29.5 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Jadikan Ampas sebagai Oleh-Oleh Khas Jember

Hasil Binaan Tim Pengabdian Unej

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.IDKabupaten Jember memiliki banyak industri rumah tangga yang memproduksi tahu. Salah satunya di lingkungan Sumbersalak, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari. Usaha ini mendapat binaan dari tim pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Tim yang diketuai oleh Gatot Subroto SP MP ini berupaya mendampingi industri rumah tangga tahu  untuk melakukan diversifikasi produk olahan tahu. Yakni dengan menggandeng para ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi. Mereka berkreasi menciptakan camilan dari limbah padat (ampas) tahu.

“Program pendampingan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tahu dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar industri rumah tangga,” kata Gatot. Selama ini, ampas tahu banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, tim pengabdian mampu meningkatkan nilai jualnya menjadi bahan baku substitusi untuk membuat opak.

Mobile_AP_Rectangle 2

Tak hanya berfokus pada ampas tahu, tim pengabdian juga mendampingi masyarakat untuk membuat produk olahan dari tahu, seperti tahu walik dan kerupuk tahu. “Diversifikasi ini diharapkan dapat membantu industri tahu dalam meningkatkan masa simpan produk saat tahu tidak habis terjual,” terangnya.

Dalam mendampingi masyarakat, Gatot dibantu oleh dua  dosen. Yakni Tri Handoyo PhD,  Ibu Susan Barbara Patricia SM SHut MSc, serta mahasiswa-mahasiswi Universitas Jember. “Pendampingan ini telah dimulai sejak Juli 2019 sampai satu tahun ke depan,” tambah Tri Handoyo.

Dari hasil pengamatan tim pengabdian, banyak ibu rumah tangga sangat antusias mengikuti program pelatihan dan pendampingan. Karena mereka mengetahui  prospek dari penjualan camilan olahan dari ampas tahu, dapat meningkatkan nilai jual bahan baku tersebut.

Selain pertimbangan ekonomi, masyarakat juga mengakui bahwa pengolahan ampas tahu dan tahu tidak terlalu sulit dikerjakan. Tim pengabdian berharap kelurahan ini bisa menghasilkan produk-produk olahan dari ampas tahu dan tahu untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh khas Jember.

“Adanya industri rumah tangga olahan tahu di lingkungan industri rumah tangga tahu diharapkan mampu mendorong peningkatan kapasitas produksi tahu,” jelasnya. Tim juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkreasi dalam membuat produk olahan lain dari ampas tahu dan tahu.

Masyarakat juga menunjukkan keaktifan dan respons positif dalam pelatihan dengan memberikan masukan terkait harga yang layak, tampilan, dan rasa produk olahan. Program pendampingan ini masih berlangsung dan direncanakan sampai industri rumah tangga tahu dan olahan tahu ini bisa beroperasi secara terus menerus. Bahkan hingga memperoleh PIRT. “Pendampingan tidak hanya dalam diversifikasi produk, tetapi juga membantu proses pemasaran produk mitra oleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan Program Kemitraan bagi Masyarakat, Kemenristekdikti,” tandasnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.IDKabupaten Jember memiliki banyak industri rumah tangga yang memproduksi tahu. Salah satunya di lingkungan Sumbersalak, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari. Usaha ini mendapat binaan dari tim pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Tim yang diketuai oleh Gatot Subroto SP MP ini berupaya mendampingi industri rumah tangga tahu  untuk melakukan diversifikasi produk olahan tahu. Yakni dengan menggandeng para ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi. Mereka berkreasi menciptakan camilan dari limbah padat (ampas) tahu.

“Program pendampingan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tahu dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar industri rumah tangga,” kata Gatot. Selama ini, ampas tahu banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, tim pengabdian mampu meningkatkan nilai jualnya menjadi bahan baku substitusi untuk membuat opak.

Tak hanya berfokus pada ampas tahu, tim pengabdian juga mendampingi masyarakat untuk membuat produk olahan dari tahu, seperti tahu walik dan kerupuk tahu. “Diversifikasi ini diharapkan dapat membantu industri tahu dalam meningkatkan masa simpan produk saat tahu tidak habis terjual,” terangnya.

Dalam mendampingi masyarakat, Gatot dibantu oleh dua  dosen. Yakni Tri Handoyo PhD,  Ibu Susan Barbara Patricia SM SHut MSc, serta mahasiswa-mahasiswi Universitas Jember. “Pendampingan ini telah dimulai sejak Juli 2019 sampai satu tahun ke depan,” tambah Tri Handoyo.

Dari hasil pengamatan tim pengabdian, banyak ibu rumah tangga sangat antusias mengikuti program pelatihan dan pendampingan. Karena mereka mengetahui  prospek dari penjualan camilan olahan dari ampas tahu, dapat meningkatkan nilai jual bahan baku tersebut.

Selain pertimbangan ekonomi, masyarakat juga mengakui bahwa pengolahan ampas tahu dan tahu tidak terlalu sulit dikerjakan. Tim pengabdian berharap kelurahan ini bisa menghasilkan produk-produk olahan dari ampas tahu dan tahu untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh khas Jember.

“Adanya industri rumah tangga olahan tahu di lingkungan industri rumah tangga tahu diharapkan mampu mendorong peningkatan kapasitas produksi tahu,” jelasnya. Tim juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkreasi dalam membuat produk olahan lain dari ampas tahu dan tahu.

Masyarakat juga menunjukkan keaktifan dan respons positif dalam pelatihan dengan memberikan masukan terkait harga yang layak, tampilan, dan rasa produk olahan. Program pendampingan ini masih berlangsung dan direncanakan sampai industri rumah tangga tahu dan olahan tahu ini bisa beroperasi secara terus menerus. Bahkan hingga memperoleh PIRT. “Pendampingan tidak hanya dalam diversifikasi produk, tetapi juga membantu proses pemasaran produk mitra oleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan Program Kemitraan bagi Masyarakat, Kemenristekdikti,” tandasnya.

JEMBER, RADARJEMBER.IDKabupaten Jember memiliki banyak industri rumah tangga yang memproduksi tahu. Salah satunya di lingkungan Sumbersalak, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari. Usaha ini mendapat binaan dari tim pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Tim yang diketuai oleh Gatot Subroto SP MP ini berupaya mendampingi industri rumah tangga tahu  untuk melakukan diversifikasi produk olahan tahu. Yakni dengan menggandeng para ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi. Mereka berkreasi menciptakan camilan dari limbah padat (ampas) tahu.

“Program pendampingan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tahu dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar industri rumah tangga,” kata Gatot. Selama ini, ampas tahu banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, tim pengabdian mampu meningkatkan nilai jualnya menjadi bahan baku substitusi untuk membuat opak.

Tak hanya berfokus pada ampas tahu, tim pengabdian juga mendampingi masyarakat untuk membuat produk olahan dari tahu, seperti tahu walik dan kerupuk tahu. “Diversifikasi ini diharapkan dapat membantu industri tahu dalam meningkatkan masa simpan produk saat tahu tidak habis terjual,” terangnya.

Dalam mendampingi masyarakat, Gatot dibantu oleh dua  dosen. Yakni Tri Handoyo PhD,  Ibu Susan Barbara Patricia SM SHut MSc, serta mahasiswa-mahasiswi Universitas Jember. “Pendampingan ini telah dimulai sejak Juli 2019 sampai satu tahun ke depan,” tambah Tri Handoyo.

Dari hasil pengamatan tim pengabdian, banyak ibu rumah tangga sangat antusias mengikuti program pelatihan dan pendampingan. Karena mereka mengetahui  prospek dari penjualan camilan olahan dari ampas tahu, dapat meningkatkan nilai jual bahan baku tersebut.

Selain pertimbangan ekonomi, masyarakat juga mengakui bahwa pengolahan ampas tahu dan tahu tidak terlalu sulit dikerjakan. Tim pengabdian berharap kelurahan ini bisa menghasilkan produk-produk olahan dari ampas tahu dan tahu untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh khas Jember.

“Adanya industri rumah tangga olahan tahu di lingkungan industri rumah tangga tahu diharapkan mampu mendorong peningkatan kapasitas produksi tahu,” jelasnya. Tim juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berkreasi dalam membuat produk olahan lain dari ampas tahu dan tahu.

Masyarakat juga menunjukkan keaktifan dan respons positif dalam pelatihan dengan memberikan masukan terkait harga yang layak, tampilan, dan rasa produk olahan. Program pendampingan ini masih berlangsung dan direncanakan sampai industri rumah tangga tahu dan olahan tahu ini bisa beroperasi secara terus menerus. Bahkan hingga memperoleh PIRT. “Pendampingan tidak hanya dalam diversifikasi produk, tetapi juga membantu proses pemasaran produk mitra oleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan Program Kemitraan bagi Masyarakat, Kemenristekdikti,” tandasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca