29.8 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

Cerita Relawan di Bencana Banjir Bandang BMP

Evakuasi Lansia hingga Bantu Bersihkan Rumah-Rumah Warga

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – HUJAN deras yang mengguyur Jember, Minggu (9/1) itu, memaksa Akhmad Rizal Akhwan beserta kawan-kawannya berteduh di sekretariat Organisasi Indonesian Escorting Ambulance (IEA) Wilayah Jember di Kecamatan Kaliwates. Kala itu, hujan mulai turun selepas azan Duhur dan tak berhenti hingga menjelang Isya. “Jadi, kali pertama ada laporan pukul setengah empat sore,” ungkap Ketua IEA Jember itu.

Bahkan, base camp-nya juga ikut terdampak, meski tidak parah. Saat itu, jalanan di sekitar sekretariatnya juga sudah ramai dan banyak orang yang berteriak banjir. Bersama relawan yang lain, Rizal mengecek kondisi Sungai Semangir dan menemukan kondisi air sudah meluber setinggi paha orang dewasa. Arusnya juga sangat deras.

Selanjutnya, pihaknya turut membantu evakuasi warga yang terdampak banjir. Terutama para lansia. Keesokan harinya juga terjun membantu warga membersihkan rumah-rumah mereka, serta membersihkan jalan di kawasan perumahan. Aktivitas itu dilakukan sambil menunggu arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Rizal mengaku, bencana itu merupakan banjir besar pertama yang melanda perumahan. Sebab, sebelumnya, lokasi sekitar Bumi Mangli Permai (BMP) tak pernah kebanjiran seperti yang terjadi belakangan ini. Informasi yang dia himpun, pendangkalan sungai dan penumpukan sampah menjadi penyebab utama bencana tersebut. “Air tiba-tiba datang dengan cepat,” ungkap pria 24 tahun itu.

Terpisah, Humas Search and Rescue Organisasi Pencinta Alam (SAR OPA) Jember Kurniawan Dwi Yulianto menuturkan, berdasar temuan di lapangan, material yang naik ke jalan menjadi salah satu tantangan saat tim melakukan pembersihan. Pria 24 tahun itu menyebut, material itu berasal dari pendangkalan sungai yang dimuntahkan ketika bantaran kanal itu jebol.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – HUJAN deras yang mengguyur Jember, Minggu (9/1) itu, memaksa Akhmad Rizal Akhwan beserta kawan-kawannya berteduh di sekretariat Organisasi Indonesian Escorting Ambulance (IEA) Wilayah Jember di Kecamatan Kaliwates. Kala itu, hujan mulai turun selepas azan Duhur dan tak berhenti hingga menjelang Isya. “Jadi, kali pertama ada laporan pukul setengah empat sore,” ungkap Ketua IEA Jember itu.

Bahkan, base camp-nya juga ikut terdampak, meski tidak parah. Saat itu, jalanan di sekitar sekretariatnya juga sudah ramai dan banyak orang yang berteriak banjir. Bersama relawan yang lain, Rizal mengecek kondisi Sungai Semangir dan menemukan kondisi air sudah meluber setinggi paha orang dewasa. Arusnya juga sangat deras.

Selanjutnya, pihaknya turut membantu evakuasi warga yang terdampak banjir. Terutama para lansia. Keesokan harinya juga terjun membantu warga membersihkan rumah-rumah mereka, serta membersihkan jalan di kawasan perumahan. Aktivitas itu dilakukan sambil menunggu arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

Rizal mengaku, bencana itu merupakan banjir besar pertama yang melanda perumahan. Sebab, sebelumnya, lokasi sekitar Bumi Mangli Permai (BMP) tak pernah kebanjiran seperti yang terjadi belakangan ini. Informasi yang dia himpun, pendangkalan sungai dan penumpukan sampah menjadi penyebab utama bencana tersebut. “Air tiba-tiba datang dengan cepat,” ungkap pria 24 tahun itu.

Terpisah, Humas Search and Rescue Organisasi Pencinta Alam (SAR OPA) Jember Kurniawan Dwi Yulianto menuturkan, berdasar temuan di lapangan, material yang naik ke jalan menjadi salah satu tantangan saat tim melakukan pembersihan. Pria 24 tahun itu menyebut, material itu berasal dari pendangkalan sungai yang dimuntahkan ketika bantaran kanal itu jebol.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – HUJAN deras yang mengguyur Jember, Minggu (9/1) itu, memaksa Akhmad Rizal Akhwan beserta kawan-kawannya berteduh di sekretariat Organisasi Indonesian Escorting Ambulance (IEA) Wilayah Jember di Kecamatan Kaliwates. Kala itu, hujan mulai turun selepas azan Duhur dan tak berhenti hingga menjelang Isya. “Jadi, kali pertama ada laporan pukul setengah empat sore,” ungkap Ketua IEA Jember itu.

Bahkan, base camp-nya juga ikut terdampak, meski tidak parah. Saat itu, jalanan di sekitar sekretariatnya juga sudah ramai dan banyak orang yang berteriak banjir. Bersama relawan yang lain, Rizal mengecek kondisi Sungai Semangir dan menemukan kondisi air sudah meluber setinggi paha orang dewasa. Arusnya juga sangat deras.

Selanjutnya, pihaknya turut membantu evakuasi warga yang terdampak banjir. Terutama para lansia. Keesokan harinya juga terjun membantu warga membersihkan rumah-rumah mereka, serta membersihkan jalan di kawasan perumahan. Aktivitas itu dilakukan sambil menunggu arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.

Rizal mengaku, bencana itu merupakan banjir besar pertama yang melanda perumahan. Sebab, sebelumnya, lokasi sekitar Bumi Mangli Permai (BMP) tak pernah kebanjiran seperti yang terjadi belakangan ini. Informasi yang dia himpun, pendangkalan sungai dan penumpukan sampah menjadi penyebab utama bencana tersebut. “Air tiba-tiba datang dengan cepat,” ungkap pria 24 tahun itu.

Terpisah, Humas Search and Rescue Organisasi Pencinta Alam (SAR OPA) Jember Kurniawan Dwi Yulianto menuturkan, berdasar temuan di lapangan, material yang naik ke jalan menjadi salah satu tantangan saat tim melakukan pembersihan. Pria 24 tahun itu menyebut, material itu berasal dari pendangkalan sungai yang dimuntahkan ketika bantaran kanal itu jebol.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca