KEPATIHAN, Radar Jember – Seni batik kini mulai digemari oleh berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan lansia. Karya seni yang dituangkan dalam kain ini tak hanya digunakan dalam kegiatan formal atau hari tertentu. Namun, juga cocok digunakan dalam aktivitas sehari-sehari, bahkan untuk sekadar bersantai.
Meski semua batik dapat diaplikasikan dalam bentuk fashion apa pun, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Mulai dari corak atau motif, desain fashion-nya, model atau orang yang akan menggunakannya, dan usia penggunanya.
Hal itu disampaikan oleh Indi Naidha, pemilik usaha batik Notonegoro, saat mengisi seminar daring The Art of Batik yang digelar Jawa Pos Radar Jember, kemarin (15/10). Menurut dia, semua karya batik itu indah. Setiap orang juga memiliki kebutuhan yang berbeda dalam menggunakan fashion batik. “The Art of Batik ini luar biasa. Kita bisa mengeksplorasi menjadi apa pun. Bahkan batik yang gagal, di tangan saya itu bisa dibeli mahal,” tuturnya.
Menurut dia, berbicara soal fashion yang dibuat menggunakan kain polos dengan kain batik jauh berbeda. Mulai dari desain baju dan konsep atau maksud yang ingin disampaikan dalam sebuah fashion, itu harus lengkap. Dalam membuat fashion batik, hal yang perlu dilihat adalah keseluruhan atau total looks dari pemakai batik. “Jadi, tergantung misi kita untuk mendesain baju tersebut. Kalau fashion, penilaian kita itu dari total looks. Tidak hanya batiknya yang bagus, tapi juga desainnya dan modelnya,” kata ibu satu anak ini.
Dia juga menyarankan, khususnya bagi peserta lomba fashion batik, agar menyiapkan dengan konsep yang matang. Baik dari segi model, pewarnaan, desain fashion, maupun lainnya. Termasuk juga usia model yang akan memeragakan batik itu nanti. “Kalau anak-anak, ya, jangan sampai berdandan batik ala orang tua. Mungkin bisa memilih warna juga disesuaikan, desain juga menyesuaikan. Kalau kita masuk pada kategori dewasa, maka batik dan desain kita juga harus menyesuaikan,” paparnya.
Dalam seminar daring itu, cukup banyak peserta yang menanyakan bagaimana agar batik terlihat lebih elegan dan kekinian. Sebab, masih banyak masyarakat yang memandang bahwa batik hanya diperuntukkan bagi dewasa atau orang tua saja. Hal itu disampaikan oleh Host Jawa Pos Radar Jember Viona Alvioniza kepada Indi Naidha.
“Lebih ke kombinasi yang kita pakai. Misal kombinasi batik sama jeans, itu bisa membuat terlihat lebih milenial. Bergantung pada kebutuhan yang mau memakai, karena masing-masing punya cara pandang tersendiri agar batik itu dipandang milenial,” beber Indi.
Selain itu, proses menjahit juga menjadi elemen penting dalam menentukan keindahan fashion batik. Tak sedikit orang yang menilai, sebuah kain batik tidak cocok dijadikan fashion karena motifnya kurang pas. Padahal sebenarnya, itu bisa dikondisikan dengan kreativitas atau ide membuat desain fashion. “Untuk membuat batik menjadi nyambung saat dijahit, bisa dengan cara memilih penjahit yang paham batik. Atau memilih kain batik yang abstrak. Karena memang kebutuhan setiap personal itu beda-beda,” pungkasnya. (del/c2/rus)