27.2 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Demi Supir DLH Jamin Tidak sampai Kehabisan Stok BBM

Mobile_AP_Rectangle 1

PATRANG, RADARJEMBER.ID-  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember menggaransi persoalan sampah menumpuk di akhir tahun, seperti tahun sebelumnya, tidak akan terulang lagi. DLH juga menjamin masalah bahan bakar minyak (BBM) truk sampah yang mencuat akhir tahun lalu tidak terjadi kembali. Sebab, dinas telah memiliki stok BBM hingga Januari 2022.

Persoalan sampah banyak dikeluhkan oleh masyarakat akhir 2020 hingga awal 2021. Banyak limbah rumah tangga di tempat pembuangan sampah (TPS) tidak terangkut oleh truk. Para sopir mogok kerja karena tidak ada BBM. Akhirnya, sampah menimbun di depo pembuangan sementara atau TPS. Bahkan, bahu Jalan Imam Bonjol, Kaliwates, menjadi ladang empuk bagi pembuang sampah liar.

Menyikapi kejadian tersebut, Kepala DLH Pemkab Jember Eko Heru Sunarso menyatakan, pihaknya mulai menyikapi dan mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada akhir tahun 2021 ini. Kejadian akhir tahun kemarin, kata dia, pada intinya karena truk sampah tidak jalan lantaran tidak ada anggaran BBM. “Bahan bakar angkutan sampah harus diamankan dulu,” terangnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Mendekati akhir tahun seperti ini, DLH menyiapkan langkah antisipasi untuk BBM truk sampah. “Kami sudah saving BBM truk sampah sampai Januari 2022,” imbuhnya. Ketersediaan BBM yang aman tersebut diharapkan mampu menjawab problem klasik sampah yang biasanya terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun anggaran.

Terlebih, kata dia, saat ini insentif bagi petugas truk sampah juga telah naik dua kali lipat dari sebelumnya. Jika awalnya Rp 750 ribu per bulan, kini menjadi Rp 1,5 juta. “Petugas kebersihan, termasuk truk sampah itu, bukan tenaga kerja sukarelawan atau sukwan. Melainkan, gaji berdasarkan hari orang kerja atau HOK,” paparnya.

Selain persoalan tersebut, DLH juga telah mengurai masalah sampah liar di bahu Jalan Imam Bonjol. Sebelumnya, Jalan Imam Bonjol seperti TPA, bukan TPS. Sebab, di sana menjadi langganan pembuang sampah nakal, hingga menumpuk di bahu jalan. “Sampah apa saja, termasuk bekas material bangunan dibuang di sana. Jadi menumpuk,” tuturnya.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, ada petugas yang ditugaskan memantau pergerakan sampah agar tidak ada pembuangan liar. Dia mengakui, terkadang masih kecolongan ada sampah liar yang dibuang pada malam hari. Heru pun berharap, persoalan sampah itu bukan diselesaikan dinas atau pemerintah saja, tapi harus diselesaikan secara bersama-sama. Artinya, bila sampah telah dikurangi dan dipilah sejak dari rumah, maka turut membantu problem sampah di lapangan.

Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor : Mahrus Sholih

 

- Advertisement -

PATRANG, RADARJEMBER.ID-  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember menggaransi persoalan sampah menumpuk di akhir tahun, seperti tahun sebelumnya, tidak akan terulang lagi. DLH juga menjamin masalah bahan bakar minyak (BBM) truk sampah yang mencuat akhir tahun lalu tidak terjadi kembali. Sebab, dinas telah memiliki stok BBM hingga Januari 2022.

Persoalan sampah banyak dikeluhkan oleh masyarakat akhir 2020 hingga awal 2021. Banyak limbah rumah tangga di tempat pembuangan sampah (TPS) tidak terangkut oleh truk. Para sopir mogok kerja karena tidak ada BBM. Akhirnya, sampah menimbun di depo pembuangan sementara atau TPS. Bahkan, bahu Jalan Imam Bonjol, Kaliwates, menjadi ladang empuk bagi pembuang sampah liar.

Menyikapi kejadian tersebut, Kepala DLH Pemkab Jember Eko Heru Sunarso menyatakan, pihaknya mulai menyikapi dan mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada akhir tahun 2021 ini. Kejadian akhir tahun kemarin, kata dia, pada intinya karena truk sampah tidak jalan lantaran tidak ada anggaran BBM. “Bahan bakar angkutan sampah harus diamankan dulu,” terangnya.

Mendekati akhir tahun seperti ini, DLH menyiapkan langkah antisipasi untuk BBM truk sampah. “Kami sudah saving BBM truk sampah sampai Januari 2022,” imbuhnya. Ketersediaan BBM yang aman tersebut diharapkan mampu menjawab problem klasik sampah yang biasanya terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun anggaran.

Terlebih, kata dia, saat ini insentif bagi petugas truk sampah juga telah naik dua kali lipat dari sebelumnya. Jika awalnya Rp 750 ribu per bulan, kini menjadi Rp 1,5 juta. “Petugas kebersihan, termasuk truk sampah itu, bukan tenaga kerja sukarelawan atau sukwan. Melainkan, gaji berdasarkan hari orang kerja atau HOK,” paparnya.

Selain persoalan tersebut, DLH juga telah mengurai masalah sampah liar di bahu Jalan Imam Bonjol. Sebelumnya, Jalan Imam Bonjol seperti TPA, bukan TPS. Sebab, di sana menjadi langganan pembuang sampah nakal, hingga menumpuk di bahu jalan. “Sampah apa saja, termasuk bekas material bangunan dibuang di sana. Jadi menumpuk,” tuturnya.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, ada petugas yang ditugaskan memantau pergerakan sampah agar tidak ada pembuangan liar. Dia mengakui, terkadang masih kecolongan ada sampah liar yang dibuang pada malam hari. Heru pun berharap, persoalan sampah itu bukan diselesaikan dinas atau pemerintah saja, tapi harus diselesaikan secara bersama-sama. Artinya, bila sampah telah dikurangi dan dipilah sejak dari rumah, maka turut membantu problem sampah di lapangan.

Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor : Mahrus Sholih

 

PATRANG, RADARJEMBER.ID-  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Jember menggaransi persoalan sampah menumpuk di akhir tahun, seperti tahun sebelumnya, tidak akan terulang lagi. DLH juga menjamin masalah bahan bakar minyak (BBM) truk sampah yang mencuat akhir tahun lalu tidak terjadi kembali. Sebab, dinas telah memiliki stok BBM hingga Januari 2022.

Persoalan sampah banyak dikeluhkan oleh masyarakat akhir 2020 hingga awal 2021. Banyak limbah rumah tangga di tempat pembuangan sampah (TPS) tidak terangkut oleh truk. Para sopir mogok kerja karena tidak ada BBM. Akhirnya, sampah menimbun di depo pembuangan sementara atau TPS. Bahkan, bahu Jalan Imam Bonjol, Kaliwates, menjadi ladang empuk bagi pembuang sampah liar.

Menyikapi kejadian tersebut, Kepala DLH Pemkab Jember Eko Heru Sunarso menyatakan, pihaknya mulai menyikapi dan mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi pada akhir tahun 2021 ini. Kejadian akhir tahun kemarin, kata dia, pada intinya karena truk sampah tidak jalan lantaran tidak ada anggaran BBM. “Bahan bakar angkutan sampah harus diamankan dulu,” terangnya.

Mendekati akhir tahun seperti ini, DLH menyiapkan langkah antisipasi untuk BBM truk sampah. “Kami sudah saving BBM truk sampah sampai Januari 2022,” imbuhnya. Ketersediaan BBM yang aman tersebut diharapkan mampu menjawab problem klasik sampah yang biasanya terjadi pada akhir tahun hingga awal tahun anggaran.

Terlebih, kata dia, saat ini insentif bagi petugas truk sampah juga telah naik dua kali lipat dari sebelumnya. Jika awalnya Rp 750 ribu per bulan, kini menjadi Rp 1,5 juta. “Petugas kebersihan, termasuk truk sampah itu, bukan tenaga kerja sukarelawan atau sukwan. Melainkan, gaji berdasarkan hari orang kerja atau HOK,” paparnya.

Selain persoalan tersebut, DLH juga telah mengurai masalah sampah liar di bahu Jalan Imam Bonjol. Sebelumnya, Jalan Imam Bonjol seperti TPA, bukan TPS. Sebab, di sana menjadi langganan pembuang sampah nakal, hingga menumpuk di bahu jalan. “Sampah apa saja, termasuk bekas material bangunan dibuang di sana. Jadi menumpuk,” tuturnya.

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, ada petugas yang ditugaskan memantau pergerakan sampah agar tidak ada pembuangan liar. Dia mengakui, terkadang masih kecolongan ada sampah liar yang dibuang pada malam hari. Heru pun berharap, persoalan sampah itu bukan diselesaikan dinas atau pemerintah saja, tapi harus diselesaikan secara bersama-sama. Artinya, bila sampah telah dikurangi dan dipilah sejak dari rumah, maka turut membantu problem sampah di lapangan.

Reporter : Dwi Siswanto
Fotografer : Dwi Siswanto
Editor : Mahrus Sholih

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca