21.8 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Dari Hobi, Jadi Ladang Bisnis

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Dalam pembuatannya, kerajinan truk mini sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Yang terpenting adalah ketelatenan dari pembuatnya. Tak sedikit perajin truk mini yang awalnya juga merupakan pehobi alias pemburu miniatur kendaraan pejuang aspal ini.

Sejumlah perajin truk mini mengakui, bahan pembuatan mainan sebenarnya mudah ditemui. “Ada yang dibuat dari tripleks, ada yang dari kayu. Selanjutnya, tinggal mendesain bak truk sesuai selera,” terang Gedi Ghozali, perajin sekaligus pebisnis truk mini asal Rambigundam, Rambipuji.

Mobile_AP_Rectangle 2

Untuk truk dari bahan tripleks, lanjut dia, biasanya dibanderol Rp 140 ribu per unitnya. Sementara yang dikreasikan dari kayu dihargai Rp 150-170 ribu. Harga tersebut hanya untuk kerangka dan bak truk. “Kalau sudah dimodifikasi, harganya bisa Rp 500-900 ribu. Bisa semakin mahal,” jelasnya.

Sebagai pengusaha truk mini, dia mengaku sudah melakoninya sejak 2019 lalu, atau tepatnya sebelum ada pandemi. “Ada tren kenaikan sejak pandemi. Dari situ saya berinovasi membuat stikernya, lampu, dibuat bisa oleng, dan lainnya. Dan lumayan laris manis,” beber Gedi.

Selain dipasarkan di Jember, dia juga menerima pesanan secara online dan dikirim ke luar daerah. “Kalau nggak ruwet dan waktunya nutut, kita layani online. Tapi selama ini lebih sering pembeli datang langsung ke toko saya,” jelasnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Dalam pembuatannya, kerajinan truk mini sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Yang terpenting adalah ketelatenan dari pembuatnya. Tak sedikit perajin truk mini yang awalnya juga merupakan pehobi alias pemburu miniatur kendaraan pejuang aspal ini.

Sejumlah perajin truk mini mengakui, bahan pembuatan mainan sebenarnya mudah ditemui. “Ada yang dibuat dari tripleks, ada yang dari kayu. Selanjutnya, tinggal mendesain bak truk sesuai selera,” terang Gedi Ghozali, perajin sekaligus pebisnis truk mini asal Rambigundam, Rambipuji.

Untuk truk dari bahan tripleks, lanjut dia, biasanya dibanderol Rp 140 ribu per unitnya. Sementara yang dikreasikan dari kayu dihargai Rp 150-170 ribu. Harga tersebut hanya untuk kerangka dan bak truk. “Kalau sudah dimodifikasi, harganya bisa Rp 500-900 ribu. Bisa semakin mahal,” jelasnya.

Sebagai pengusaha truk mini, dia mengaku sudah melakoninya sejak 2019 lalu, atau tepatnya sebelum ada pandemi. “Ada tren kenaikan sejak pandemi. Dari situ saya berinovasi membuat stikernya, lampu, dibuat bisa oleng, dan lainnya. Dan lumayan laris manis,” beber Gedi.

Selain dipasarkan di Jember, dia juga menerima pesanan secara online dan dikirim ke luar daerah. “Kalau nggak ruwet dan waktunya nutut, kita layani online. Tapi selama ini lebih sering pembeli datang langsung ke toko saya,” jelasnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Dalam pembuatannya, kerajinan truk mini sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Yang terpenting adalah ketelatenan dari pembuatnya. Tak sedikit perajin truk mini yang awalnya juga merupakan pehobi alias pemburu miniatur kendaraan pejuang aspal ini.

Sejumlah perajin truk mini mengakui, bahan pembuatan mainan sebenarnya mudah ditemui. “Ada yang dibuat dari tripleks, ada yang dari kayu. Selanjutnya, tinggal mendesain bak truk sesuai selera,” terang Gedi Ghozali, perajin sekaligus pebisnis truk mini asal Rambigundam, Rambipuji.

Untuk truk dari bahan tripleks, lanjut dia, biasanya dibanderol Rp 140 ribu per unitnya. Sementara yang dikreasikan dari kayu dihargai Rp 150-170 ribu. Harga tersebut hanya untuk kerangka dan bak truk. “Kalau sudah dimodifikasi, harganya bisa Rp 500-900 ribu. Bisa semakin mahal,” jelasnya.

Sebagai pengusaha truk mini, dia mengaku sudah melakoninya sejak 2019 lalu, atau tepatnya sebelum ada pandemi. “Ada tren kenaikan sejak pandemi. Dari situ saya berinovasi membuat stikernya, lampu, dibuat bisa oleng, dan lainnya. Dan lumayan laris manis,” beber Gedi.

Selain dipasarkan di Jember, dia juga menerima pesanan secara online dan dikirim ke luar daerah. “Kalau nggak ruwet dan waktunya nutut, kita layani online. Tapi selama ini lebih sering pembeli datang langsung ke toko saya,” jelasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca