Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID- Pemandangan sampah berserakan tak hanya ada di Pantai Puger, di sekitar Pantai Payangan juga tak kalah kumuh. Di sekitar muara Sungai Kalimayang, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, tampak berbagai material sampah menumpuk di sepanjang muara hingga menuju laut. Seperti sampah kayu, plastik, botol bekas, dan lainnya.
Sampah-sampah kiriman itu tak hanya merusak pemandangan, tapi juga merugikan nelayan yang menyandarkan perahu-perahu mereka di sekitarnya. “Sampah ini kiriman dari sungai, lalu menuju ke laut dan diempaskan lagi ke daratan. Jadinya seperti ini,” kata Yoyok, salah seorang pemilik perahu.
Kondisi itu sebenarnya sudah lama ada. Selama itu pula, keberadaan sampah-sampah tak kunjung tertangani dengan baik. “Sampah-sampah ini sedikit banyak mengganggu nelayan. Karena tempat bersandar perahu-perahu nelayan di sekitar sini,” tambah Yudik, nelayan lainnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Akibatnya, nelayan harus lebih ke tengah menyandarkan perahu mereka. Selain itu, di sana juga menjadi lokasi atau jujukan wisata. Tak sedikit setiap harinya masyarakat berkunjung ke lokasi ini. “Selama ini pengelolaan dilakukan swadaya, melalui pokdarwis,” tambah Suparto, Ketua Laskar Segoro Kidul, paguyuban nelayan di Sumberejo.
Kondisi itu dinilainya serba repot. Kendati sudah terbentuk kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis), namun baru terkonsentrasi pada pengelolaan tempat wisata di sana saja. Sementara sampah-sampah belum tersentuh. Mereka berharap, Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sampah, yang hari ini tengah dibahas oleh eksekutif dan legislatif di Jember, bisa menjadi solusi agar sampah-sampah itu bisa tertangani.
Reporter : Maulana
Fotografer : Maulana
Editor : Mahrus Sholih
- Advertisement -
SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID- Pemandangan sampah berserakan tak hanya ada di Pantai Puger, di sekitar Pantai Payangan juga tak kalah kumuh. Di sekitar muara Sungai Kalimayang, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, tampak berbagai material sampah menumpuk di sepanjang muara hingga menuju laut. Seperti sampah kayu, plastik, botol bekas, dan lainnya.
Sampah-sampah kiriman itu tak hanya merusak pemandangan, tapi juga merugikan nelayan yang menyandarkan perahu-perahu mereka di sekitarnya. “Sampah ini kiriman dari sungai, lalu menuju ke laut dan diempaskan lagi ke daratan. Jadinya seperti ini,” kata Yoyok, salah seorang pemilik perahu.
Kondisi itu sebenarnya sudah lama ada. Selama itu pula, keberadaan sampah-sampah tak kunjung tertangani dengan baik. “Sampah-sampah ini sedikit banyak mengganggu nelayan. Karena tempat bersandar perahu-perahu nelayan di sekitar sini,” tambah Yudik, nelayan lainnya.
Akibatnya, nelayan harus lebih ke tengah menyandarkan perahu mereka. Selain itu, di sana juga menjadi lokasi atau jujukan wisata. Tak sedikit setiap harinya masyarakat berkunjung ke lokasi ini. “Selama ini pengelolaan dilakukan swadaya, melalui pokdarwis,” tambah Suparto, Ketua Laskar Segoro Kidul, paguyuban nelayan di Sumberejo.
Kondisi itu dinilainya serba repot. Kendati sudah terbentuk kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis), namun baru terkonsentrasi pada pengelolaan tempat wisata di sana saja. Sementara sampah-sampah belum tersentuh. Mereka berharap, Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sampah, yang hari ini tengah dibahas oleh eksekutif dan legislatif di Jember, bisa menjadi solusi agar sampah-sampah itu bisa tertangani.
Reporter : Maulana
Fotografer : Maulana
Editor : Mahrus Sholih
SUMBEREJO, RADARJEMBER.ID- Pemandangan sampah berserakan tak hanya ada di Pantai Puger, di sekitar Pantai Payangan juga tak kalah kumuh. Di sekitar muara Sungai Kalimayang, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, tampak berbagai material sampah menumpuk di sepanjang muara hingga menuju laut. Seperti sampah kayu, plastik, botol bekas, dan lainnya.
Sampah-sampah kiriman itu tak hanya merusak pemandangan, tapi juga merugikan nelayan yang menyandarkan perahu-perahu mereka di sekitarnya. “Sampah ini kiriman dari sungai, lalu menuju ke laut dan diempaskan lagi ke daratan. Jadinya seperti ini,” kata Yoyok, salah seorang pemilik perahu.
Kondisi itu sebenarnya sudah lama ada. Selama itu pula, keberadaan sampah-sampah tak kunjung tertangani dengan baik. “Sampah-sampah ini sedikit banyak mengganggu nelayan. Karena tempat bersandar perahu-perahu nelayan di sekitar sini,” tambah Yudik, nelayan lainnya.
Akibatnya, nelayan harus lebih ke tengah menyandarkan perahu mereka. Selain itu, di sana juga menjadi lokasi atau jujukan wisata. Tak sedikit setiap harinya masyarakat berkunjung ke lokasi ini. “Selama ini pengelolaan dilakukan swadaya, melalui pokdarwis,” tambah Suparto, Ketua Laskar Segoro Kidul, paguyuban nelayan di Sumberejo.
Kondisi itu dinilainya serba repot. Kendati sudah terbentuk kelompok masyarakat sadar wisata (pokdarwis), namun baru terkonsentrasi pada pengelolaan tempat wisata di sana saja. Sementara sampah-sampah belum tersentuh. Mereka berharap, Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sampah, yang hari ini tengah dibahas oleh eksekutif dan legislatif di Jember, bisa menjadi solusi agar sampah-sampah itu bisa tertangani.
Reporter : Maulana
Fotografer : Maulana
Editor : Mahrus Sholih