Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Berbagi sembako di bulan suci Ramadan menjadi tren para komunitas di Jember. Seperti yang dilakukan komunitas Off Road Raung 4X4 Jember yang melakukan bakti sosial (baksos) di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi dan di Kecamatan Wuluhan.
“Kegiatan bakti sosial ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Kebetulan tahun ini momentum Ramadan masih diselimuti Pandemi Covid-19,” kata Eko, wakil Ketua Raung 4 x 4 Jember.
Sebanyak 600 paket sembako itu adalah hasil dari sumbangan seluruh anggota komunitas. Eko mengatakan untuk jumlahnya memang tidak sebanyak tahun sbelumnya, karena pandemi sangat berdampak di sektor ekonomi.
Mobile_AP_Rectangle 2
Tetapi komunitas ini tetap solid dan berusaha untuk memberikan sedikit rejeki, meskipun dalam masa pandemi ini.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Berbagi sembako di bulan suci Ramadan menjadi tren para komunitas di Jember. Seperti yang dilakukan komunitas Off Road Raung 4X4 Jember yang melakukan bakti sosial (baksos) di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi dan di Kecamatan Wuluhan.
“Kegiatan bakti sosial ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Kebetulan tahun ini momentum Ramadan masih diselimuti Pandemi Covid-19,” kata Eko, wakil Ketua Raung 4 x 4 Jember.
Sebanyak 600 paket sembako itu adalah hasil dari sumbangan seluruh anggota komunitas. Eko mengatakan untuk jumlahnya memang tidak sebanyak tahun sbelumnya, karena pandemi sangat berdampak di sektor ekonomi.
Tetapi komunitas ini tetap solid dan berusaha untuk memberikan sedikit rejeki, meskipun dalam masa pandemi ini.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Berbagi sembako di bulan suci Ramadan menjadi tren para komunitas di Jember. Seperti yang dilakukan komunitas Off Road Raung 4X4 Jember yang melakukan bakti sosial (baksos) di Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi dan di Kecamatan Wuluhan.
“Kegiatan bakti sosial ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Kebetulan tahun ini momentum Ramadan masih diselimuti Pandemi Covid-19,” kata Eko, wakil Ketua Raung 4 x 4 Jember.
Sebanyak 600 paket sembako itu adalah hasil dari sumbangan seluruh anggota komunitas. Eko mengatakan untuk jumlahnya memang tidak sebanyak tahun sbelumnya, karena pandemi sangat berdampak di sektor ekonomi.
Tetapi komunitas ini tetap solid dan berusaha untuk memberikan sedikit rejeki, meskipun dalam masa pandemi ini.