JEMBER, RADARJEMBER.ID – Aktivitas kendaraan besar yang kerap lalu-lalang di Jalan M. Yamin, Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, tembus Kecamatan Ajung belakangan menjadi sorotan. Apalagi, program zero over dimension dan overload (ODOL) tahun 2023 sudah disosialisasikan sejak tahun 2022. Namun nyatanya, Jember belum bisa bebas ODOL.
Beroperasinya truk jumbo yang melintas di jalur yang bukan semestinya itu bukan hanya menyebabkan kemacetan jalan. Namun, juga membahayakan pengguna jalan. Sebab, di sekitar ruas jalan itu banyak kegiatan anak-anak sekolah dan lalu-lalang masyarakat di sejumlah perumahan padat penduduk.
Anggota Komisi C DPRD Jember, Mufid, mengaku telah mendapati informasi mengenai truk-truk nakal yang kerap melintasi Jalan M. Yamin tersebut. Menurutnya, kemacetan itu terjadi lantaran operasional truk berbarengan dengan jam-jam padat masyarakat berangkat kerja maupun sekolah. Serta saat sore hari ketika jam pulang kerja. “Mestinya kendaraan itu diatur di luar jam-jam padat itu,” kata Mufid saat dikonfirmasi, Kamis (9/3) kemarin.
Mufid mengungkapkan, Jalan M. Yamin sempat mengalami rusak parah akibat sering dilewati truk jumbo bertonase besar. Kini, ketika jalanan tersebut sudah diperbaiki dan mulus, selayaknya ada sistem pengaturan dan pengawasan untuk memastikan usia penggunaan jalan agar bertahan lama. Jika tidak, maka pemerintah juga akan rugi karena aspal cepat rusak. “Kami sangat menyayangkan kalau jalan itu masih dilewati kendaraan besar tanpa kontrol dan pengawasan. Karena itu merugikan masyarakat,” sesalnya.
Selain itu, lanjut Mufid, jalan tersebut dinilainya bukan hanya menjadi akses warga Tegal Besar, namun juga masyarakat lain yang hendak menuju kota. Sebab, Jalan M. Yamin merupakan akses alternatif menuju ke Jember kota.
Mufid menambahkan, Komisi C perlu melihat permasalahan tersebut secara utuh sebelum dilakukan upaya tindak lanjut. Ia juga merencanakan bersama anggota Komisi C lainnya untuk turun ke lapangan melakukan inspeksi.
Terlebih, ia juga mendengar telah ada portal yang bertujuan menghalau kendaraan besar di jalan tersebut. Namun, fungsinya kurang optimal. “Karena itu jalan alternatif, kami nanti akan cek ke lapangan untuk mengevaluasi. Mudah-mudahan segera ada solusi,” pungkas Mufid. (mau/c2/nur)