24.2 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Pengerukan Bebatuan Terkendala Hujan

Dilakukan demi Mencegah Banjir

Mobile_AP_Rectangle 1

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Musibah banjir tidak ada yang tahu kapan akan datang. Pemerintah pun terus melakukan normalisasi Sungai Kaliputih di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (7/3). Harapannya, air sungai mengalir dengan lancar dan banjir bandang tidak lagi menyapa kawasan yang ada di sepanjang aliran sungai tersebut.

Proses pengerukan bebatuan yang menutup aliran sungai sempat terkendala hujan. Terutama di bagian hilir. Ketika hujan deras, air sungai bisa saja deras seketika. Pada saat hujan turun itulah operator alat berat harus membawa ekskavator ke tempat yang lebih aman. “Kadang, di hulu hujan datang dan tiba-tiba air besar, otomatis bego (ekskavator, Red) harus dipindah,” kata Rully, operator alat berat.

Memindahkan ekskavator dari sungai untuk naik ke pinggir saja membutuhkan cara dan tenaga yang ekstra hati-hati. Jika tidak, ekskavator bisa saja terguling. Tantangan inilah yang terkadang harus dihadapi para pekerja saat hujan turun. Secepat mungkin mereka harus mengamankan ekskavator untuk naik dari sungai. “Untuk mengamankan alat berat itu agak susah dan harus ditempatkan yang lebih aman. Karena kalau sudah hujan deras, biasa banjir bandang,” imbuh Rully.

Mobile_AP_Rectangle 2

Prabowo, staf Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur, mengatakan, Sungai Kaliputih di Badean ini memang harus dinormalisasi. Pasca-terjadinya banjir, kondisi sungai berubah. “Batu-batu besar yang terbawa banjir bandang menutupi aliran sungai. Berbahaya kalau dibiarkan,” katanya.

Sekadar informasi, banjir bandang sempat terjadi pada Kamis (20/1) lalu dan menyebabkan aliran sungai berubah. Bahkan ada beberapa dapur dan rumah warga di aliran Sungai Kaliputih rusak parah. Rumah dan dapur hancur milik warga karena diterjang banjir.

Dengan kondisi adanya aliran sungai yang mulai tertutup batu, maka normalisasi menjadi solusi terbaik untuk mencegah kemungkinan buruk, yakni terjadinya banjir susulan. “Semoga semua lancar. Kalau hujan, kami berhenti dulu,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Musibah banjir tidak ada yang tahu kapan akan datang. Pemerintah pun terus melakukan normalisasi Sungai Kaliputih di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (7/3). Harapannya, air sungai mengalir dengan lancar dan banjir bandang tidak lagi menyapa kawasan yang ada di sepanjang aliran sungai tersebut.

Proses pengerukan bebatuan yang menutup aliran sungai sempat terkendala hujan. Terutama di bagian hilir. Ketika hujan deras, air sungai bisa saja deras seketika. Pada saat hujan turun itulah operator alat berat harus membawa ekskavator ke tempat yang lebih aman. “Kadang, di hulu hujan datang dan tiba-tiba air besar, otomatis bego (ekskavator, Red) harus dipindah,” kata Rully, operator alat berat.

Memindahkan ekskavator dari sungai untuk naik ke pinggir saja membutuhkan cara dan tenaga yang ekstra hati-hati. Jika tidak, ekskavator bisa saja terguling. Tantangan inilah yang terkadang harus dihadapi para pekerja saat hujan turun. Secepat mungkin mereka harus mengamankan ekskavator untuk naik dari sungai. “Untuk mengamankan alat berat itu agak susah dan harus ditempatkan yang lebih aman. Karena kalau sudah hujan deras, biasa banjir bandang,” imbuh Rully.

Prabowo, staf Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur, mengatakan, Sungai Kaliputih di Badean ini memang harus dinormalisasi. Pasca-terjadinya banjir, kondisi sungai berubah. “Batu-batu besar yang terbawa banjir bandang menutupi aliran sungai. Berbahaya kalau dibiarkan,” katanya.

Sekadar informasi, banjir bandang sempat terjadi pada Kamis (20/1) lalu dan menyebabkan aliran sungai berubah. Bahkan ada beberapa dapur dan rumah warga di aliran Sungai Kaliputih rusak parah. Rumah dan dapur hancur milik warga karena diterjang banjir.

Dengan kondisi adanya aliran sungai yang mulai tertutup batu, maka normalisasi menjadi solusi terbaik untuk mencegah kemungkinan buruk, yakni terjadinya banjir susulan. “Semoga semua lancar. Kalau hujan, kami berhenti dulu,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

JEMBER, RADARJEMBER.ID – Musibah banjir tidak ada yang tahu kapan akan datang. Pemerintah pun terus melakukan normalisasi Sungai Kaliputih di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari, kemarin (7/3). Harapannya, air sungai mengalir dengan lancar dan banjir bandang tidak lagi menyapa kawasan yang ada di sepanjang aliran sungai tersebut.

Proses pengerukan bebatuan yang menutup aliran sungai sempat terkendala hujan. Terutama di bagian hilir. Ketika hujan deras, air sungai bisa saja deras seketika. Pada saat hujan turun itulah operator alat berat harus membawa ekskavator ke tempat yang lebih aman. “Kadang, di hulu hujan datang dan tiba-tiba air besar, otomatis bego (ekskavator, Red) harus dipindah,” kata Rully, operator alat berat.

Memindahkan ekskavator dari sungai untuk naik ke pinggir saja membutuhkan cara dan tenaga yang ekstra hati-hati. Jika tidak, ekskavator bisa saja terguling. Tantangan inilah yang terkadang harus dihadapi para pekerja saat hujan turun. Secepat mungkin mereka harus mengamankan ekskavator untuk naik dari sungai. “Untuk mengamankan alat berat itu agak susah dan harus ditempatkan yang lebih aman. Karena kalau sudah hujan deras, biasa banjir bandang,” imbuh Rully.

Prabowo, staf Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air (DPUSDA) Provinsi Jawa Timur, mengatakan, Sungai Kaliputih di Badean ini memang harus dinormalisasi. Pasca-terjadinya banjir, kondisi sungai berubah. “Batu-batu besar yang terbawa banjir bandang menutupi aliran sungai. Berbahaya kalau dibiarkan,” katanya.

Sekadar informasi, banjir bandang sempat terjadi pada Kamis (20/1) lalu dan menyebabkan aliran sungai berubah. Bahkan ada beberapa dapur dan rumah warga di aliran Sungai Kaliputih rusak parah. Rumah dan dapur hancur milik warga karena diterjang banjir.

Dengan kondisi adanya aliran sungai yang mulai tertutup batu, maka normalisasi menjadi solusi terbaik untuk mencegah kemungkinan buruk, yakni terjadinya banjir susulan. “Semoga semua lancar. Kalau hujan, kami berhenti dulu,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Jumai
Fotografer : Jumai
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca