25.9 C
Jember
Friday, 9 June 2023

Gus Ipul-Puti Guntur Makin Kukuh

Mobile_AP_Rectangle 1

Kandidat nomor 2 Pilkada Jawa Timur, calon gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno makin mengukuhkan posisinya untuk memenangkan pesta demokrasi, Rabu 27 Juni 2018 nanti.
Kemarin, Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang merilis hasil surveinya. Pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul dengan selisih 6,7 persen. Kandidat nomor 2 ini mendapat angka keterpilihan atau elektabilitas 47,9 persen.
Menurut survei LKP3 Unibraw, pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil gubernur Emil Elestianto Dardak mendapat persentase keterpilihan 41,2 persen. Adapun responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,9 persen.
“Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno unggul di semua segmen pemilih, baik dari sisi usia, geografis, maupun latar belakang pekerjaan,” ujar Sekretaris Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) FAkultas Ilmu Administrasi UB Andi Kurniawan, di Hotel Universitas Brawijaya Malang, kemarin.
Dari aspek popularitas, Gus Ipul-Puti unggul dengan angka 97,62 persen. Sedangkan Khofifah-Emil hanya 96,78 persen. “Angka ini menunjukkan progresivitas kinerja politik Puti Guntur Soekarno yang secara cepat mampu menyalip popularitas Emil yang jauh lebih dulu tampil di pentas politik Jatim,” ujar Andi.
Hasil survei juga memotret bahwa publik lebih bisa menerima program-program yang diajukan oleh duet Gus Ipul-Puti. Di semua sektor bidang, program Gus Ipul-Puti lebih disukai dan dinilai tepat oleh publik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan rakyat.
Sebanyak 45,54 persen publik lebih memilih program-program dari Gus Ipul-Puti, sedangkan Khofifah hanya mendapatkan 43,83 persen. Adapun sisanya belum menentukan pilihan.
“Gus Ipul dan Puti dinilai publik lebih unggul dalam program pertanian dan ketahanan pangan, pendidikan, dan pariwisata. Ini antara lain ditopang oleh program Gus Ipul dan Puti yang akan kembali menggratiskan SMA/SMK di seluruh Jatim. Kebijakan itu rupanya sangat dinantikan rakyat,” ujarnya.
Soal bidang pendidikan, sebanyak 47,94 persen publik mendukung program Gus Ipul-Puti, sedangkan yang suka program Khofifah-Emil cuma 41,29 persen.
Memang, Gus Ipul-Puti mengusung program pendidikan gratis SMA/SMK. Saat ini, SMA/SMK kembali berbayar setelah pengelolaannya dilakukan pemerintah provinsi. “Ternyata publik sangat menantikan kebijakan pendidikan gratis SMA/SMK. Hal itu menunjukkan sensitivitas Gus Ipul-Puti terhadap permasalahan rakyat,” tutur Andi.
Dengan program-program yang lebih diterima, publik memersepsikan duet Gus Ipul dan Puti sebagai representasi sosok berpengalaman dan visioner. “Wajar bila program mereka lebih diterima, karena Gus Ipul sudah berpengalaman 10 tahun memimpin Jatim. Jadi, dia menawarkan resep yang jitu tanpa terjebak ke retorika dan teori saja,” ujar Andi.
Adapun Puti, sambung Andi, melengkapi sosok Gus Ipul dengan menawarkan visi baru. Publik melihat keunggulan Puti di sektor pendidikan dan kesehatan. Dia banyak terlibat dalam advokasi kebijakan dua sektor itu saat aktif di Komisi X DPR RI.
Dari sisi geografis, Gus Ipul-Puti memimpin di hampir semua wilayah. Di kawasan Arek (Surabaya dan sekitarnya, serta Malang dan sekitarnya), Gus Ipul unggul jauh sebesar 49,81 persen, sedangkan Khofifah-Emil cuma 40,00 persen. Adapun 10,19 persen belum menentukan pilihan.
Di kawasan Tapal Kuda (wilayah Pasuruan hingga Banyuwangi), lagi-lagi Gus Ipul-Puti memimpin jauh sebesar 49,51 persen, dan Khofifah-Emil hanya mendapat 39,32 persen. Sisanya belum menentukan.
Di kawasan Mataraman, Gus Ipul-Puti mendapatkan 46,83 persen, meninggalkan Khofifah-Puti yang cuma mendapat 41,46 persen. Sedangkan sisanya belum menentukan pilihan.
Gus Ipul-Puti hanya kalah tipis, namun cenderung seimbang, di wilayah Mataraman Pesisir dan Madura.
Survei tersebut dilaksanakan pada 23-30 April 2018 dengan 835 responden di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Dengan metode pengambilan sampel multistage random sampling, survei ini memiliki batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 96,45 persen.

- Advertisement -

Kandidat nomor 2 Pilkada Jawa Timur, calon gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno makin mengukuhkan posisinya untuk memenangkan pesta demokrasi, Rabu 27 Juni 2018 nanti.
Kemarin, Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang merilis hasil surveinya. Pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul dengan selisih 6,7 persen. Kandidat nomor 2 ini mendapat angka keterpilihan atau elektabilitas 47,9 persen.
Menurut survei LKP3 Unibraw, pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil gubernur Emil Elestianto Dardak mendapat persentase keterpilihan 41,2 persen. Adapun responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,9 persen.
“Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno unggul di semua segmen pemilih, baik dari sisi usia, geografis, maupun latar belakang pekerjaan,” ujar Sekretaris Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) FAkultas Ilmu Administrasi UB Andi Kurniawan, di Hotel Universitas Brawijaya Malang, kemarin.
Dari aspek popularitas, Gus Ipul-Puti unggul dengan angka 97,62 persen. Sedangkan Khofifah-Emil hanya 96,78 persen. “Angka ini menunjukkan progresivitas kinerja politik Puti Guntur Soekarno yang secara cepat mampu menyalip popularitas Emil yang jauh lebih dulu tampil di pentas politik Jatim,” ujar Andi.
Hasil survei juga memotret bahwa publik lebih bisa menerima program-program yang diajukan oleh duet Gus Ipul-Puti. Di semua sektor bidang, program Gus Ipul-Puti lebih disukai dan dinilai tepat oleh publik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan rakyat.
Sebanyak 45,54 persen publik lebih memilih program-program dari Gus Ipul-Puti, sedangkan Khofifah hanya mendapatkan 43,83 persen. Adapun sisanya belum menentukan pilihan.
“Gus Ipul dan Puti dinilai publik lebih unggul dalam program pertanian dan ketahanan pangan, pendidikan, dan pariwisata. Ini antara lain ditopang oleh program Gus Ipul dan Puti yang akan kembali menggratiskan SMA/SMK di seluruh Jatim. Kebijakan itu rupanya sangat dinantikan rakyat,” ujarnya.
Soal bidang pendidikan, sebanyak 47,94 persen publik mendukung program Gus Ipul-Puti, sedangkan yang suka program Khofifah-Emil cuma 41,29 persen.
Memang, Gus Ipul-Puti mengusung program pendidikan gratis SMA/SMK. Saat ini, SMA/SMK kembali berbayar setelah pengelolaannya dilakukan pemerintah provinsi. “Ternyata publik sangat menantikan kebijakan pendidikan gratis SMA/SMK. Hal itu menunjukkan sensitivitas Gus Ipul-Puti terhadap permasalahan rakyat,” tutur Andi.
Dengan program-program yang lebih diterima, publik memersepsikan duet Gus Ipul dan Puti sebagai representasi sosok berpengalaman dan visioner. “Wajar bila program mereka lebih diterima, karena Gus Ipul sudah berpengalaman 10 tahun memimpin Jatim. Jadi, dia menawarkan resep yang jitu tanpa terjebak ke retorika dan teori saja,” ujar Andi.
Adapun Puti, sambung Andi, melengkapi sosok Gus Ipul dengan menawarkan visi baru. Publik melihat keunggulan Puti di sektor pendidikan dan kesehatan. Dia banyak terlibat dalam advokasi kebijakan dua sektor itu saat aktif di Komisi X DPR RI.
Dari sisi geografis, Gus Ipul-Puti memimpin di hampir semua wilayah. Di kawasan Arek (Surabaya dan sekitarnya, serta Malang dan sekitarnya), Gus Ipul unggul jauh sebesar 49,81 persen, sedangkan Khofifah-Emil cuma 40,00 persen. Adapun 10,19 persen belum menentukan pilihan.
Di kawasan Tapal Kuda (wilayah Pasuruan hingga Banyuwangi), lagi-lagi Gus Ipul-Puti memimpin jauh sebesar 49,51 persen, dan Khofifah-Emil hanya mendapat 39,32 persen. Sisanya belum menentukan.
Di kawasan Mataraman, Gus Ipul-Puti mendapatkan 46,83 persen, meninggalkan Khofifah-Puti yang cuma mendapat 41,46 persen. Sedangkan sisanya belum menentukan pilihan.
Gus Ipul-Puti hanya kalah tipis, namun cenderung seimbang, di wilayah Mataraman Pesisir dan Madura.
Survei tersebut dilaksanakan pada 23-30 April 2018 dengan 835 responden di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Dengan metode pengambilan sampel multistage random sampling, survei ini memiliki batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 96,45 persen.

Kandidat nomor 2 Pilkada Jawa Timur, calon gubernur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan calon wakil gubernur Puti Guntur Soekarno makin mengukuhkan posisinya untuk memenangkan pesta demokrasi, Rabu 27 Juni 2018 nanti.
Kemarin, Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang merilis hasil surveinya. Pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno unggul dengan selisih 6,7 persen. Kandidat nomor 2 ini mendapat angka keterpilihan atau elektabilitas 47,9 persen.
Menurut survei LKP3 Unibraw, pasangan calon gubernur Khofifah Indar Parawansa dan calon wakil gubernur Emil Elestianto Dardak mendapat persentase keterpilihan 41,2 persen. Adapun responden yang belum menentukan pilihan sebesar 10,9 persen.
“Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno unggul di semua segmen pemilih, baik dari sisi usia, geografis, maupun latar belakang pekerjaan,” ujar Sekretaris Laboratorium Kebijakan Publik dan Perencanaan Pembangunan (LKP3) FAkultas Ilmu Administrasi UB Andi Kurniawan, di Hotel Universitas Brawijaya Malang, kemarin.
Dari aspek popularitas, Gus Ipul-Puti unggul dengan angka 97,62 persen. Sedangkan Khofifah-Emil hanya 96,78 persen. “Angka ini menunjukkan progresivitas kinerja politik Puti Guntur Soekarno yang secara cepat mampu menyalip popularitas Emil yang jauh lebih dulu tampil di pentas politik Jatim,” ujar Andi.
Hasil survei juga memotret bahwa publik lebih bisa menerima program-program yang diajukan oleh duet Gus Ipul-Puti. Di semua sektor bidang, program Gus Ipul-Puti lebih disukai dan dinilai tepat oleh publik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan rakyat.
Sebanyak 45,54 persen publik lebih memilih program-program dari Gus Ipul-Puti, sedangkan Khofifah hanya mendapatkan 43,83 persen. Adapun sisanya belum menentukan pilihan.
“Gus Ipul dan Puti dinilai publik lebih unggul dalam program pertanian dan ketahanan pangan, pendidikan, dan pariwisata. Ini antara lain ditopang oleh program Gus Ipul dan Puti yang akan kembali menggratiskan SMA/SMK di seluruh Jatim. Kebijakan itu rupanya sangat dinantikan rakyat,” ujarnya.
Soal bidang pendidikan, sebanyak 47,94 persen publik mendukung program Gus Ipul-Puti, sedangkan yang suka program Khofifah-Emil cuma 41,29 persen.
Memang, Gus Ipul-Puti mengusung program pendidikan gratis SMA/SMK. Saat ini, SMA/SMK kembali berbayar setelah pengelolaannya dilakukan pemerintah provinsi. “Ternyata publik sangat menantikan kebijakan pendidikan gratis SMA/SMK. Hal itu menunjukkan sensitivitas Gus Ipul-Puti terhadap permasalahan rakyat,” tutur Andi.
Dengan program-program yang lebih diterima, publik memersepsikan duet Gus Ipul dan Puti sebagai representasi sosok berpengalaman dan visioner. “Wajar bila program mereka lebih diterima, karena Gus Ipul sudah berpengalaman 10 tahun memimpin Jatim. Jadi, dia menawarkan resep yang jitu tanpa terjebak ke retorika dan teori saja,” ujar Andi.
Adapun Puti, sambung Andi, melengkapi sosok Gus Ipul dengan menawarkan visi baru. Publik melihat keunggulan Puti di sektor pendidikan dan kesehatan. Dia banyak terlibat dalam advokasi kebijakan dua sektor itu saat aktif di Komisi X DPR RI.
Dari sisi geografis, Gus Ipul-Puti memimpin di hampir semua wilayah. Di kawasan Arek (Surabaya dan sekitarnya, serta Malang dan sekitarnya), Gus Ipul unggul jauh sebesar 49,81 persen, sedangkan Khofifah-Emil cuma 40,00 persen. Adapun 10,19 persen belum menentukan pilihan.
Di kawasan Tapal Kuda (wilayah Pasuruan hingga Banyuwangi), lagi-lagi Gus Ipul-Puti memimpin jauh sebesar 49,51 persen, dan Khofifah-Emil hanya mendapat 39,32 persen. Sisanya belum menentukan.
Di kawasan Mataraman, Gus Ipul-Puti mendapatkan 46,83 persen, meninggalkan Khofifah-Puti yang cuma mendapat 41,46 persen. Sedangkan sisanya belum menentukan pilihan.
Gus Ipul-Puti hanya kalah tipis, namun cenderung seimbang, di wilayah Mataraman Pesisir dan Madura.
Survei tersebut dilaksanakan pada 23-30 April 2018 dengan 835 responden di 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Dengan metode pengambilan sampel multistage random sampling, survei ini memiliki batas toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 96,45 persen.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca