22.7 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Belasan Kader Posyandu Jember Dilatih Tangkal Hoax dan Menulis Pesan Baik

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Belasan kader posyandu di Jember terlihat semangat mengikuti pelatihan tangkal hoax dan menulis yang diselenggarakan Plato, Sabtu (11/3). Selain meningkatkan kapasitas kader, acara itu juga bertujuan agar para kader bisa menyebarkan pesan baik dari aktivitas yang mereka lakukan.

Didukung Unicef, pelatihan menulis yang berlangsung di salah satu hotel itu menjadi satu rangkaian dalam agenda bertajuk “Pengembangan Kapasitas mengenai Infodemi dan Penulisan Berbagi Praktik Baik Pesan Kunci RCCE”. Meski digelar saat akhir pekan, namun 18 kader yang hadir nampak bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

BACA JUGA: Kader Posyandu Berperan Penting Cegah Stunting

Mobile_AP_Rectangle 2

Direktur Plato Dita Amalia mengatakan, ada beberapa materi yang disampaikan kepada para kader. Selain penulisan, juga edukasi tentang tangkal hoax. Khususnya isu imunisasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP).

Oleh karena itu, peserta diajak dialog dengan menggali hoaks dan misinformasi yang seringkali timbul di masyarakat. Misalnya hokas tentang imunisasi yang dapat menyebabkan anak sakit hingga lumpuh, KB steril dianggap haram, hingga diapers yang dibakar dapat menyebabkan anak mengalami ruam kulit.

Tak cukup pada pemetaan kabar hoax saja, para kader posyandu itu juga diajak praktik secara langsung tentang cara menangkal hoax melalui tiga langkah pembelajaran dengan pendekatan KAP. Yaitu pemanasan, belajar dan bermain, serta aksi bersama. Proses ini melibatkan fasilitator KAP dari Plato, Yuniar Sulistyo dan Annisa Taqwa.

Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pesan kunci tentang langkah yang harus dilakukan saat mendapatkan hoax. Dan aksi apa yang harus diperbuat dalam mengatasi hoaks. Termasuk memberikan informasi link yang bisa diakses untuk validasi kebenaran hoaks tersebut.

Terakhir, di tahap aksi bersama, fasilitator mengajak peserta mengunci komitmen dengan menggali manfaat yang diperoleh. “Kemudian, menggali aksi yang akan dilakukan peserta dengan meragukan (kabar yang diperoleh) untuk meneguhkan. Selanjutnya, diakhiri dengan merinci aksi,” ungkap Dita.

Pemimpin Redaksi Radar Jember Digital Mahrus Sholih, yang hadir menyampaikan teknik menulis berita, turut mempertajam pemahaman para peserta. Dia menyampaikan materi mulai dari proses jurnalistik, unsur-unsur berita, hingga tips menulis efektif. “Menulis berita itu intinya adalah menyampaikan informasi. Harus ringkas dan mudah dipahami. Jangan berbelit-belit,” terang Mahrus.

Tak hanya itu, Mahrus juga mereview bersama hasil tulisan praktik baik yang ditulis oleh salah satu kader. Kemudian, dikuatkan oleh Dita Amalia tentang bagaimana menuangkan cerita perubahan mendasar yang dirasakan oleh kader, selama mereka terlibat dalam program RCCE (Risk Communication and Community Engagement) tersebut.

“Serangkaian materi telah disampaikan dengan ringan, serta perumpamaan yang digunakan juga jelas. Sehingga mudah dipahami oleh peserta yang hadir,” tutur Yayuk, salah satu peserta.

Sebelumnya, belasan perempuan yang mengikuti pelatihan ini adalah kader posyandu yang terlibat dalam program RCCE. Mereka tersebar di sejumlah puskesmas di Jember. Baik puskesmas kawasan kota maupun perdesaan.

Strategi RCCE ini dirancang untuk mempromosikan perilaku pencegahan, membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam mengakses layanan pencegahan, termasuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan lainnya, gizi dan Water Sanitation and Hygiene (WASH) yang bersifat esensial.

Oleh karena itu, untuk mempromosikan masyarakat yang lebih sehat, program RCCE difokuskan pada penyampaian pesan imunisasi, ASI eksklusif, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil, pemberian MP-ASI, gizi seimbang, serta PHBS, dengan selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Upaya ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah stunting sedini mungkin.

Strategi tersebut juga difokuskan dalam penguatan respons komunikasi risiko dan keterlibatan komunitas dalam penyebaran informasi kesehatan, termasuk keterlibatan kader posyandu. RCCE ini hadir terkait dengan banyaknya hambatan dalam akses layanan maupun informasi tentang kesehatan. (*)

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Belasan kader posyandu di Jember terlihat semangat mengikuti pelatihan tangkal hoax dan menulis yang diselenggarakan Plato, Sabtu (11/3). Selain meningkatkan kapasitas kader, acara itu juga bertujuan agar para kader bisa menyebarkan pesan baik dari aktivitas yang mereka lakukan.

Didukung Unicef, pelatihan menulis yang berlangsung di salah satu hotel itu menjadi satu rangkaian dalam agenda bertajuk “Pengembangan Kapasitas mengenai Infodemi dan Penulisan Berbagi Praktik Baik Pesan Kunci RCCE”. Meski digelar saat akhir pekan, namun 18 kader yang hadir nampak bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

BACA JUGA: Kader Posyandu Berperan Penting Cegah Stunting

Direktur Plato Dita Amalia mengatakan, ada beberapa materi yang disampaikan kepada para kader. Selain penulisan, juga edukasi tentang tangkal hoax. Khususnya isu imunisasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP).

Oleh karena itu, peserta diajak dialog dengan menggali hoaks dan misinformasi yang seringkali timbul di masyarakat. Misalnya hokas tentang imunisasi yang dapat menyebabkan anak sakit hingga lumpuh, KB steril dianggap haram, hingga diapers yang dibakar dapat menyebabkan anak mengalami ruam kulit.

Tak cukup pada pemetaan kabar hoax saja, para kader posyandu itu juga diajak praktik secara langsung tentang cara menangkal hoax melalui tiga langkah pembelajaran dengan pendekatan KAP. Yaitu pemanasan, belajar dan bermain, serta aksi bersama. Proses ini melibatkan fasilitator KAP dari Plato, Yuniar Sulistyo dan Annisa Taqwa.

Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pesan kunci tentang langkah yang harus dilakukan saat mendapatkan hoax. Dan aksi apa yang harus diperbuat dalam mengatasi hoaks. Termasuk memberikan informasi link yang bisa diakses untuk validasi kebenaran hoaks tersebut.

Terakhir, di tahap aksi bersama, fasilitator mengajak peserta mengunci komitmen dengan menggali manfaat yang diperoleh. “Kemudian, menggali aksi yang akan dilakukan peserta dengan meragukan (kabar yang diperoleh) untuk meneguhkan. Selanjutnya, diakhiri dengan merinci aksi,” ungkap Dita.

Pemimpin Redaksi Radar Jember Digital Mahrus Sholih, yang hadir menyampaikan teknik menulis berita, turut mempertajam pemahaman para peserta. Dia menyampaikan materi mulai dari proses jurnalistik, unsur-unsur berita, hingga tips menulis efektif. “Menulis berita itu intinya adalah menyampaikan informasi. Harus ringkas dan mudah dipahami. Jangan berbelit-belit,” terang Mahrus.

Tak hanya itu, Mahrus juga mereview bersama hasil tulisan praktik baik yang ditulis oleh salah satu kader. Kemudian, dikuatkan oleh Dita Amalia tentang bagaimana menuangkan cerita perubahan mendasar yang dirasakan oleh kader, selama mereka terlibat dalam program RCCE (Risk Communication and Community Engagement) tersebut.

“Serangkaian materi telah disampaikan dengan ringan, serta perumpamaan yang digunakan juga jelas. Sehingga mudah dipahami oleh peserta yang hadir,” tutur Yayuk, salah satu peserta.

Sebelumnya, belasan perempuan yang mengikuti pelatihan ini adalah kader posyandu yang terlibat dalam program RCCE. Mereka tersebar di sejumlah puskesmas di Jember. Baik puskesmas kawasan kota maupun perdesaan.

Strategi RCCE ini dirancang untuk mempromosikan perilaku pencegahan, membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam mengakses layanan pencegahan, termasuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan lainnya, gizi dan Water Sanitation and Hygiene (WASH) yang bersifat esensial.

Oleh karena itu, untuk mempromosikan masyarakat yang lebih sehat, program RCCE difokuskan pada penyampaian pesan imunisasi, ASI eksklusif, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil, pemberian MP-ASI, gizi seimbang, serta PHBS, dengan selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Upaya ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah stunting sedini mungkin.

Strategi tersebut juga difokuskan dalam penguatan respons komunikasi risiko dan keterlibatan komunitas dalam penyebaran informasi kesehatan, termasuk keterlibatan kader posyandu. RCCE ini hadir terkait dengan banyaknya hambatan dalam akses layanan maupun informasi tentang kesehatan. (*)

JEMBER, RADARJEMBER.ID- Belasan kader posyandu di Jember terlihat semangat mengikuti pelatihan tangkal hoax dan menulis yang diselenggarakan Plato, Sabtu (11/3). Selain meningkatkan kapasitas kader, acara itu juga bertujuan agar para kader bisa menyebarkan pesan baik dari aktivitas yang mereka lakukan.

Didukung Unicef, pelatihan menulis yang berlangsung di salah satu hotel itu menjadi satu rangkaian dalam agenda bertajuk “Pengembangan Kapasitas mengenai Infodemi dan Penulisan Berbagi Praktik Baik Pesan Kunci RCCE”. Meski digelar saat akhir pekan, namun 18 kader yang hadir nampak bersemangat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

BACA JUGA: Kader Posyandu Berperan Penting Cegah Stunting

Direktur Plato Dita Amalia mengatakan, ada beberapa materi yang disampaikan kepada para kader. Selain penulisan, juga edukasi tentang tangkal hoax. Khususnya isu imunisasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan pendekatan Komunikasi Antar Pribadi (KAP).

Oleh karena itu, peserta diajak dialog dengan menggali hoaks dan misinformasi yang seringkali timbul di masyarakat. Misalnya hokas tentang imunisasi yang dapat menyebabkan anak sakit hingga lumpuh, KB steril dianggap haram, hingga diapers yang dibakar dapat menyebabkan anak mengalami ruam kulit.

Tak cukup pada pemetaan kabar hoax saja, para kader posyandu itu juga diajak praktik secara langsung tentang cara menangkal hoax melalui tiga langkah pembelajaran dengan pendekatan KAP. Yaitu pemanasan, belajar dan bermain, serta aksi bersama. Proses ini melibatkan fasilitator KAP dari Plato, Yuniar Sulistyo dan Annisa Taqwa.

Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan pesan kunci tentang langkah yang harus dilakukan saat mendapatkan hoax. Dan aksi apa yang harus diperbuat dalam mengatasi hoaks. Termasuk memberikan informasi link yang bisa diakses untuk validasi kebenaran hoaks tersebut.

Terakhir, di tahap aksi bersama, fasilitator mengajak peserta mengunci komitmen dengan menggali manfaat yang diperoleh. “Kemudian, menggali aksi yang akan dilakukan peserta dengan meragukan (kabar yang diperoleh) untuk meneguhkan. Selanjutnya, diakhiri dengan merinci aksi,” ungkap Dita.

Pemimpin Redaksi Radar Jember Digital Mahrus Sholih, yang hadir menyampaikan teknik menulis berita, turut mempertajam pemahaman para peserta. Dia menyampaikan materi mulai dari proses jurnalistik, unsur-unsur berita, hingga tips menulis efektif. “Menulis berita itu intinya adalah menyampaikan informasi. Harus ringkas dan mudah dipahami. Jangan berbelit-belit,” terang Mahrus.

Tak hanya itu, Mahrus juga mereview bersama hasil tulisan praktik baik yang ditulis oleh salah satu kader. Kemudian, dikuatkan oleh Dita Amalia tentang bagaimana menuangkan cerita perubahan mendasar yang dirasakan oleh kader, selama mereka terlibat dalam program RCCE (Risk Communication and Community Engagement) tersebut.

“Serangkaian materi telah disampaikan dengan ringan, serta perumpamaan yang digunakan juga jelas. Sehingga mudah dipahami oleh peserta yang hadir,” tutur Yayuk, salah satu peserta.

Sebelumnya, belasan perempuan yang mengikuti pelatihan ini adalah kader posyandu yang terlibat dalam program RCCE. Mereka tersebar di sejumlah puskesmas di Jember. Baik puskesmas kawasan kota maupun perdesaan.

Strategi RCCE ini dirancang untuk mempromosikan perilaku pencegahan, membangun kepercayaan dan keyakinan masyarakat dalam mengakses layanan pencegahan, termasuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan lainnya, gizi dan Water Sanitation and Hygiene (WASH) yang bersifat esensial.

Oleh karena itu, untuk mempromosikan masyarakat yang lebih sehat, program RCCE difokuskan pada penyampaian pesan imunisasi, ASI eksklusif, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada ibu hamil, pemberian MP-ASI, gizi seimbang, serta PHBS, dengan selalu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir. Upaya ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mencegah stunting sedini mungkin.

Strategi tersebut juga difokuskan dalam penguatan respons komunikasi risiko dan keterlibatan komunitas dalam penyebaran informasi kesehatan, termasuk keterlibatan kader posyandu. RCCE ini hadir terkait dengan banyaknya hambatan dalam akses layanan maupun informasi tentang kesehatan. (*)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca