JEMBER, RADARJEMBER.ID – Bandara Notohadinegoro yang digadang-gadang menghidupi akses pariwisata di Kabupaten Jember sudah cukup lama tidak beroperasi. Meski begitu, perawatan tetap dilakukan oleh sejumlah pegawai.
Baca Juga : Demi Reklame, Pohon Tersakiti
Menurut Oni, Bendahara Bandara Notohadinegoro, operasional bandara tetap berjalan seperti biasanya. Ada 35 petugas yang selalu stand by setiap harinya. Namun, untuk komersial pesawat masih terkendala oleh menurunnya penumpang. Itu terjadi selama pandemi Covid-19.
“Bukan tidak beroperasi, tapi tidak ada masyarakat yang menggunakan jalur udara, sehingga sampai saat ini yang menggunakan hanya pesawat carter yang digunakan oleh kunjungan pejabat negara,” kata Oni kepada Jawa Pos Radar Jember.
Pihak bandara juga menambahkan, tingginya harga tiket pesawat dipengaruhi oleh minimnya penumpang. Karena itu, salah satu solusi untuk menutupi biaya perawatan pesawat, gaji pilot, dan kebersihan adalah meninggikan harga tiket pesawat. “Itu sudah sesuai dan cukup murah,” ungkapnya. Dia juga mengatakan, pesawat komersial mulai tidak beroperasi sejak tingginya kasus Covid-19.
Kepala Bandara Edy Purnomo sudah berupaya semaksimal mungkin melakukan kerja sama dengan beberapa instansi. Seperti hotel dan Dinas Pariwisata untuk menyosialisasikan penggunaan pesawat terbang. “Bupati Jember Hendy Siswanto menargetkan tahun ini bandara harus beroperasi,” katanya. Bandara pun diharapkan bisa beroperasi seperti biasanya, dan pengguna akses jalur udara bisa naik secara signifikan.
Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Jember, ada beberapa petugas kebersihan yang saat itu sedang bersih-bersih. Ada yang melakukan pemotongan rumput dan penataan lain di bandara.
Jurnalis : mg6
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Dwi Siswanto