25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Menara Air di Pasar Tanjung, Bukti Bangunan Tua Tangguh

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER KIDUL, Radar Jember – Menara air di Pasar Tanjung didirikan satu paket dengan pembangunan saluran air minum (waterleiding) di Jember pada zaman kolonial Hindia-Belanda (Nederlandsch Indie). Water Toren te Djember sebutannya. Kini kondisinya mangkrak. Hanya sebagai monumen dan sejarah.

BACA JUGA : Insan Pers Mitra untuk meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat

Menurut Y. Setiyo Hadi, warga yang fokus pada sejarah Jember, usulan pembangunan dilakukan pada 1929 Masehi. Data tersebut termuat dalam berita koran berbahasa Belanda, De Indische Courant, 17 September 1929 Masehi. “Van Der Eist menyatakan bahwa urgensi atau pentingnya pembangunan saluran air minum (waterleiding) merupakan kebutuhan terbesar bagi penduduk Jember,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Pria yang merupakan pengelola Boemi Poeger Persada itu menyebut, menara air didirikan untuk mengatasi masalah persediaan air yang sering kering saat terjadi kemarau. Saat itu, sekolah-sekolah, hotel Eropa, hotel Tiongkok, warga Eropa, warga Tiongkok, warga pribumi, restoran Tiongkok, asrama masyarakat Bali, bengkel-bengkel motor atau mobil, kantor pemerintah dan swasta, serta rumah sakit butuh air. Sampai sekarang bukti sejarah itu tetap ada dan berdiri kokoh.

Menurut Ismail, juru parkir (jukir) di Pasar Tanjung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, selama dia menjadi jukir tidak pernah melihat beroperasinya menari air itu. “Saya sudah jadi juru parkir sejak tahun 90-an. Tapi, sejak awal itu saya tidak pernah tahu kalau ini beroperasi. Karena berdasarkan yang saya ketahui hanya sebatas monumen,” jelasnya.

- Advertisement -

JEMBER KIDUL, Radar Jember – Menara air di Pasar Tanjung didirikan satu paket dengan pembangunan saluran air minum (waterleiding) di Jember pada zaman kolonial Hindia-Belanda (Nederlandsch Indie). Water Toren te Djember sebutannya. Kini kondisinya mangkrak. Hanya sebagai monumen dan sejarah.

BACA JUGA : Insan Pers Mitra untuk meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat

Menurut Y. Setiyo Hadi, warga yang fokus pada sejarah Jember, usulan pembangunan dilakukan pada 1929 Masehi. Data tersebut termuat dalam berita koran berbahasa Belanda, De Indische Courant, 17 September 1929 Masehi. “Van Der Eist menyatakan bahwa urgensi atau pentingnya pembangunan saluran air minum (waterleiding) merupakan kebutuhan terbesar bagi penduduk Jember,” jelasnya.

Pria yang merupakan pengelola Boemi Poeger Persada itu menyebut, menara air didirikan untuk mengatasi masalah persediaan air yang sering kering saat terjadi kemarau. Saat itu, sekolah-sekolah, hotel Eropa, hotel Tiongkok, warga Eropa, warga Tiongkok, warga pribumi, restoran Tiongkok, asrama masyarakat Bali, bengkel-bengkel motor atau mobil, kantor pemerintah dan swasta, serta rumah sakit butuh air. Sampai sekarang bukti sejarah itu tetap ada dan berdiri kokoh.

Menurut Ismail, juru parkir (jukir) di Pasar Tanjung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, selama dia menjadi jukir tidak pernah melihat beroperasinya menari air itu. “Saya sudah jadi juru parkir sejak tahun 90-an. Tapi, sejak awal itu saya tidak pernah tahu kalau ini beroperasi. Karena berdasarkan yang saya ketahui hanya sebatas monumen,” jelasnya.

JEMBER KIDUL, Radar Jember – Menara air di Pasar Tanjung didirikan satu paket dengan pembangunan saluran air minum (waterleiding) di Jember pada zaman kolonial Hindia-Belanda (Nederlandsch Indie). Water Toren te Djember sebutannya. Kini kondisinya mangkrak. Hanya sebagai monumen dan sejarah.

BACA JUGA : Insan Pers Mitra untuk meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat

Menurut Y. Setiyo Hadi, warga yang fokus pada sejarah Jember, usulan pembangunan dilakukan pada 1929 Masehi. Data tersebut termuat dalam berita koran berbahasa Belanda, De Indische Courant, 17 September 1929 Masehi. “Van Der Eist menyatakan bahwa urgensi atau pentingnya pembangunan saluran air minum (waterleiding) merupakan kebutuhan terbesar bagi penduduk Jember,” jelasnya.

Pria yang merupakan pengelola Boemi Poeger Persada itu menyebut, menara air didirikan untuk mengatasi masalah persediaan air yang sering kering saat terjadi kemarau. Saat itu, sekolah-sekolah, hotel Eropa, hotel Tiongkok, warga Eropa, warga Tiongkok, warga pribumi, restoran Tiongkok, asrama masyarakat Bali, bengkel-bengkel motor atau mobil, kantor pemerintah dan swasta, serta rumah sakit butuh air. Sampai sekarang bukti sejarah itu tetap ada dan berdiri kokoh.

Menurut Ismail, juru parkir (jukir) di Pasar Tanjung, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, selama dia menjadi jukir tidak pernah melihat beroperasinya menari air itu. “Saya sudah jadi juru parkir sejak tahun 90-an. Tapi, sejak awal itu saya tidak pernah tahu kalau ini beroperasi. Karena berdasarkan yang saya ketahui hanya sebatas monumen,” jelasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca