30 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Ini Titik Genangan Air Hujan di Jember yang Sebabkan Lalu Lintas Macet

Mobile_AP_Rectangle 1

KALIWATES, Radar Jember – Hujan lebat yang terjadi di Jember membuat arus lalu lintas benar-benar macet. Penyebabnya tidak lain karena jalan aspal digenangi air hujan. Sejumlah ruas jalan sempat macet, seperti di Jalan Hayam Wuruk hingga Jalan Raya Mangli, serta beberapa ruas jalan di Rambipuji, Minggu (9/1).

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Jember, genangan air di jalan aspal disebabkan luapan air dari selokan. Jalan tersebut tergenang banjir sehingga sempat menimbulkan kemacetan dan antrean panjang kendaraan bermotor. Kemacetan bahkan bukan hanya terjadi di Jalan Hayam Wuruk, tapi juga di sejumlah ruas jalan seperti Brawijaya, Rambipuji, hingga Kaliputih.

Beberapa kendaraan roda dua, empat, bahkan lebih, ada yang terus melintas meski hujan lebat. Beberapa di antaranya memilih untuk berteduh. Namun, hanya sekitar 15 menit pascahujan, arus kendaraan mulai tersendat seiring adanya genangan air hujan serta luapan air sungai dan drainase.

Mobile_AP_Rectangle 2

Lilik Kurniawati, pemotor asal Jalan Kasuari, Kelurahan Gebang, Patrang, mengaku tidak memiliki keberanian untuk menerobos banjir tersebut. Wanita itu takut jatuh di genangan air, karena kondisi jalan tertutup air. “Berhenti dulu itu lebih baik. Tadi saya dari rumah saudara di Mangli, dan tiba-tiba hujan deras. Air di jalan semakin tinggi.” ungkap Lilik, sambil memberitahukan kepada keluarga melalui ponsel bahwa ia terjebak banjir.

Abdilah, warga lain asal Kecamatan Maesan, Bondowoso, juga menyampaikan hal serupa. Dia tidak berani meneruskan perjalanan karena genangan air cukup tinggi. “Terpaksa mengalah dan duduk di warung kopi sambil menunggu air agak surut. Ini kan sudah petang. Jadi, kalau motor ngadat, tentu bingung mencari bengkel,” terangnya.

Bakar Harimsyah, penduduk sekitar lokasi banjir dan telah menetap selama tiga puluh tahun di depan Kantor Kecamatan Kaliwates, memaparkan, banjir sudah menjadi hal biasa di tempat itu, dan itu berlangsung setiap tahun. “Ketika hujan lebih dari tiga puluh menit saja, tentu ini sangat merugikan pengguna jalan karena perjalanan mereka terhambat gara-gara banjir. Kami harap ini mendapat perhatian serius dari pemerintah,” kata Bakar. (sto/c2/nur)

 

- Advertisement -

KALIWATES, Radar Jember – Hujan lebat yang terjadi di Jember membuat arus lalu lintas benar-benar macet. Penyebabnya tidak lain karena jalan aspal digenangi air hujan. Sejumlah ruas jalan sempat macet, seperti di Jalan Hayam Wuruk hingga Jalan Raya Mangli, serta beberapa ruas jalan di Rambipuji, Minggu (9/1).

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Jember, genangan air di jalan aspal disebabkan luapan air dari selokan. Jalan tersebut tergenang banjir sehingga sempat menimbulkan kemacetan dan antrean panjang kendaraan bermotor. Kemacetan bahkan bukan hanya terjadi di Jalan Hayam Wuruk, tapi juga di sejumlah ruas jalan seperti Brawijaya, Rambipuji, hingga Kaliputih.

Beberapa kendaraan roda dua, empat, bahkan lebih, ada yang terus melintas meski hujan lebat. Beberapa di antaranya memilih untuk berteduh. Namun, hanya sekitar 15 menit pascahujan, arus kendaraan mulai tersendat seiring adanya genangan air hujan serta luapan air sungai dan drainase.

