22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Nekat Mudik, Diminta Putar Balik

Mobile_AP_Rectangle 1

JELBUK, RADARJEMBER.ID – Larangan mudik Lebaran, kembali dikeluarkan oleh pemerintah setelah kemunculan varian baru virus Covid-19. Langkah ini ditempuh dengan melakukan pengetatan sehingga orang tidak bisa mudik ke kampung halaman.

Di tingkat daerah, larangan tersebut ditindaklanjuti dengan mendirikan pos penyekatan. Di Jember terdapat lima titik pos penyekatan di daerah perbatasan. Seperti di Pondokdalem Kecamatan Semboro, Kecamatan Jombang, Jelbuk, Garahan di Kecamatan Silo, dan Sukowono.

Pos penyekatan ini disiagakan selama 24 jam. Personel bertugas bergantian yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, tenaga kesehatan, Satpol PP, dinas perhubungan dan Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka mulai menjalankan tugas sejak Sabtu (8/5).

Mobile_AP_Rectangle 2

Jawa Pos Radar Jember melihat dari dekat keberadaan pos penyekatan di depan Kantor Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk. Terlihat petugas penyekatan tengah memantau situasi jalan provinsi di perbatasan Kabupaten Jember dan Bondowoso itu.

“Suasana arus lalu lintas akan semakin ramai malam hari. Kami tetap mewaspadai kemungkinan ada pemudik dari daerah lain. Bila tetap nekat maka pemudik bakal diminta putar balik. Karena itu, jangan nekat mudik di era pandemi ini,” kata AKP Dwiko Sulistiyono, Kapolsek Jelbuk.

Pria kelahiran Magelang Jawa Tengah itu memaparkan, petugas penyekatan juga akan memberikan peringatan kepada pengendara bila diketahui tidak memakai masker. Hal ini untuk memberitahukan kepada mereka, bahwa situasi saat ini belum aman dari virus korona.

“Kata siapa Covid-19 tidak ada? Karena itu tetap patuhi protokol kesehatan. Semua ini demi kebaikan kita bersama. Dan menggunakan masker, selain melindungi diri sendiri juga melindungi orang lain dari kemungkinan terinfeksi Covid-19,” imbuh Dwiko.

Agus Purwanto, warga sekitar penyekatan, mengatakan, keberadaan pos itu membuat jalan provinsi tersebut menjadi lancar. Karena biasanya, mendekati saat berbuka puasa hingga malam hari, volume kendaraan terus bertambah dan kerapkali menimbulkan kemacetan.

“Saya amati arus lalu lintas tidak lagi macet. Karena petugas ikut mengatur kendaraan. Selain itu, kesadaran bermasker juga cukup tinggi. Pengendara hampir semuanya mengenakan masker,” kata Agus.

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

- Advertisement -

JELBUK, RADARJEMBER.ID – Larangan mudik Lebaran, kembali dikeluarkan oleh pemerintah setelah kemunculan varian baru virus Covid-19. Langkah ini ditempuh dengan melakukan pengetatan sehingga orang tidak bisa mudik ke kampung halaman.

Di tingkat daerah, larangan tersebut ditindaklanjuti dengan mendirikan pos penyekatan. Di Jember terdapat lima titik pos penyekatan di daerah perbatasan. Seperti di Pondokdalem Kecamatan Semboro, Kecamatan Jombang, Jelbuk, Garahan di Kecamatan Silo, dan Sukowono.

Pos penyekatan ini disiagakan selama 24 jam. Personel bertugas bergantian yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, tenaga kesehatan, Satpol PP, dinas perhubungan dan Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka mulai menjalankan tugas sejak Sabtu (8/5).

Jawa Pos Radar Jember melihat dari dekat keberadaan pos penyekatan di depan Kantor Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk. Terlihat petugas penyekatan tengah memantau situasi jalan provinsi di perbatasan Kabupaten Jember dan Bondowoso itu.

“Suasana arus lalu lintas akan semakin ramai malam hari. Kami tetap mewaspadai kemungkinan ada pemudik dari daerah lain. Bila tetap nekat maka pemudik bakal diminta putar balik. Karena itu, jangan nekat mudik di era pandemi ini,” kata AKP Dwiko Sulistiyono, Kapolsek Jelbuk.

