JEMBER, RADARJEMBER.ID- Masih ingat Ferry Setyawan, difabel pembuat kaki palsu di Jalan Kaca Piring, Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang? Hampir dua tahun belakangan ini usahanya sepi karena terdampak pandemi. Sekarang, nyaris tidak ada aktivitas pembuatan kaki palsu di bengkel kerja depan rumahnya. Bagaimana cara dia bertahan?
Jawa Pos Radar Jember kembali mengunjungi kediamannya, belum lama ini. Rumah di permukiman padat penduduk itu dipenuhi oleh motor milik disabilitas. Mereka terlihat duduk santai di teras. Memang rumah itu tidak pernah sepi dari difabel, bahkan hal seperti itu berlangsung sampai malam hari. “Sepi dan tidak ada orang datang kemari untuk pesan kaki palsu. Jadi, sementara tidak ada kesibukan bikin kaki palsu. Bukan berarti bangkrut, karena usaha ini tetap buka. Bila sewaktu-waktu ada pesanan, langsung kami kerjakan,” ungkap Ferry Setyawan.
Pemilik pembuatan organ tubuh tiruan ini mengatakan, usaha tersebut telah dia lakoni sejak 2016 lalu. Dulu pekerjaan itu dikerjakan oleh Ferry seorang diri. Namun kini, dirinya telah memiliki dua orang pegawai. Keduanya juga berasal dari kalangan difabel. “Dulu sebelum pandemi, setiap bulan selalu ada orang pesan kaki (palsu, Red) di sini karena harganya lebih murah dengan tetap mengutamakan kualitas. Pesanan kaki palsu itu bukan saja datang dari Jember, tapi juga dari luar kota. Seperti Bondowoso dan Madura,” imbuh Ferry.
Menghadapi dampak pandemi yang mengakibatkan usahanya sepi, Ferry dan pegawainya tidak tinggal diam. Sebab, bagaimanapun, mereka tetap memiliki kebutuhan untuk mencukupi keluarganya. Kini, sembari menunggu pandemi Covid-19 berlalu, Ferry dan para pegawainya banting setir untuk sementara waktu. Sebagai tukang las dan menjadi reseller kue. “Mau bagaimana lagi? Ketimbang berdiam diri, jadi sementara waktu alih profesi dulu. Semoga pandemi cepat berlalu, sehingga bisa kembali bekerja seperti semula,” kata Antok Purwanto, difabel yang lain.
Ia menceritakan, skill atau ketrampilan las listrik tersebut diperoleh saat dia dan difabel lainnya mengikuti kursus di UPT Balai Latihan Kerja (BLK) Jember milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur. “Alhamdulillah ada saja orang pesan pagar, teralis, dan kanopi. Di waktu luang terkadang berjualan kue, hasilnya lumayan untuk tambah-tambah penghasilan,” pungkasnya.
Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor : Mahrus Sholih