MANGLI, Radar Jember – Kasus kekerasan seksual yang menyasar mahasiswi kembali terjadi. Kali ini, korbannya adalah seorang mahasiswa di Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember. Korban berani bersuara seiring banyaknya korban yang berani mengungkap kejadian serupa, belakangan ini. Dia speak up berharap agar pelaku bisa tertangkap dan pelecehan seksual di lingkungan kampus tak terjadi lagi.
Mahasiswi tersebut berinisial NA. Dia menjadi korban pelecehan oleh pelaku IM yang merupakan pemilik kos tempatnya tinggal. Korban menuturkan, dirinya telah dua kali mengalami pelecehan dari pemilik kos yang juga mahasiswa angkatan 2019 tersebut. Peristiwa pertama terjadi sekitar empat hari lalu, saat korban berniat pulang ke Banyuwangi. Kala itu, pelaku bersama temannya tengah duduk di ruangan depan kos. Pelaku menyapa korban dan menanyakan kepulangannya.
Saat itu, korban sedang berada di ruangan yang sama dan hendak naik ke lantai dua atau kamarnya, karena ada barang yang tertinggal. Tak lama, korban pun kembali turun dan pelaku menunggunya di lorong lantai satu. “HP ku ketinggalan di kamar, akhirnya aku ngambil lagi ke atas. Terus, aku turun. Di lorong dekat kamar, abang itu mencegat aku di tengah gitu. Terus ditanya lagi aku mau ke mana. Dia tiba-tiba mengelus dahiku nyampai rambut,” terang NA.
Selanjutnya, Sabtu (8/1) pukul 13.30, pelaku kembali melakukan hal yang sama. Dia mengelus dahi korban untuk kedua kalinya. IM melakukan aksi tak senonoh itu di bawah tangga kos. Bahkan, ia sempat menarik tubuh dan menciumi korban. “Awalnya, saya naik ke kamar mau mengambil helm, saat turun saya lihat dia ada di bawah tangga. Terus, dia bilang, ssttt sini! Saya ditarik lalu dicium. Saya kaget. Tidak bisa teriak. Tapi, saat itu saya melawan, hanya tidak bisa bersuara,” ungkap korban.
IM, 22, merupakan pemilik kos yang sudah beristri yang sekarang dalam kondisi hamil. Setelah kasus ini terjadi, korban menuturkan, pelaku sudah menghubunginya dan meminta maaf melalui pesan WhatsApp. Melalui kalimat dalam chat tersebut, pelaku berdalih mengalami mag sejak pagi, sehingga otaknya tidak nyambung. Pelaku juga berjanji tidak mengulanginya kembali dan meminta korban tetap tinggal di kos tersebut.
“Tapi, posisi itu aku ngelawan, cuma tidak bisa bersuara. Aku sadar dia, aku mendorong waktu mau nyium lagi. Terus, aku lawan pakai helm. Aku dorong dia, baru dilepas. Aku lari ke depan,” ujarnya. Meski pelaku sudah meminta maaf, namun korban mengaku masih trauma atas kejadian yang menimpanya tersebut.
Abdurrahman Wahid, pendamping dari Sekolah Gender Jember, mengatakan, pihaknya berupaya menenangkan korban. Selain itu, juga persiapan melakukan pelaporan ke Pusat Pelayanan Terpadu Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PPT KTPA). Ia juga bersama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jentera bakal melaporkannya ke polisi, hari ini (10/1). (del/c2/rus)