JEMBER, RADARJEMBER.ID – Musyawarah Cabang IX BPC GAPENSI Kabupaten Jember yang berlangsung Rabu (6/10) lalu melahirkan ketua baru. Dwi Arya Nugraha Oktavianto yang akrab disapa Mas Vian, terpilih secara aklamasi di Muscab IX yang diselenggarakan di Hotel Luminor. Owner salah satu perusahaan penyedia Asphalt Mixing Plan (AMP) di Kabupaten Jember itu terpilih sebagai ketua GAPENSI periode 2021-2026, dengan mendapat dukungan mutlak dari 235 anggota yang memiliki hak suara.
Pada sambutan perdana pasca ditetapkan sebagai Ketua BPC GAPENSI, Vian menegaskan bahwa amanah yang diembannya untuk memimpin GAPENSI bukan semata karena hanya persoalan kecakapan berorganisasi. Tetapi peran penting senior pendahulu pendiri GAPENSI yang selama ini selalu membantunya dalam hal pengembangan organisasi profesi jasa konstruksi tampil menjadi pengusaha professional.
Untuk itu ke depan, kata Vian, meski 60 persen pengurus yang kini bersamanya dari kalangan milenial, tak berarti tidak mampu menjadi pengusaha yang profesional. Justru sebaliknya, kepengurusan milenial yang hari ini bersamanya mendorong semakin kuat bangunan integritas dalam berusaha dan menjaga komitmen.
“Kepengurusan hari ini adalah wujud regenerasi dalam berorganisasi. Dan rata-rata pengurus muda GAPENSI yang ada di struktur saat ini adalah putra dan putri terbaik dari senior senior GAPENSI yang sudah terkenal dengan integritas dan komitmen di masanya,” tegasnya.
Dengan kepengurusan milenial ini, dia ingin lebih menajamkan lagi misinya bersama pengurus lain dalam hal berkomunikasi dengan lembaga lembaga mitra BPC GAPENSI. Untuk dapat sama-sama bangkit menjaga dan memperkokoh perekonomian Kabupaten Jember. Sebab tak bisa dipungkiri, keberadaan pengusaha jasa konstruksi di setiap kabupaten/kota merupakan salah satu faktor penting bergeraknya roda perekonomian.
235 anggota GAPENSI yang di dalamnya diikuti ratusan ribu tenaga kerja mulai dari pengawas proyek/ mandor, kepala tukang hingga kuli atau buruh bangunan adalah wujud ekonomi berjalan sehat. “Kalau pembangunan bergerak, maka mandor, tukang dan buruh bangunan bekerja. Kalau mereka bekerja istri-istri mereka bisa belanja untuk kebutuhan pokok. Dan kalau sudah belanja pedagangnya juga mengambil bahan baku dari produsen dan petaninya, kan berputar ekonominya,” terangnya.
Tak cukup itu, untuk tidak diabaikan pentingnya peranan media. Karena kata Vian, meski perekonomian berputar tetapi tak ada yang mensosialisasikannya melalui media tetap percuma, wilayah kabupaten/kota tak kan dikenal di Indonesia. (ika/wnp/lin)
Jurnalis : Winardi Nawa Putra
Redaktur : Lintang Anis Bena Kinanti
Fotografer : BPC GAPENSI JEMBER FOR RADAR JEMBER
Design : Tri Joko Santoso