Mobile_AP_Rectangle 1

Setelah itu, tempat persembahyangan umat Hindu di Jember mulai membaik. Meski kegiatannya dilaksanakan secara terbatas hingga pukul 16.00. “Sebab, masih belum ada penerangan,” imbuhnya.
Sementara pada 1990, tempat sembahyang yang kini bernama Pura Agung Amertha Asri tersebut kembali direnovasi dengan tambahan ukiran yang awalnya hanya paras biasa. “Sedangkan juru ukirnya juga didatangkan dari Bali,” tandasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti
- Advertisement -

Setelah itu, tempat persembahyangan umat Hindu di Jember mulai membaik. Meski kegiatannya dilaksanakan secara terbatas hingga pukul 16.00. “Sebab, masih belum ada penerangan,” imbuhnya.
Sementara pada 1990, tempat sembahyang yang kini bernama Pura Agung Amertha Asri tersebut kembali direnovasi dengan tambahan ukiran yang awalnya hanya paras biasa. “Sedangkan juru ukirnya juga didatangkan dari Bali,” tandasnya.
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti

Setelah itu, tempat persembahyangan umat Hindu di Jember mulai membaik. Meski kegiatannya dilaksanakan secara terbatas hingga pukul 16.00. “Sebab, masih belum ada penerangan,” imbuhnya.
Sementara pada 1990, tempat sembahyang yang kini bernama Pura Agung Amertha Asri tersebut kembali direnovasi dengan tambahan ukiran yang awalnya hanya paras biasa. “Sedangkan juru ukirnya juga didatangkan dari Bali,” tandasnya.
Jurnalis: Isnein Purnomo
Fotografer: Isnein Purnomo
Editor: Lintang Anis Bena Kinanti