Pria kelahiran Magelang Jawa Tengah itu memaparkan, petugas penyekatan juga akan memberikan peringatan kepada pengendara bila diketahui tidak memakai masker. Hal ini untuk memberitahukan kepada mereka, bahwa situasi saat ini belum aman dari virus korona.

“Kata siapa Covid-19 tidak ada? Karena itu tetap patuhi protokol kesehatan. Semua ini demi kebaikan kita bersama. Dan menggunakan masker, selain melindungi diri sendiri juga melindungi orang lain dari kemungkinan terinfeksi Covid-19,” imbuh Dwiko.

Agus Purwanto, warga sekitar penyekatan, mengatakan, keberadaan pos itu membuat jalan provinsi tersebut menjadi lancar. Karena biasanya, mendekati saat berbuka puasa hingga malam hari, volume kendaraan terus bertambah dan kerapkali menimbulkan kemacetan.

“Saya amati arus lalu lintas tidak lagi macet. Karena petugas ikut mengatur kendaraan. Selain itu, kesadaran bermasker juga cukup tinggi. Pengendara hampir semuanya mengenakan masker,” kata Agus.

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

JELBUK, RADARJEMBER.ID – Larangan mudik Lebaran, kembali dikeluarkan oleh pemerintah setelah kemunculan varian baru virus Covid-19. Langkah ini ditempuh dengan melakukan pengetatan sehingga orang tidak bisa mudik ke kampung halaman.

Di tingkat daerah, larangan tersebut ditindaklanjuti dengan mendirikan pos penyekatan. Di Jember terdapat lima titik pos penyekatan di daerah perbatasan. Seperti di Pondokdalem Kecamatan Semboro, Kecamatan Jombang, Jelbuk, Garahan di Kecamatan Silo, dan Sukowono.

Pos penyekatan ini disiagakan selama 24 jam. Personel bertugas bergantian yang terdiri dari unsur kepolisian, TNI, tenaga kesehatan, Satpol PP, dinas perhubungan dan Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka mulai menjalankan tugas sejak Sabtu (8/5).

Jawa Pos Radar Jember melihat dari dekat keberadaan pos penyekatan di depan Kantor Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk. Terlihat petugas penyekatan tengah memantau situasi jalan provinsi di perbatasan Kabupaten Jember dan Bondowoso itu.

“Suasana arus lalu lintas akan semakin ramai malam hari. Kami tetap mewaspadai kemungkinan ada pemudik dari daerah lain. Bila tetap nekat maka pemudik bakal diminta putar balik. Karena itu, jangan nekat mudik di era pandemi ini,” kata AKP Dwiko Sulistiyono, Kapolsek Jelbuk.

Pria kelahiran Magelang Jawa Tengah itu memaparkan, petugas penyekatan juga akan memberikan peringatan kepada pengendara bila diketahui tidak memakai masker. Hal ini untuk memberitahukan kepada mereka, bahwa situasi saat ini belum aman dari virus korona.

“Kata siapa Covid-19 tidak ada? Karena itu tetap patuhi protokol kesehatan. Semua ini demi kebaikan kita bersama. Dan menggunakan masker, selain melindungi diri sendiri juga melindungi orang lain dari kemungkinan terinfeksi Covid-19,” imbuh Dwiko.

Agus Purwanto, warga sekitar penyekatan, mengatakan, keberadaan pos itu membuat jalan provinsi tersebut menjadi lancar. Karena biasanya, mendekati saat berbuka puasa hingga malam hari, volume kendaraan terus bertambah dan kerapkali menimbulkan kemacetan.

“Saya amati arus lalu lintas tidak lagi macet. Karena petugas ikut mengatur kendaraan. Selain itu, kesadaran bermasker juga cukup tinggi. Pengendara hampir semuanya mengenakan masker,” kata Agus.

Reporter: Winardyasto
Fotografer: Winardyasto
Editor: Mahrus Sholih

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca

Harga Cabai Rawit Merangkak Naik

Kubu Jumantoro Sah di Mata DPP HKTI

Berhasil Gerakkan Ekonomi Ponpes