29.4 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Gas Melon Mendadak Langka Lagi di Jember

Mobile_AP_Rectangle 1

CURAHMALANG, RADARJEMBER.ID – Keberadaan gas LPG 3 kilogram atau gas melon mendadak sulit ditemukan, beberapa hari belakangan. Gas melon hijau bertuliskan untuk warga miskin itu kembali jadi buruan warga. Selain tak gampang didapatkan, kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dari biasanya. Bahkan bisa tembus Rp 22 ribu per tabung.

Di Jember, kelangkaan LPG 3 kilogram itu menyasar kawasan selatan. Di antaranya Ambulu, Wuluhan, Puger, Balung, hingga Rambipuji. Tak hanya di toko-toko pengecer, di agen resmi juga kosong. “Kemarin, saya sampai datang ke agennya langsung, tapi juga tidak dapat. Katanya stok lagi kosong,” tutur Ayu, warga Dusun Penitik, Desa Wonosari, Kecamatan Puger. Dia mengaku datang ke agen Sudiyono di dusun setempat sebagai penyalur resmi LPG bersubsidi.

Sebenarnya, kelangkaan gas melon ini bukan hal baru. Peristiwa serupa juga terjadi hampir setiap tahun dan terus berulang begitu. “Biasanya kalau hari-hari besar. Misalnya mau puasa atau Lebaran, itu sulit. Dan sekarang ini hari-hari biasa juga sulit,” ujar Yanti, warga Desa Curahmalang, Kecamatan Rambipuji.

Mobile_AP_Rectangle 2

Mengenai hal itu, Ketua DPC Hiswana Migas Daerah Besuki Soepratigto menjelaskan, sebenarnya pasokan gas melon itu tidak ada pengurangan. Namun, kata dia, selama ini penggunanya kebanyakan salah sasaran. Selain itu, penggunaan warga juga terus meningkat. “Sudah sering kami tambah pasokan gas tiga kilo itu,” terangnya.

Dia tidak mengetahui pasti berapa jumlah total pasokan gas yang ada di seluruh Kabupaten Jember. Sebab, hal itu disebutnya merupakan wilayah badan penyalur hilir, dan mereka yang memiliki datanya.

Kendati demikian, dia menegaskan, kesadaran masyarakat hari ini harus mulai dibangun. Masyarakat harus memahami bahwa yang berhak menggunakan adalah warga miskin saja. Selebihnya, disarankan menggunakan gas nonsubsidi. Apalagi juga ada perusahaan menengah yang ikut-ikutan menggunakan gas melon. “Gas melon itu peruntukannya jelas, bagi warga miskin. Masalahnya, kalau orang kaya yang menggunakannya, jadinya semuanya kesulitan dan jadi langka,” tambahnya.

Soepratigto menambahkan, pihaknya mengaku bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk membantu percepatan permasalahan kelangkaan tersebut. “Besok (hari ini, Red) kami rencananya bertemu Pemda Jember untuk koordinasi,” tukasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

- Advertisement -

CURAHMALANG, RADARJEMBER.ID – Keberadaan gas LPG 3 kilogram atau gas melon mendadak sulit ditemukan, beberapa hari belakangan. Gas melon hijau bertuliskan untuk warga miskin itu kembali jadi buruan warga. Selain tak gampang didapatkan, kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dari biasanya. Bahkan bisa tembus Rp 22 ribu per tabung.

Di Jember, kelangkaan LPG 3 kilogram itu menyasar kawasan selatan. Di antaranya Ambulu, Wuluhan, Puger, Balung, hingga Rambipuji. Tak hanya di toko-toko pengecer, di agen resmi juga kosong. “Kemarin, saya sampai datang ke agennya langsung, tapi juga tidak dapat. Katanya stok lagi kosong,” tutur Ayu, warga Dusun Penitik, Desa Wonosari, Kecamatan Puger. Dia mengaku datang ke agen Sudiyono di dusun setempat sebagai penyalur resmi LPG bersubsidi.

Sebenarnya, kelangkaan gas melon ini bukan hal baru. Peristiwa serupa juga terjadi hampir setiap tahun dan terus berulang begitu. “Biasanya kalau hari-hari besar. Misalnya mau puasa atau Lebaran, itu sulit. Dan sekarang ini hari-hari biasa juga sulit,” ujar Yanti, warga Desa Curahmalang, Kecamatan Rambipuji.

Mengenai hal itu, Ketua DPC Hiswana Migas Daerah Besuki Soepratigto menjelaskan, sebenarnya pasokan gas melon itu tidak ada pengurangan. Namun, kata dia, selama ini penggunanya kebanyakan salah sasaran. Selain itu, penggunaan warga juga terus meningkat. “Sudah sering kami tambah pasokan gas tiga kilo itu,” terangnya.

Dia tidak mengetahui pasti berapa jumlah total pasokan gas yang ada di seluruh Kabupaten Jember. Sebab, hal itu disebutnya merupakan wilayah badan penyalur hilir, dan mereka yang memiliki datanya.

Kendati demikian, dia menegaskan, kesadaran masyarakat hari ini harus mulai dibangun. Masyarakat harus memahami bahwa yang berhak menggunakan adalah warga miskin saja. Selebihnya, disarankan menggunakan gas nonsubsidi. Apalagi juga ada perusahaan menengah yang ikut-ikutan menggunakan gas melon. “Gas melon itu peruntukannya jelas, bagi warga miskin. Masalahnya, kalau orang kaya yang menggunakannya, jadinya semuanya kesulitan dan jadi langka,” tambahnya.

Soepratigto menambahkan, pihaknya mengaku bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk membantu percepatan permasalahan kelangkaan tersebut. “Besok (hari ini, Red) kami rencananya bertemu Pemda Jember untuk koordinasi,” tukasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

CURAHMALANG, RADARJEMBER.ID – Keberadaan gas LPG 3 kilogram atau gas melon mendadak sulit ditemukan, beberapa hari belakangan. Gas melon hijau bertuliskan untuk warga miskin itu kembali jadi buruan warga. Selain tak gampang didapatkan, kalaupun ada, harganya jauh lebih mahal dari biasanya. Bahkan bisa tembus Rp 22 ribu per tabung.

Di Jember, kelangkaan LPG 3 kilogram itu menyasar kawasan selatan. Di antaranya Ambulu, Wuluhan, Puger, Balung, hingga Rambipuji. Tak hanya di toko-toko pengecer, di agen resmi juga kosong. “Kemarin, saya sampai datang ke agennya langsung, tapi juga tidak dapat. Katanya stok lagi kosong,” tutur Ayu, warga Dusun Penitik, Desa Wonosari, Kecamatan Puger. Dia mengaku datang ke agen Sudiyono di dusun setempat sebagai penyalur resmi LPG bersubsidi.

Sebenarnya, kelangkaan gas melon ini bukan hal baru. Peristiwa serupa juga terjadi hampir setiap tahun dan terus berulang begitu. “Biasanya kalau hari-hari besar. Misalnya mau puasa atau Lebaran, itu sulit. Dan sekarang ini hari-hari biasa juga sulit,” ujar Yanti, warga Desa Curahmalang, Kecamatan Rambipuji.

Mengenai hal itu, Ketua DPC Hiswana Migas Daerah Besuki Soepratigto menjelaskan, sebenarnya pasokan gas melon itu tidak ada pengurangan. Namun, kata dia, selama ini penggunanya kebanyakan salah sasaran. Selain itu, penggunaan warga juga terus meningkat. “Sudah sering kami tambah pasokan gas tiga kilo itu,” terangnya.

Dia tidak mengetahui pasti berapa jumlah total pasokan gas yang ada di seluruh Kabupaten Jember. Sebab, hal itu disebutnya merupakan wilayah badan penyalur hilir, dan mereka yang memiliki datanya.

Kendati demikian, dia menegaskan, kesadaran masyarakat hari ini harus mulai dibangun. Masyarakat harus memahami bahwa yang berhak menggunakan adalah warga miskin saja. Selebihnya, disarankan menggunakan gas nonsubsidi. Apalagi juga ada perusahaan menengah yang ikut-ikutan menggunakan gas melon. “Gas melon itu peruntukannya jelas, bagi warga miskin. Masalahnya, kalau orang kaya yang menggunakannya, jadinya semuanya kesulitan dan jadi langka,” tambahnya.

Soepratigto menambahkan, pihaknya mengaku bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk membantu percepatan permasalahan kelangkaan tersebut. “Besok (hari ini, Red) kami rencananya bertemu Pemda Jember untuk koordinasi,” tukasnya.

Reporter : Maulana

Fotografer : Maulana

Editor : Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca