24.9 C
Jember
Sunday, 26 March 2023

Pemudik dari Bali Dibawa ke JSG

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Aktivitas tak biasa di Jember Sport Garden (JSG) Kecamatan Ajung, sempat membuat heboh masyarakat. Sebab, di tempat isolasi orang dalam risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 itu ramai petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Terlebih, juga ada sebuah ambulans yang membawa seorang pria. Lelaki tersebut juga diapit oleh petugas medis berpakaian APD komplet.

Pria yang mengenakan kemeja batik inilah yang membuat suasana JSG itu tidak seperti biasanya. Lelaki yang dibawa ke JSG itu adalah seorang pemudik dari Bali dan masuk Jember menggunakan angkutan kereta api. Dia diketahui merupakan warga Bintoro, Kecamatan Patrang, yang baru turun dari kereta bersama salah seorang temannya. Namun, ketika dicek oleh petugas, suhu tubuhnya cukup tinggi, mencapai 38 derajat Celsius lebih.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak berselang lama, sekitar 20 menit, pria tersebut kembali dibawa oleh petugas medis ke dalam ambulans. Informasi yang diperoleh, lelaki itu dirujuk ke RS DKT Jember untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Hanya saja, masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab pria tersebut dibawa ke rumah sakit. Tapi, jika melihat kesiapsiagaan pemerintah, dia masuk kategori ODP karena baru pulang dari Bali yang merupakan zona merah Covid-19.

Mobile_AP_Rectangle 2

Humas KAI Daop 9 Jember Mahendro Trang Bawono mengakui bahwa orang yang bersangkutan baru datang ke Jember dengan kereta api Wijaya Kusuma dari Ketapang, Banyuwangi. Saat turun di Stasiun Jember, orang bersangkutan menunjukan suhu tubuh 38,7 derajat Celsius. “Kami periksa lagi sampai dua kali. Hasil keduanya suhunya turun 37,9 derajat Celcius,” pungkasnya.

Karena suhu tinggi dan berasal dari zona merah inilah, maka orang itu dibawa oleh petugas medis ke JSG. Dia diangkut oleh ambulans milik Kelurahan Slawu, Patrang, hingga kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit.

Sementara itu, Ketua Tim Medis Penanggulangan Covid-19 Jember dr Maksum Pandelima menjelaskan, meski JSG sudah ditetapkan sebagai ruang isolasi Covid-19 dan telah diaktifkan, tapi sejauh ini belum ada ODP atau ODR yang diisolasi di sana. “Sudah aktif. Semuanya sudah lengkap, termasuk screening. Tapi belum ada yang masuk,” tuturnya.

Namun, perihal adanya pemudik dari Bali yang dilarikan ke JSG dan langsung dirujuk ke rumah sakit, dr Maksum menilai, petugas medis yang membawanya masih salah kaprah. Sebab, JSG bukan menjadi tempat perawatan, tapi lokasi isolasi. “Itu salah kamar. Jadi, JSG itu bukan karantina orang sakit. Tapi orang-orang sehat seperti ODP dan ODR,” paparnya.

Jika orang sakit, seperti demam, batuk, pilek, hingga sesak, maka saat di JSG justru bisa menulari orang-orang sehat yang dalam pemantauan tersebut. “Makanya, hal yang penting sebelum masuk JSG adalah screening. Sekarang alat screening di JSG sudah lengkap,” tuturnya.

Dokter yang juga Kepala RS DKT Jember ini masih belum mengetahui lebih detail apakah pemudik dari Bali tersebut dilarikan ke RS DKT atau tidak. Kendati RS DKT juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Sejauh ini, kata dia, dari empat tempat tidur di ruang isolasi yang tersedia di rumah sakit, hanya ada satu pasien yang dirawat. “Kalau dulu ruang isolasi itu full. Sekarang kalau tidak salah hanya satu orang saja,” jelasnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Aktivitas tak biasa di Jember Sport Garden (JSG) Kecamatan Ajung, sempat membuat heboh masyarakat. Sebab, di tempat isolasi orang dalam risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 itu ramai petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Terlebih, juga ada sebuah ambulans yang membawa seorang pria. Lelaki tersebut juga diapit oleh petugas medis berpakaian APD komplet.

Pria yang mengenakan kemeja batik inilah yang membuat suasana JSG itu tidak seperti biasanya. Lelaki yang dibawa ke JSG itu adalah seorang pemudik dari Bali dan masuk Jember menggunakan angkutan kereta api. Dia diketahui merupakan warga Bintoro, Kecamatan Patrang, yang baru turun dari kereta bersama salah seorang temannya. Namun, ketika dicek oleh petugas, suhu tubuhnya cukup tinggi, mencapai 38 derajat Celsius lebih.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak berselang lama, sekitar 20 menit, pria tersebut kembali dibawa oleh petugas medis ke dalam ambulans. Informasi yang diperoleh, lelaki itu dirujuk ke RS DKT Jember untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Hanya saja, masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab pria tersebut dibawa ke rumah sakit. Tapi, jika melihat kesiapsiagaan pemerintah, dia masuk kategori ODP karena baru pulang dari Bali yang merupakan zona merah Covid-19.

Humas KAI Daop 9 Jember Mahendro Trang Bawono mengakui bahwa orang yang bersangkutan baru datang ke Jember dengan kereta api Wijaya Kusuma dari Ketapang, Banyuwangi. Saat turun di Stasiun Jember, orang bersangkutan menunjukan suhu tubuh 38,7 derajat Celsius. “Kami periksa lagi sampai dua kali. Hasil keduanya suhunya turun 37,9 derajat Celcius,” pungkasnya.

Karena suhu tinggi dan berasal dari zona merah inilah, maka orang itu dibawa oleh petugas medis ke JSG. Dia diangkut oleh ambulans milik Kelurahan Slawu, Patrang, hingga kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit.

Sementara itu, Ketua Tim Medis Penanggulangan Covid-19 Jember dr Maksum Pandelima menjelaskan, meski JSG sudah ditetapkan sebagai ruang isolasi Covid-19 dan telah diaktifkan, tapi sejauh ini belum ada ODP atau ODR yang diisolasi di sana. “Sudah aktif. Semuanya sudah lengkap, termasuk screening. Tapi belum ada yang masuk,” tuturnya.

Namun, perihal adanya pemudik dari Bali yang dilarikan ke JSG dan langsung dirujuk ke rumah sakit, dr Maksum menilai, petugas medis yang membawanya masih salah kaprah. Sebab, JSG bukan menjadi tempat perawatan, tapi lokasi isolasi. “Itu salah kamar. Jadi, JSG itu bukan karantina orang sakit. Tapi orang-orang sehat seperti ODP dan ODR,” paparnya.

Jika orang sakit, seperti demam, batuk, pilek, hingga sesak, maka saat di JSG justru bisa menulari orang-orang sehat yang dalam pemantauan tersebut. “Makanya, hal yang penting sebelum masuk JSG adalah screening. Sekarang alat screening di JSG sudah lengkap,” tuturnya.

Dokter yang juga Kepala RS DKT Jember ini masih belum mengetahui lebih detail apakah pemudik dari Bali tersebut dilarikan ke RS DKT atau tidak. Kendati RS DKT juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Sejauh ini, kata dia, dari empat tempat tidur di ruang isolasi yang tersedia di rumah sakit, hanya ada satu pasien yang dirawat. “Kalau dulu ruang isolasi itu full. Sekarang kalau tidak salah hanya satu orang saja,” jelasnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Aktivitas tak biasa di Jember Sport Garden (JSG) Kecamatan Ajung, sempat membuat heboh masyarakat. Sebab, di tempat isolasi orang dalam risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19 itu ramai petugas yang mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Terlebih, juga ada sebuah ambulans yang membawa seorang pria. Lelaki tersebut juga diapit oleh petugas medis berpakaian APD komplet.

Pria yang mengenakan kemeja batik inilah yang membuat suasana JSG itu tidak seperti biasanya. Lelaki yang dibawa ke JSG itu adalah seorang pemudik dari Bali dan masuk Jember menggunakan angkutan kereta api. Dia diketahui merupakan warga Bintoro, Kecamatan Patrang, yang baru turun dari kereta bersama salah seorang temannya. Namun, ketika dicek oleh petugas, suhu tubuhnya cukup tinggi, mencapai 38 derajat Celsius lebih.

Pantauan Jawa Pos Radar Jember, tak berselang lama, sekitar 20 menit, pria tersebut kembali dibawa oleh petugas medis ke dalam ambulans. Informasi yang diperoleh, lelaki itu dirujuk ke RS DKT Jember untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Hanya saja, masih belum diketahui apa yang menjadi penyebab pria tersebut dibawa ke rumah sakit. Tapi, jika melihat kesiapsiagaan pemerintah, dia masuk kategori ODP karena baru pulang dari Bali yang merupakan zona merah Covid-19.

Humas KAI Daop 9 Jember Mahendro Trang Bawono mengakui bahwa orang yang bersangkutan baru datang ke Jember dengan kereta api Wijaya Kusuma dari Ketapang, Banyuwangi. Saat turun di Stasiun Jember, orang bersangkutan menunjukan suhu tubuh 38,7 derajat Celsius. “Kami periksa lagi sampai dua kali. Hasil keduanya suhunya turun 37,9 derajat Celcius,” pungkasnya.

Karena suhu tinggi dan berasal dari zona merah inilah, maka orang itu dibawa oleh petugas medis ke JSG. Dia diangkut oleh ambulans milik Kelurahan Slawu, Patrang, hingga kemudian dirujuk kembali ke rumah sakit.

Sementara itu, Ketua Tim Medis Penanggulangan Covid-19 Jember dr Maksum Pandelima menjelaskan, meski JSG sudah ditetapkan sebagai ruang isolasi Covid-19 dan telah diaktifkan, tapi sejauh ini belum ada ODP atau ODR yang diisolasi di sana. “Sudah aktif. Semuanya sudah lengkap, termasuk screening. Tapi belum ada yang masuk,” tuturnya.

Namun, perihal adanya pemudik dari Bali yang dilarikan ke JSG dan langsung dirujuk ke rumah sakit, dr Maksum menilai, petugas medis yang membawanya masih salah kaprah. Sebab, JSG bukan menjadi tempat perawatan, tapi lokasi isolasi. “Itu salah kamar. Jadi, JSG itu bukan karantina orang sakit. Tapi orang-orang sehat seperti ODP dan ODR,” paparnya.

Jika orang sakit, seperti demam, batuk, pilek, hingga sesak, maka saat di JSG justru bisa menulari orang-orang sehat yang dalam pemantauan tersebut. “Makanya, hal yang penting sebelum masuk JSG adalah screening. Sekarang alat screening di JSG sudah lengkap,” tuturnya.

Dokter yang juga Kepala RS DKT Jember ini masih belum mengetahui lebih detail apakah pemudik dari Bali tersebut dilarikan ke RS DKT atau tidak. Kendati RS DKT juga merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Sejauh ini, kata dia, dari empat tempat tidur di ruang isolasi yang tersedia di rumah sakit, hanya ada satu pasien yang dirawat. “Kalau dulu ruang isolasi itu full. Sekarang kalau tidak salah hanya satu orang saja,” jelasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca