SUMBERSARI, RADARJEMBER.ID –Minat difabel dalam menempuh pendidikan semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan minat kalangan difabel dalam menempuh sekolah kejar paket. Meski trennya naik, namun jumlahnya tetap fluktuatif.
Ketua Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Zainuri Rofi’i mengungkapkan, proses mengajak teman-teman disabilitas hingga akhirnya memiliki semangat menempuh pendidikan kejar paket bukan hal yang mudah dan instan. Tapi, melalui proses panjang.
Menurutnya, dia dan teman-teman yang tergabung dalam Perpenca melakukan pendekatan pada setiap keluarga disabilitas. Tujuannya untuk memberikan penguatan secara mental agar mereka tambah yakin dan percaya diri, sehingga dapat menempuh pendidikan yang memadai. “Pendekatannya bukan hanya pada penyandang disabilitas saja, namun juga pada keluarga mereka,” ungkapnya.
Asroul Mais, akademisi yang juga aktivis difabel, mengungkapkan, hal ini mengindikasikan bahwa teman-teman disabilitas sudah tergerak mengikuti atau menempuh jenjang pendidikan. Walaupun orientasinya bukan untuk jenjang karir, tapi pada keterbukaan wawasan. “Orientasi mereka lebih pada bagaimana menyusun rencana kehidupannya di kemudian hari,” kata Wakil Rektor 1 Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember tersebut.
Dia menjelaskan, Perpenca juga telah melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga penyelenggara sekolah paket A, B, dan C. Sehingga semakin memotivasi teman-teman disabilitas untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Apalagi program ini biasanya diintegrasikan pada layanan beasiswa. “Kami upayakan untuk mengikuti beberapa beasiswa,” ungkapnya.
Di kampusnya, yaitu Unipar, penerimaan mahasiswa disabilitas meningkat drastis selama dua tahun terakhir. Total mahasiswa difabel yang aktif hingga sekarang sekitar 160 mahasiswa. “Yang sudah kami luluskan ada sekitar 40 mahasiswa,” ucapnya.
Menurutnya, teman-teman disabilitas dapat berkembang secara intelektual ketika mereka mendapat fasilitas dan akses pendidikan yang setara. Hanya, tidak semua kebijakan pemerintah ramah terhadap difabel. Bahkan masih ada lembaga pendidikan yang tidak memiliki akses memadai bagi para disabilitas tersebut.
Reporter : Dian Cahyani
Fotografer : Dokumentasi Radar Jember
Editor : Mahrus Sholih