JEMBER, RADARJEMBER.ID – Rumah sederhana di Desa Keting, Kecamatan Jombang, menjadi tempat tinggal sekaligus ladang usaha milik Munfarida. Bersama kelima karyawannya, ibu satu anak itu menjalankan usaha di bidang kuliner.
Hebatnya, usaha yang dilakukannya sejak tahun 1989 silam itu dijalankan dengan kondisinya yang memiliki keterbatasan penglihatan. “Saya suka memasak, dari masih muda dulu. Jadi, sejak 1989 itu mulai usaha buat makanan,” aku Munfarida saat ditemui Jawa Pos Radar Jember.
Selama 33 tahun menjalankan usahanya itu, banyak pengalaman pahit dan manis dia rasakan. Utamanya pada kondisi fisiknya. Kata Rida, sapaan akrabnya, awalnya penglihatannya masih sedikit berfungsi, meskipun tidak sepenuhnya normal. Namun, lambat laun penglihatannya semakin kabur, hingga dia tidak bisa melihat sama sekali. “Masih awal-awal bikin makanan, pandangan saya ada kabur-kaburnya. Sekarang hampir tidak kelihatan sama sekali,” aku Rida sambil memegang kacamatanya.
Beruntung, dia memiliki rekan yang biasa membantunya dalam berjalan, maupun ketika memasak di rumah. Lima karyawan Rida di rumahnya juga sering kali membantu dalam menyiapkan makanan kala ada orderan tiba.
Sejumlah resep dan menu makanan, Rida yang menentukan. Termasuk ketika ada orderan tiba. Sementara, kelima karyawannya biasanya membantu dalam hal memasak. Kendati memiliki keterbatasan fisik, Rida cukup adaptif dan mampu mengembangkan usahanya itu.
Bahkan, dia mengaku, ada sekitar 30 menu yang disiapkan ketika ada orderan tiba. Mulai dari menu rendang, lalapan, nasi kuning, hingga lainnya. “Orderan itu tidak mesti, ya, kadang seminggu sekali. Sekali order juga variasi. Dari puluhan sampai ratusan,” aku ibu 43 tahun ini.
Tak hanya puluhan menu makanan itu, dia juga piawai membuat aneka menu camilan siap saji yang diolah secara tradisional. Seperti pepes buntel godong, dan lain-lain. Di saat bersamaan, dia juga kerap memperjuangkan kawan yang senasib dengannya untuk bisa membaca Alquran Braille. Dengan mencarikan program bantuan dari donatur tidak terikat.
“Meskipun kondisinya begini, ada banyak teman-teman saya yang juga sama. Pengennya, mereka bisa terfasilitasi dengan Alquran Braille semua. Pengennya itu,” pungkas Rida. (c2/nur)