JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bupati Jember Hendy Siswanto menghadiri acara rakor pembahasan program kerja Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kabupaten Jember, Rabu (16/3). Pada kesempatan itu, dirinya bertemu dengan mantan wakil bupati Jember, KH Abdul Muqit Arief, di Aula Dinas Pendidikan (Dispendik), Kelurahan Jember lor, Kecamatan Patrang.
Baca Juga : Pemkab Jember Cabut Hak Pengelolaan Lahan Perusahaan Tambang Gunung Sadeng
Hendy menjelaskan, calon jamaah haji akan mendapatkan edukasi pada bulan Ramadan. Tak hanya itu, IPHI Jember juga bisa ikut andil pada sejumlah program di Jember. Misalnya pemberantasan kemiskinan, pengangguran, hingga buta huruf.
Pria nomor satu di Jember ini juga berencana akan melakukan program ngabuburit saat Ramadan nanti. Hal ini di sampaikan di hadapan banyak orang, termasuk di hadapan mantan wabup Jember yang akrab dipanggil Kiai Muqit.
Kepada wartawan Hendy mengungkap, Rakerda IPHI Jember kali ini merupakan yang perdana di Jember. Rakerda ini menjadi penting, sebab akan menjadi target kegiatan dalam setahun ini. Tentunya yang pertama adalah menguatkan organisasi terlebih dahulu, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa.
Bupati yang mengenakan kemeja putih itu mengungkapkan, organisasi di Kabupaten Jember banyak sekali. Dia mengaku belum menjadwalkan silaturahmi dengan mereka. Nantinya, dia akan mengumpulkan semua setelah pandemi mereda.
Hendy pun menunggu program nyata dari IPHI Jember yang lebih fokus, sehingga dapat membantu masyarakat, seperti bersedekah dan memberantas kemiskinan. “Tidak perlu banyak, tapi sasarannya tepat,” jelasnya.
Pihaknya juga akan memberikan dukungan kepada IPHI Jember dalam bentuk nominal dengan menggunakan APBD. Namun, pihaknya masih menunggu hasil dari raker tersebut.
Sementara itu, KH Abdul Muqit Arief, penasihat IPHI Jember, sepakat dengan bupati, bahwa harus ada skala prioritas. Namun, yang sangat penting, menurut dirinya, adalah penyiapan calon jamaah haji dalam segi apa pun. Seperti pelayanan dan lainnya. Hal itu penting, karena ketika jamaah haji sudah berangkat menunaikan ibadah haji, mereka sudah siap lahir dan batin. Sebab, pengalaman yang terdahulu, masih banyak jamaah haji yang belum siap. “Sudah berangkat haji, tapi salatnya belum benar,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, hal itu harus menjadi prioritas. Sehingga haji mabrur tidak serta-merta. “Haji mabrur itu harus proses bagaimana pelaksanaan ibadahnya dengan baik, niatnya dengan baik,” imbuhnya.
Kiai Muqit, nama akrab pria tersebut, juga menerangkan bahwa jamaah haji yang telah kembali ke tanah air perlu saling mengingatkan. “Bahwa beliau itu sudah haji, dan bagaimana semestinya sikap seorang haji,” pungkasnya.
Jurnalis : mg1
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Nur Hariri