30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Kasihan! Pesepeda di Jember Terdiskriminasi

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setahun belakangan ini, tren bersepeda di beberapa daerah semakin meningkat. Termasuk di Jember. Olahraga itu digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Maraknya tren bersepeda membuat para peminatnya semakin sering menggunakan sepeda dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga sebagai pengganti kendaraan bermotor atau alat transportasi lain. Tak jarang, beberapa orang menggunakan sepeda untuk menuju tempat kerja yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

Namun, sebagian dari mereka mengeluh akibat akses khusus pesepeda yang menjelma menjadi tempat parkir atau digunakan oleh pengendara motor. Bahkan, ada juga yang ditempati lapak pedagang kaki lima (PKL).

Mobile_AP_Rectangle 2

Adinata, 24, pecinta road bike, mengaku sering berebut jalan dengan para pengendara motor saat melintasi jalanan kota. Tepatnya, di jalur segitiga emas. Yakni, Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, dan, Gajahmada. Meski telah disediakan lajur khusus sepeda, lajur khusus roda dua, dan khusus roda empat, masih saja mereka tidak mengakses jalur yang disediakan sesuai dengan peruntukan masing-masing. “Sering dempet-dempetan sama pengendara motor. Biasanya di Jalan Trunojoyo itu,” katanya.

Jawa Pos Radar Jember memantau langsung tiga titik jalan segitiga emas. Nampaknya, yang disebutkan Adinata benar. Di Jalan Trunojoyo, pesepeda dan tukang becak salip menyalip dengan pengendara motor melewati lajur sepeda di sisi kanan jalan. Sementara itu, saat tiba di Jalan Gajah Mada, ada banyak mobil yang terparkir dan memakan bahu jalan yang merupakan lajur khusus sepeda. Bahkan, terlihat juga, di jalan tersebut, tepatnya sebelum pusat perbelanjaan Nico Busana, terdapat pedagang kaki lima yang juga mangkal di sana.

Salah satu petugas parkir berdalih, lokasi parkir di tempat itu sama sekali tidak mengganggu pengguna sepeda. Sebab, parkiran yang dia gunakan benar-benar berada di tepi jalan. Kalaupun sampai menggunakan lajur khusus sepeda, itu hanya sedikit. Tak sampai separuh dari akses yang telah disediakan. “Ini kan hanya sedikit. Tidak sampai memakan banyak tempat. Lagian pesepeda juga tidak harus dengan jalan yang lebar,” ucapnya.

Reporter : Delfi Nihayah/Radar Jember

Fotografer : Delfi Nihayah/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setahun belakangan ini, tren bersepeda di beberapa daerah semakin meningkat. Termasuk di Jember. Olahraga itu digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Maraknya tren bersepeda membuat para peminatnya semakin sering menggunakan sepeda dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga sebagai pengganti kendaraan bermotor atau alat transportasi lain. Tak jarang, beberapa orang menggunakan sepeda untuk menuju tempat kerja yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

Namun, sebagian dari mereka mengeluh akibat akses khusus pesepeda yang menjelma menjadi tempat parkir atau digunakan oleh pengendara motor. Bahkan, ada juga yang ditempati lapak pedagang kaki lima (PKL).

Adinata, 24, pecinta road bike, mengaku sering berebut jalan dengan para pengendara motor saat melintasi jalanan kota. Tepatnya, di jalur segitiga emas. Yakni, Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, dan, Gajahmada. Meski telah disediakan lajur khusus sepeda, lajur khusus roda dua, dan khusus roda empat, masih saja mereka tidak mengakses jalur yang disediakan sesuai dengan peruntukan masing-masing. “Sering dempet-dempetan sama pengendara motor. Biasanya di Jalan Trunojoyo itu,” katanya.

Jawa Pos Radar Jember memantau langsung tiga titik jalan segitiga emas. Nampaknya, yang disebutkan Adinata benar. Di Jalan Trunojoyo, pesepeda dan tukang becak salip menyalip dengan pengendara motor melewati lajur sepeda di sisi kanan jalan. Sementara itu, saat tiba di Jalan Gajah Mada, ada banyak mobil yang terparkir dan memakan bahu jalan yang merupakan lajur khusus sepeda. Bahkan, terlihat juga, di jalan tersebut, tepatnya sebelum pusat perbelanjaan Nico Busana, terdapat pedagang kaki lima yang juga mangkal di sana.

Salah satu petugas parkir berdalih, lokasi parkir di tempat itu sama sekali tidak mengganggu pengguna sepeda. Sebab, parkiran yang dia gunakan benar-benar berada di tepi jalan. Kalaupun sampai menggunakan lajur khusus sepeda, itu hanya sedikit. Tak sampai separuh dari akses yang telah disediakan. “Ini kan hanya sedikit. Tidak sampai memakan banyak tempat. Lagian pesepeda juga tidak harus dengan jalan yang lebar,” ucapnya.

Reporter : Delfi Nihayah/Radar Jember

Fotografer : Delfi Nihayah/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Setahun belakangan ini, tren bersepeda di beberapa daerah semakin meningkat. Termasuk di Jember. Olahraga itu digemari oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.

Maraknya tren bersepeda membuat para peminatnya semakin sering menggunakan sepeda dalam kegiatan sehari-hari. Bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga sebagai pengganti kendaraan bermotor atau alat transportasi lain. Tak jarang, beberapa orang menggunakan sepeda untuk menuju tempat kerja yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

Namun, sebagian dari mereka mengeluh akibat akses khusus pesepeda yang menjelma menjadi tempat parkir atau digunakan oleh pengendara motor. Bahkan, ada juga yang ditempati lapak pedagang kaki lima (PKL).

Adinata, 24, pecinta road bike, mengaku sering berebut jalan dengan para pengendara motor saat melintasi jalanan kota. Tepatnya, di jalur segitiga emas. Yakni, Jalan Sultan Agung, Trunojoyo, dan, Gajahmada. Meski telah disediakan lajur khusus sepeda, lajur khusus roda dua, dan khusus roda empat, masih saja mereka tidak mengakses jalur yang disediakan sesuai dengan peruntukan masing-masing. “Sering dempet-dempetan sama pengendara motor. Biasanya di Jalan Trunojoyo itu,” katanya.

Jawa Pos Radar Jember memantau langsung tiga titik jalan segitiga emas. Nampaknya, yang disebutkan Adinata benar. Di Jalan Trunojoyo, pesepeda dan tukang becak salip menyalip dengan pengendara motor melewati lajur sepeda di sisi kanan jalan. Sementara itu, saat tiba di Jalan Gajah Mada, ada banyak mobil yang terparkir dan memakan bahu jalan yang merupakan lajur khusus sepeda. Bahkan, terlihat juga, di jalan tersebut, tepatnya sebelum pusat perbelanjaan Nico Busana, terdapat pedagang kaki lima yang juga mangkal di sana.

Salah satu petugas parkir berdalih, lokasi parkir di tempat itu sama sekali tidak mengganggu pengguna sepeda. Sebab, parkiran yang dia gunakan benar-benar berada di tepi jalan. Kalaupun sampai menggunakan lajur khusus sepeda, itu hanya sedikit. Tak sampai separuh dari akses yang telah disediakan. “Ini kan hanya sedikit. Tidak sampai memakan banyak tempat. Lagian pesepeda juga tidak harus dengan jalan yang lebar,” ucapnya.

Reporter : Delfi Nihayah/Radar Jember

Fotografer : Delfi Nihayah/Radar Jember

Editor : Mahrus Sholih/Radar Jember

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca