Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Curah hujan di Kabupaten Jember yang tergolong tinggi beberapa waktu belakangan membuat sejumlah petani ketar-ketir. Pasalnya, tidak sedikit padi rusak akibat terendam banjir. Nah, di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, petani setempat menyiasatinya dengan melakukan panen lebih awal.
Biasanya padi mulai dipanen warga ketika daun tanaman menguning. Sementara di Mangli, belum semua daun padi ini menguning. “Walaupun belum kuning semua, tetapi usianya sudah siap panen,” kata Hanafi, buruh tani asal Desa/Kecamatan Ajung yang ikut bekerja memanen padi.
Dikatakannya, panen padi di lahan milik Zaenal tersebut dilakukan pada saat yang tepat. “Biasanya hujan turun setiap hari. Alhamdulillah, tadi sempat gerimis, tetapi tidak jadi hujan. Ini kerjanya sudah hampir selesai,” bebernya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Meski demikian, lahan yang digunakan saat panen padi biasanya dipilih di lokasi yang kering. Sayangnya, untuk kali ini, menurut dia, tidak ada lahan kering lantaran intensitas hujan bisa dibilang terus-terusan. “Makanya ini kerja cepat, khawatir hujan. Kalau padi digenangi air hujan terlalu lama, bisa jadi rusak,” timpal Ahmad, petani yang lain.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, panen padi itu pun dilakukan di tengah sawah yang dinilai paling kering. Namun demikian, pada saat Jawa Pos Radar Jember mendekat, kaki yang menginjak di areal tersebut masih tercelup tanah sawah yang gembur akibat kadar air yang cukup tinggi.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Curah hujan di Kabupaten Jember yang tergolong tinggi beberapa waktu belakangan membuat sejumlah petani ketar-ketir. Pasalnya, tidak sedikit padi rusak akibat terendam banjir. Nah, di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, petani setempat menyiasatinya dengan melakukan panen lebih awal.
Biasanya padi mulai dipanen warga ketika daun tanaman menguning. Sementara di Mangli, belum semua daun padi ini menguning. “Walaupun belum kuning semua, tetapi usianya sudah siap panen,” kata Hanafi, buruh tani asal Desa/Kecamatan Ajung yang ikut bekerja memanen padi.
Dikatakannya, panen padi di lahan milik Zaenal tersebut dilakukan pada saat yang tepat. “Biasanya hujan turun setiap hari. Alhamdulillah, tadi sempat gerimis, tetapi tidak jadi hujan. Ini kerjanya sudah hampir selesai,” bebernya.
Meski demikian, lahan yang digunakan saat panen padi biasanya dipilih di lokasi yang kering. Sayangnya, untuk kali ini, menurut dia, tidak ada lahan kering lantaran intensitas hujan bisa dibilang terus-terusan. “Makanya ini kerja cepat, khawatir hujan. Kalau padi digenangi air hujan terlalu lama, bisa jadi rusak,” timpal Ahmad, petani yang lain.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, panen padi itu pun dilakukan di tengah sawah yang dinilai paling kering. Namun demikian, pada saat Jawa Pos Radar Jember mendekat, kaki yang menginjak di areal tersebut masih tercelup tanah sawah yang gembur akibat kadar air yang cukup tinggi.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Curah hujan di Kabupaten Jember yang tergolong tinggi beberapa waktu belakangan membuat sejumlah petani ketar-ketir. Pasalnya, tidak sedikit padi rusak akibat terendam banjir. Nah, di Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, petani setempat menyiasatinya dengan melakukan panen lebih awal.
Biasanya padi mulai dipanen warga ketika daun tanaman menguning. Sementara di Mangli, belum semua daun padi ini menguning. “Walaupun belum kuning semua, tetapi usianya sudah siap panen,” kata Hanafi, buruh tani asal Desa/Kecamatan Ajung yang ikut bekerja memanen padi.
Dikatakannya, panen padi di lahan milik Zaenal tersebut dilakukan pada saat yang tepat. “Biasanya hujan turun setiap hari. Alhamdulillah, tadi sempat gerimis, tetapi tidak jadi hujan. Ini kerjanya sudah hampir selesai,” bebernya.
Meski demikian, lahan yang digunakan saat panen padi biasanya dipilih di lokasi yang kering. Sayangnya, untuk kali ini, menurut dia, tidak ada lahan kering lantaran intensitas hujan bisa dibilang terus-terusan. “Makanya ini kerja cepat, khawatir hujan. Kalau padi digenangi air hujan terlalu lama, bisa jadi rusak,” timpal Ahmad, petani yang lain.
Pantauan Jawa Pos Radar Jember, panen padi itu pun dilakukan di tengah sawah yang dinilai paling kering. Namun demikian, pada saat Jawa Pos Radar Jember mendekat, kaki yang menginjak di areal tersebut masih tercelup tanah sawah yang gembur akibat kadar air yang cukup tinggi.