GARAHAN, Radar Jember – Keluh kesah soal kemacetan di Jalur Gumitir yang menghubungkan Jember Banyuwangi sering diakibatkan oleh jalan bergelombang dan rusak. Bahkan, beberapa titik jalan masih menjadi lokasi rawan longsor. Saat ini, sejumlah titik kerusakan di Jalur Gumitir mulai diperbaiki. Sampai kemarin (11/8), sejumlah petugas terpantau sedang menggali jalan untuk proses pengaspalan.
BACA JUGA :Â Pom Mini di Semboro Jember Terbakar, Seorang Pegawai Terluka
Belum rampungnya proyek jalan di Jalan Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan Jember dengan Banyuwangi itu membuat Jalur Gumitir terus terjadi kemacetan panjang. Hampir setiap hari, kendaraan besar dan kecil harus menghabiskan waktu di jalan tersebut. Sebab, kondisi jalan yang rusak dan sangat curam menuntut pengendara melaju pelan. Apalagi, pada musim hujan, lintasan tersebut sering terjadi longsor.
Haryono, salah seorang petugas pengaspalan, membenarkan kemacetan yang sering terjadi di jalan tersebut. Bahkan, pada hari-hari tertentu, kemacetan bisa terjadi selama berjam-jam. Banyak penyebab yang menjadi pemicu kemacetan tersebut. “Apalagi saat perbaikan, mereka harus bergantian lewat, karena lintasan yang dipakai hanya satu arah,” katanya.
Sebelumnya, kondisi jalan sudah mengalami kerusakan. Mulai dari jalan bergelombang hingga jalan berlubang. Hal itu membuat kendaraan tidak seimbang saat melintas. Tak heran jika intensitas kecelakaan di jalan tersebut sangat tinggi. “Sering ada truk guling, karena muatan berat, terus jalannya bergelombang,” imbuhnya.
Kemacetan tersebut turut dikeluhkan oleh Suryadi, pengendara yang sering melintas di jalan tersebut. Dia menyebut, setiap perjalanan melewati Gumitir harus disiapkan waktu lebih. Sebab, termakan oleh kemacetan tersebut. “Sering macet. Sudah biasa di sini (Jalur Gumitir, Red),” timpalnya.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, sepanjang jalur dari arah Jember menuju Banyuwangi itu terdapat dua titik perbaikan jalan. Di antaranya Jalan Gumitir yang masuk Desa Sidomulyo dan Jalan Gumitir yang ada di kawasan Desa Garahan. (mun/c2/bud)