Mobile_AP_Rectangle 1
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Adanya edaran maklumat dari Kapolri tentang larangan kerumunan warga dan kumpul-kumpul juga berdampak pada pemilik warung. Seperti warung-warung lesehan yang ada di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) dan warung yang ada di Pancer, Puger.
Beberapa warung terpaksa ditutup dan dipasangi selebaran yang disampaikan oleh Kapolsek Puger. “Orang yang datang boleh memesan makanan, tetapi harus dibawa pulang,” begitulah isi surat dari Polsek Puger yang ditempel di kaca etalase warung-warung tersebut. Termasuk warung milik Matori di Pancer Puger.
“Ya kita ikuti anjuran pemerintah saja, sehingga dengan adanya maklumat dari Kapolri malah banyak yang diam di rumah,” ujar pria yang sehari-harinya berjualan ikan bakar tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jika dilihat dari pendapatan, Matori mengaku turun drastis dibandingkan dengan sebelum ada wabah korona. Di hari-hari biasa dirinya bisa menghabiskan ikan laut 20 hingga 25 kilogram. “Bahkan kalau hari Sabtu dan Minggu bisa habis 30 kilogram ikan segar,” ujarnya.
Tetapi untuk beberapa hari terakhir, sejak wabah virus korona dan warga dilarang keluar rumah, hal ini tentu sangat berpengaruh. Dalam satu hari dia hanya bisa menghabiskan lima kilogram saja. Sementara di akhir pekan, bisa sekitar 10 kilogram yang dia jual. “Ikan yang disiapkan untuk bakaran ya ikan kakap dan putihan,” ujar Matori.
Karena penjualan yang tak menentu, setiap ada nelayan yang menawarkan ikan hasil tangkapan mereka, Matori tidak berani membelinya terlalu banyak. “Karena yang datang ke warung tidak seperti hari-hari sebelum ada wabah korona,” pungkasnya.
- Advertisement -
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Adanya edaran maklumat dari Kapolri tentang larangan kerumunan warga dan kumpul-kumpul juga berdampak pada pemilik warung. Seperti warung-warung lesehan yang ada di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) dan warung yang ada di Pancer, Puger.
Beberapa warung terpaksa ditutup dan dipasangi selebaran yang disampaikan oleh Kapolsek Puger. “Orang yang datang boleh memesan makanan, tetapi harus dibawa pulang,” begitulah isi surat dari Polsek Puger yang ditempel di kaca etalase warung-warung tersebut. Termasuk warung milik Matori di Pancer Puger.
“Ya kita ikuti anjuran pemerintah saja, sehingga dengan adanya maklumat dari Kapolri malah banyak yang diam di rumah,” ujar pria yang sehari-harinya berjualan ikan bakar tersebut.
Jika dilihat dari pendapatan, Matori mengaku turun drastis dibandingkan dengan sebelum ada wabah korona. Di hari-hari biasa dirinya bisa menghabiskan ikan laut 20 hingga 25 kilogram. “Bahkan kalau hari Sabtu dan Minggu bisa habis 30 kilogram ikan segar,” ujarnya.
Tetapi untuk beberapa hari terakhir, sejak wabah virus korona dan warga dilarang keluar rumah, hal ini tentu sangat berpengaruh. Dalam satu hari dia hanya bisa menghabiskan lima kilogram saja. Sementara di akhir pekan, bisa sekitar 10 kilogram yang dia jual. “Ikan yang disiapkan untuk bakaran ya ikan kakap dan putihan,” ujar Matori.
Karena penjualan yang tak menentu, setiap ada nelayan yang menawarkan ikan hasil tangkapan mereka, Matori tidak berani membelinya terlalu banyak. “Karena yang datang ke warung tidak seperti hari-hari sebelum ada wabah korona,” pungkasnya.
JEMBER, RADARJEMBER.ID – Adanya edaran maklumat dari Kapolri tentang larangan kerumunan warga dan kumpul-kumpul juga berdampak pada pemilik warung. Seperti warung-warung lesehan yang ada di sepanjang Jalur Lintas Selatan (JLS) dan warung yang ada di Pancer, Puger.
Beberapa warung terpaksa ditutup dan dipasangi selebaran yang disampaikan oleh Kapolsek Puger. “Orang yang datang boleh memesan makanan, tetapi harus dibawa pulang,” begitulah isi surat dari Polsek Puger yang ditempel di kaca etalase warung-warung tersebut. Termasuk warung milik Matori di Pancer Puger.
“Ya kita ikuti anjuran pemerintah saja, sehingga dengan adanya maklumat dari Kapolri malah banyak yang diam di rumah,” ujar pria yang sehari-harinya berjualan ikan bakar tersebut.
Jika dilihat dari pendapatan, Matori mengaku turun drastis dibandingkan dengan sebelum ada wabah korona. Di hari-hari biasa dirinya bisa menghabiskan ikan laut 20 hingga 25 kilogram. “Bahkan kalau hari Sabtu dan Minggu bisa habis 30 kilogram ikan segar,” ujarnya.
Tetapi untuk beberapa hari terakhir, sejak wabah virus korona dan warga dilarang keluar rumah, hal ini tentu sangat berpengaruh. Dalam satu hari dia hanya bisa menghabiskan lima kilogram saja. Sementara di akhir pekan, bisa sekitar 10 kilogram yang dia jual. “Ikan yang disiapkan untuk bakaran ya ikan kakap dan putihan,” ujar Matori.
Karena penjualan yang tak menentu, setiap ada nelayan yang menawarkan ikan hasil tangkapan mereka, Matori tidak berani membelinya terlalu banyak. “Karena yang datang ke warung tidak seperti hari-hari sebelum ada wabah korona,” pungkasnya.