Lilik Kurniawati, pemotor asal Jalan Kasuari, Kelurahan Gebang, Patrang, mengaku tidak memiliki keberanian untuk menerobos banjir tersebut. Wanita itu takut jatuh di genangan air, karena kondisi jalan tertutup air. “Berhenti dulu itu lebih baik. Tadi saya dari rumah saudara di Mangli, dan tiba-tiba hujan deras. Air di jalan semakin tinggi.” ungkap Lilik, sambil memberitahukan kepada keluarga melalui ponsel bahwa ia terjebak banjir.

Abdilah, warga lain asal Kecamatan Maesan, Bondowoso, juga menyampaikan hal serupa. Dia tidak berani meneruskan perjalanan karena genangan air cukup tinggi. “Terpaksa mengalah dan duduk di warung kopi sambil menunggu air agak surut. Ini kan sudah petang. Jadi, kalau motor ngadat, tentu bingung mencari bengkel,” terangnya.

Bakar Harimsyah, penduduk sekitar lokasi banjir dan telah menetap selama tiga puluh tahun di depan Kantor Kecamatan Kaliwates, memaparkan, banjir sudah menjadi hal biasa di tempat itu, dan itu berlangsung setiap tahun. “Ketika hujan lebih dari tiga puluh menit saja, tentu ini sangat merugikan pengguna jalan karena perjalanan mereka terhambat gara-gara banjir. Kami harap ini mendapat perhatian serius dari pemerintah,” kata Bakar. (sto/c2/nur)

 

KALIWATES, Radar Jember – Hujan lebat yang terjadi di Jember membuat arus lalu lintas benar-benar macet. Penyebabnya tidak lain karena jalan aspal digenangi air hujan. Sejumlah ruas jalan sempat macet, seperti di Jalan Hayam Wuruk hingga Jalan Raya Mangli, serta beberapa ruas jalan di Rambipuji, Minggu (9/1).

Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Jember, genangan air di jalan aspal disebabkan luapan air dari selokan. Jalan tersebut tergenang banjir sehingga sempat menimbulkan kemacetan dan antrean panjang kendaraan bermotor. Kemacetan bahkan bukan hanya terjadi di Jalan Hayam Wuruk, tapi juga di sejumlah ruas jalan seperti Brawijaya, Rambipuji, hingga Kaliputih.

Beberapa kendaraan roda dua, empat, bahkan lebih, ada yang terus melintas meski hujan lebat. Beberapa di antaranya memilih untuk berteduh. Namun, hanya sekitar 15 menit pascahujan, arus kendaraan mulai tersendat seiring adanya genangan air hujan serta luapan air sungai dan drainase.

Lilik Kurniawati, pemotor asal Jalan Kasuari, Kelurahan Gebang, Patrang, mengaku tidak memiliki keberanian untuk menerobos banjir tersebut. Wanita itu takut jatuh di genangan air, karena kondisi jalan tertutup air. “Berhenti dulu itu lebih baik. Tadi saya dari rumah saudara di Mangli, dan tiba-tiba hujan deras. Air di jalan semakin tinggi.” ungkap Lilik, sambil memberitahukan kepada keluarga melalui ponsel bahwa ia terjebak banjir.

Abdilah, warga lain asal Kecamatan Maesan, Bondowoso, juga menyampaikan hal serupa. Dia tidak berani meneruskan perjalanan karena genangan air cukup tinggi. “Terpaksa mengalah dan duduk di warung kopi sambil menunggu air agak surut. Ini kan sudah petang. Jadi, kalau motor ngadat, tentu bingung mencari bengkel,” terangnya.

Bakar Harimsyah, penduduk sekitar lokasi banjir dan telah menetap selama tiga puluh tahun di depan Kantor Kecamatan Kaliwates, memaparkan, banjir sudah menjadi hal biasa di tempat itu, dan itu berlangsung setiap tahun. “Ketika hujan lebih dari tiga puluh menit saja, tentu ini sangat merugikan pengguna jalan karena perjalanan mereka terhambat gara-gara banjir. Kami harap ini mendapat perhatian serius dari pemerintah,” kata Bakar. (sto/c2/nur)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca