JEMBER, RADARJEMBER.ID – Seorang laki-laki paruh baya tampak asyik mengotak-atik kendaraannya di tengah jalan di lingkungan Ajung Kulon, Desa/Kecamatan Ajung, kemarin (8/1) sore. Tepatnya, arah menuju asrama haji dekat Jember Sport Garden (JSG).
Sepintas, Jawa Pos Radar Jember mengira kendaraannya mogok akibat melewati aliran air sungai yang meluap hingga menutup seluruh badan jalan. Tapi dugaan tersebut salah besar. Pria tersebut justru sengaja berhenti di tengah genangan air itu. “Bukan mogok, tapi saya sedang mencuci motor,” ungkap Kholil.
Menurut warga Ajung tersebut, aktivitas itu kerap dilakukan warga sekitar. “Soalnya, air sering meluap dan menutup badan jalan. Apalagi pas musim hujan,” papar pria yang berusia 55 tahun tersebut. Jadi, luapan air yang menggenangi jalan itu kerap digunakan warga sekitar untuk mencuci motor mereka.
Di siang hari, lanjut dia, relatif lebih aman dan warga bisa melintas dengan perlahan. Mengingat arusnya tak begitu deras. Dia menambahkan bahwa yang sulit itu jika malam hari. Sebab, tak ada pembatas di sisi kiri dan kanan jalan. “Kalau ada pengendara yang kesusahan saat melintas, mereka bisa tersungkur ke sungai jika salah menopang diri,” ujarnya.
Munawaroh, pedagang di depan bangunan asrama haji, menyatakan bahwa kondisi tersebut terjadi setelah proses pembangunan fondasi asrama haji digelar. “Dulu, konstruksi jalan tidak seperti sekarang. Jadi, tidak mudah banjir,” katanya.
Wanita yang berusia 70 tahun tersebut menambahkan, fondasi jalan itu terbuat dari cempolong kecil karena sering dilewati kendaraan berat pengangkut material bangunan asrama haji. “Soalnya kalau pakai cempolong besar malah tidak bisa dilalui,” lanjutnya.
Lambat laun, cempolong itu terisi sampah dan endapan tanah. Sehingga, tidak bisa menampung intensitas air yang berlebih. “Yang paling parah pas musim hujan. Mau ndak mau, orang-orang harus memelankan kendaraannya kalau melintas, supaya tidak tergelincir,” jelas wanita yang menjadi pedagang di lokasi sejak 2005 itu.