setiyo Hadi atau disapa akrab Yopi mengatakan, jalur kereta bermula dari adanya proyek yang dilakukan Staatsspoorwegen (SS), sebuah perusahaan jalan, kereta api, serta dam sungai milik Hindia Belanda. Saat itu, dikembangkan jalur kereta api di Pulau Jawa, seperti jalur Probolinggo-Jember-Kalisat-Bondowoso. “Ini dilakukan untuk melancarkan proses pengiriman barang hasil jajahan di bumi Pertiwi,” katanya.
Stasiun kereta api di Jember itu sendiri beroperasi sejak tanggal 1 Juli 1897. Jalur Jember-Kalisat-Bondowoso-Panarukan baru beroperasi sejak 1 Oktober 1897. “Jadi dulu memang betul mempunyai dua jalur dari arah Jember menuju Bondowoso, dan arah ke Banyuwangi yang sampai sekarang,” kata Yopi.
Jalur kereta pada masa Hindia Belanda menjadi akses utama transportasi. Sebelumnya, pembangunan jalur kereta api tidak diperuntukkan mengangkut orang, melainkan barang-barang, terutama produk sumber daya alam yang diperoleh dari bumi Nusantara yang kemudian diangkut mengarah pada pelabuhan-pelabuhan penting. “Kerjaan mereka dulu kan mencari sumber kehidupan yang tidak ada di negaranya, pengiriman pakai kereta api,” pungkasnya.
Jurnalis: mg4
Fotografer: AHMAD MA’MUN
Editor: Nur Hariri