23.3 C
Jember
Thursday, 30 March 2023

Jalan Panjang Siti Aisyah Menjadi Pelatih Basket

Perempuan ini kenal dunia basket dari sang ayah. Dia pun menyukainya dan sering juara. Namun begitu pindah kota, dia sempat gagal seleksi dan menyurutkan semangatnya. Akan tetapi, dia bisa bangkit setelah sampai pindah kuliah di Jember.

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, ada perempuan yang santai di kafe yang ada di Sumbersari. Dia adalah Siti Aisyah, salah satu pelatih siswa SD yang ikut JBL Reborn yang diadakan Jawa Pos Radar Jember. Di tempat itu, mengobrol dengan temannya.

BACA JUGA : 123,8 Juta Orang Bakal Mudik Lebaran Tahun 2923 Ini

Di kafe itu, Aisyah dan temannya saling bercanda. Cerita tentang masa depan bahkan mengobrol masa kecilnya dulu. Maklum, keduanya sudah lama dan bertemu lagi di Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Siti Aisyah merupakan perempuan kelahiran Surabaya. Meskipun mengaku lahir di kota Pahlawan, menurutnya dia hanya numpang lahir di sana. Bahkan besar di habiskan di kota seribu gumuk yakni di Jember. Bahkan dirinya memiliki prestasi yang membanggakan tatkala masih begitu aktif menjadi pemain basket saat masih pelajar.

Dulunya, Aisyah tidak suka dengan dunia bola basket tersebut. Namun karena ayahnya, Sya’roni merupakan salah satu guru olahraga dan pelatih Bola Basket. Terpaksa iya mempelajarinya. Memang saat pertama mencoba dirinya sangat tersiksa, namun seiring berjalannya waktu dan dilakukan setiap hari. Ia merasa enjoy. “Awalnya SD saya dipaksa,” ucap kakak dari Samsul Arifin dan Mochamad As’ad Ali yang juga menyukai basket.

Pada waktu itu, ada gedung di Universitas Jember (Unej) bernama PKM yang dapat dipakai oleh orang luar. Aisyah dan ayahnya sering bermain di sana. Sering bermain basket, kemudian mulai merasa pede. Ayahnya malah mengajak sering latihan. Bahkan sampai di ajak ke Alun-alun. Namun karena ia tidak suka dengan keramaian, dia menolak bermain di pusat Kabupaten Jember tersebut. Selain karena banyak yang datang, kendaraan juga banyak yang lewat. “Gak suka main di keramaian yang banyak orang,” ungkapnya.

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, ada perempuan yang santai di kafe yang ada di Sumbersari. Dia adalah Siti Aisyah, salah satu pelatih siswa SD yang ikut JBL Reborn yang diadakan Jawa Pos Radar Jember. Di tempat itu, mengobrol dengan temannya.

BACA JUGA : 123,8 Juta Orang Bakal Mudik Lebaran Tahun 2923 Ini

Di kafe itu, Aisyah dan temannya saling bercanda. Cerita tentang masa depan bahkan mengobrol masa kecilnya dulu. Maklum, keduanya sudah lama dan bertemu lagi di Jember.

Siti Aisyah merupakan perempuan kelahiran Surabaya. Meskipun mengaku lahir di kota Pahlawan, menurutnya dia hanya numpang lahir di sana. Bahkan besar di habiskan di kota seribu gumuk yakni di Jember. Bahkan dirinya memiliki prestasi yang membanggakan tatkala masih begitu aktif menjadi pemain basket saat masih pelajar.

Dulunya, Aisyah tidak suka dengan dunia bola basket tersebut. Namun karena ayahnya, Sya’roni merupakan salah satu guru olahraga dan pelatih Bola Basket. Terpaksa iya mempelajarinya. Memang saat pertama mencoba dirinya sangat tersiksa, namun seiring berjalannya waktu dan dilakukan setiap hari. Ia merasa enjoy. “Awalnya SD saya dipaksa,” ucap kakak dari Samsul Arifin dan Mochamad As’ad Ali yang juga menyukai basket.

Pada waktu itu, ada gedung di Universitas Jember (Unej) bernama PKM yang dapat dipakai oleh orang luar. Aisyah dan ayahnya sering bermain di sana. Sering bermain basket, kemudian mulai merasa pede. Ayahnya malah mengajak sering latihan. Bahkan sampai di ajak ke Alun-alun. Namun karena ia tidak suka dengan keramaian, dia menolak bermain di pusat Kabupaten Jember tersebut. Selain karena banyak yang datang, kendaraan juga banyak yang lewat. “Gak suka main di keramaian yang banyak orang,” ungkapnya.

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Siang itu, ada perempuan yang santai di kafe yang ada di Sumbersari. Dia adalah Siti Aisyah, salah satu pelatih siswa SD yang ikut JBL Reborn yang diadakan Jawa Pos Radar Jember. Di tempat itu, mengobrol dengan temannya.

BACA JUGA : 123,8 Juta Orang Bakal Mudik Lebaran Tahun 2923 Ini

Di kafe itu, Aisyah dan temannya saling bercanda. Cerita tentang masa depan bahkan mengobrol masa kecilnya dulu. Maklum, keduanya sudah lama dan bertemu lagi di Jember.

Siti Aisyah merupakan perempuan kelahiran Surabaya. Meskipun mengaku lahir di kota Pahlawan, menurutnya dia hanya numpang lahir di sana. Bahkan besar di habiskan di kota seribu gumuk yakni di Jember. Bahkan dirinya memiliki prestasi yang membanggakan tatkala masih begitu aktif menjadi pemain basket saat masih pelajar.

Dulunya, Aisyah tidak suka dengan dunia bola basket tersebut. Namun karena ayahnya, Sya’roni merupakan salah satu guru olahraga dan pelatih Bola Basket. Terpaksa iya mempelajarinya. Memang saat pertama mencoba dirinya sangat tersiksa, namun seiring berjalannya waktu dan dilakukan setiap hari. Ia merasa enjoy. “Awalnya SD saya dipaksa,” ucap kakak dari Samsul Arifin dan Mochamad As’ad Ali yang juga menyukai basket.

Pada waktu itu, ada gedung di Universitas Jember (Unej) bernama PKM yang dapat dipakai oleh orang luar. Aisyah dan ayahnya sering bermain di sana. Sering bermain basket, kemudian mulai merasa pede. Ayahnya malah mengajak sering latihan. Bahkan sampai di ajak ke Alun-alun. Namun karena ia tidak suka dengan keramaian, dia menolak bermain di pusat Kabupaten Jember tersebut. Selain karena banyak yang datang, kendaraan juga banyak yang lewat. “Gak suka main di keramaian yang banyak orang,” ungkapnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca