21.2 C
Jember
Wednesday, 31 May 2023

Nasi Pecel Bu Slamet Pasar Rambipuji, Nyelempit tapi Ngangenin

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lapak nasi pecel itu sangat sederhana. Ada di depan rumah Bu Slamet. Tepatnya di kompleks permukiman belakang Ruko Cahaya, Pasar Rambipuji. Kira-kira jarak rumah Bu Slamet dengan jalan raya sekitar 100 meter.

Tampilan etalasenya tidak besar. Hanya berisikan tiga mangkuk saja. Ada dua mangkuk berisi adonan bumbu pecel, serta satu mangkuk tempat uang. Warna pecelnya cokelat cerah, irisan cabainya sangat nampak. Jika disiram dalam tumpukan sayuran, rasanya makin menggiurkan. Bagi para penikmat pecel yang menghindari rasa pedas, pecel Bu Slamet bisa dijadikan salah satu daftar sarapan.

Isian pecel terdiri dari tauge, kacang panjang, dan sawi. Sedangkan sajian sayur yang menjadi topingnya setiap hari berbeda-beda. Misalnya, sayur lodeh tewel, labu siam, dan lainnya. Telur bumbu merah menambah kenikmatan saat menyantap. Apalagi ada rempeyek kacang dan kerupuk yang sangat renyah. Pembeli dapat memilih antara rempeyek atau kerupuk.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Semua menunya tidak ada yang nget-ngetan. Kalau tidak habis dikasihkan ke orang-orang. Besok bikin lagi. Karena kalau nget-ngetan rasanya beda,” kata Bu Slamet.

Walaupun letaknya tidak strategis, tapi nasi pecel milik Bu Slamet tetap punya penggemar sendiri. Pembeli baru yang secara tidak sengaja mampir ke warung Bu Slamet dijamin bakal kembali lagi. “Pecelnya ngangenin,” kata Lilik, anak Bu Slamet,

Lilik yang semasa remajanya dihabiskan membantu di lapak pecel milik ibunya ini mengaku, pelanggan yang datang umumnya bakal jadi langganan. Kini, pesanan bisa dilakukan melalui konfirmasi telepon, sehingga besoknya bungkusan nasi pecel siap dijemput.

Lapak pecel milik ini tidak pernah sepi. Saking ramainya, Bu Slamet tidak bisa libur berjualan. Sebab, jika dirinya libur, bakal banyak orang yang kembali. “Kalau tidak benar-benar sibuk atau ada acara lain, pecel tidak diliburkan. Kasihan orang-orang pada mbalik,” imbuh Lilik.

Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lapak nasi pecel itu sangat sederhana. Ada di depan rumah Bu Slamet. Tepatnya di kompleks permukiman belakang Ruko Cahaya, Pasar Rambipuji. Kira-kira jarak rumah Bu Slamet dengan jalan raya sekitar 100 meter.

Tampilan etalasenya tidak besar. Hanya berisikan tiga mangkuk saja. Ada dua mangkuk berisi adonan bumbu pecel, serta satu mangkuk tempat uang. Warna pecelnya cokelat cerah, irisan cabainya sangat nampak. Jika disiram dalam tumpukan sayuran, rasanya makin menggiurkan. Bagi para penikmat pecel yang menghindari rasa pedas, pecel Bu Slamet bisa dijadikan salah satu daftar sarapan.

Isian pecel terdiri dari tauge, kacang panjang, dan sawi. Sedangkan sajian sayur yang menjadi topingnya setiap hari berbeda-beda. Misalnya, sayur lodeh tewel, labu siam, dan lainnya. Telur bumbu merah menambah kenikmatan saat menyantap. Apalagi ada rempeyek kacang dan kerupuk yang sangat renyah. Pembeli dapat memilih antara rempeyek atau kerupuk.

“Semua menunya tidak ada yang nget-ngetan. Kalau tidak habis dikasihkan ke orang-orang. Besok bikin lagi. Karena kalau nget-ngetan rasanya beda,” kata Bu Slamet.

Walaupun letaknya tidak strategis, tapi nasi pecel milik Bu Slamet tetap punya penggemar sendiri. Pembeli baru yang secara tidak sengaja mampir ke warung Bu Slamet dijamin bakal kembali lagi. “Pecelnya ngangenin,” kata Lilik, anak Bu Slamet,

Lilik yang semasa remajanya dihabiskan membantu di lapak pecel milik ibunya ini mengaku, pelanggan yang datang umumnya bakal jadi langganan. Kini, pesanan bisa dilakukan melalui konfirmasi telepon, sehingga besoknya bungkusan nasi pecel siap dijemput.

Lapak pecel milik ini tidak pernah sepi. Saking ramainya, Bu Slamet tidak bisa libur berjualan. Sebab, jika dirinya libur, bakal banyak orang yang kembali. “Kalau tidak benar-benar sibuk atau ada acara lain, pecel tidak diliburkan. Kasihan orang-orang pada mbalik,” imbuh Lilik.

Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Mahrus Sholih

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Lapak nasi pecel itu sangat sederhana. Ada di depan rumah Bu Slamet. Tepatnya di kompleks permukiman belakang Ruko Cahaya, Pasar Rambipuji. Kira-kira jarak rumah Bu Slamet dengan jalan raya sekitar 100 meter.

Tampilan etalasenya tidak besar. Hanya berisikan tiga mangkuk saja. Ada dua mangkuk berisi adonan bumbu pecel, serta satu mangkuk tempat uang. Warna pecelnya cokelat cerah, irisan cabainya sangat nampak. Jika disiram dalam tumpukan sayuran, rasanya makin menggiurkan. Bagi para penikmat pecel yang menghindari rasa pedas, pecel Bu Slamet bisa dijadikan salah satu daftar sarapan.

Isian pecel terdiri dari tauge, kacang panjang, dan sawi. Sedangkan sajian sayur yang menjadi topingnya setiap hari berbeda-beda. Misalnya, sayur lodeh tewel, labu siam, dan lainnya. Telur bumbu merah menambah kenikmatan saat menyantap. Apalagi ada rempeyek kacang dan kerupuk yang sangat renyah. Pembeli dapat memilih antara rempeyek atau kerupuk.

“Semua menunya tidak ada yang nget-ngetan. Kalau tidak habis dikasihkan ke orang-orang. Besok bikin lagi. Karena kalau nget-ngetan rasanya beda,” kata Bu Slamet.

Walaupun letaknya tidak strategis, tapi nasi pecel milik Bu Slamet tetap punya penggemar sendiri. Pembeli baru yang secara tidak sengaja mampir ke warung Bu Slamet dijamin bakal kembali lagi. “Pecelnya ngangenin,” kata Lilik, anak Bu Slamet,

Lilik yang semasa remajanya dihabiskan membantu di lapak pecel milik ibunya ini mengaku, pelanggan yang datang umumnya bakal jadi langganan. Kini, pesanan bisa dilakukan melalui konfirmasi telepon, sehingga besoknya bungkusan nasi pecel siap dijemput.

Lapak pecel milik ini tidak pernah sepi. Saking ramainya, Bu Slamet tidak bisa libur berjualan. Sebab, jika dirinya libur, bakal banyak orang yang kembali. “Kalau tidak benar-benar sibuk atau ada acara lain, pecel tidak diliburkan. Kasihan orang-orang pada mbalik,” imbuh Lilik.

Jurnalis: Dian Cahyani
Fotografer: Delfi Nihayah
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca