Mobile_AP_Rectangle 1
SUMBERSARI, Radar Jember – Kabupaten Jember bukan hanya mencatatkan peringkat stunting tertinggi se-Jatim, namun juga mencatatkan capaian open defection free (ODF) terendah se-Jawa Timur. ODF adalah kondisi ketika setiap masyarakat sudah tidak lagi beraktivitas buang air besar (BAB) sembarangan.
BACA JUGA : Vina Panduwinata Antusias Film Gita Cinta Dari SMA Di-Remake Anak Muda
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dinkes Provinsi Jatim yang dirilis pada 31 Desember 2022 lalu menguraikan, capaian ODF Jember tercatat paling rendah dari kabupaten/kota se-Jatim. Hanya 24,2 persen. Persentase itu mengindikasikan aktivitas warga melakukan mandi, cuci, dan kakus (MCK) di sungai masih tinggi. Bahkan, indikasinya BAB sembarangan masih mengakar dan membudaya di Jember.
Mobile_AP_Rectangle 2
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Koeshar Yudyarto juga mengakui bahwa masih banyak warga Jember yang belum tertib BAB. Koeshar juga membeberkan beberapa data ODF yang dimiliki Dinkes Jember.
Tercatat, dari jumlah 733.625 KK (kartu keluarga) di Jember, jumlah ODF atau yang belum memiliki jamban mencapai 132.567 KK. Sementara yang sudah memiliki jamban sendiri mencapai 601.058 KK. “Data itu by name by address, di mana yang sudah ODF maupun yang belum ada, lengkap,” katanya.
Menurutnya, pengambilan data itu mulai dilakukan sejak tahun 2017 lalu, dan dilakukan update setiap bulan oleh tiap-tiap posyandu melalui puskesmas-puskesmas setempat. “Setiap ada warga yang memiliki jamban baru, angkanya berubah dari tahun ke tahun,” katanya.
- Advertisement -
SUMBERSARI, Radar Jember – Kabupaten Jember bukan hanya mencatatkan peringkat stunting tertinggi se-Jatim, namun juga mencatatkan capaian open defection free (ODF) terendah se-Jawa Timur. ODF adalah kondisi ketika setiap masyarakat sudah tidak lagi beraktivitas buang air besar (BAB) sembarangan.
BACA JUGA : Vina Panduwinata Antusias Film Gita Cinta Dari SMA Di-Remake Anak Muda
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dinkes Provinsi Jatim yang dirilis pada 31 Desember 2022 lalu menguraikan, capaian ODF Jember tercatat paling rendah dari kabupaten/kota se-Jatim. Hanya 24,2 persen. Persentase itu mengindikasikan aktivitas warga melakukan mandi, cuci, dan kakus (MCK) di sungai masih tinggi. Bahkan, indikasinya BAB sembarangan masih mengakar dan membudaya di Jember.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Koeshar Yudyarto juga mengakui bahwa masih banyak warga Jember yang belum tertib BAB. Koeshar juga membeberkan beberapa data ODF yang dimiliki Dinkes Jember.
Tercatat, dari jumlah 733.625 KK (kartu keluarga) di Jember, jumlah ODF atau yang belum memiliki jamban mencapai 132.567 KK. Sementara yang sudah memiliki jamban sendiri mencapai 601.058 KK. “Data itu by name by address, di mana yang sudah ODF maupun yang belum ada, lengkap,” katanya.
Menurutnya, pengambilan data itu mulai dilakukan sejak tahun 2017 lalu, dan dilakukan update setiap bulan oleh tiap-tiap posyandu melalui puskesmas-puskesmas setempat. “Setiap ada warga yang memiliki jamban baru, angkanya berubah dari tahun ke tahun,” katanya.
SUMBERSARI, Radar Jember – Kabupaten Jember bukan hanya mencatatkan peringkat stunting tertinggi se-Jatim, namun juga mencatatkan capaian open defection free (ODF) terendah se-Jawa Timur. ODF adalah kondisi ketika setiap masyarakat sudah tidak lagi beraktivitas buang air besar (BAB) sembarangan.
BACA JUGA : Vina Panduwinata Antusias Film Gita Cinta Dari SMA Di-Remake Anak Muda
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Dinkes Provinsi Jatim yang dirilis pada 31 Desember 2022 lalu menguraikan, capaian ODF Jember tercatat paling rendah dari kabupaten/kota se-Jatim. Hanya 24,2 persen. Persentase itu mengindikasikan aktivitas warga melakukan mandi, cuci, dan kakus (MCK) di sungai masih tinggi. Bahkan, indikasinya BAB sembarangan masih mengakar dan membudaya di Jember.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Jember dr Koeshar Yudyarto juga mengakui bahwa masih banyak warga Jember yang belum tertib BAB. Koeshar juga membeberkan beberapa data ODF yang dimiliki Dinkes Jember.
Tercatat, dari jumlah 733.625 KK (kartu keluarga) di Jember, jumlah ODF atau yang belum memiliki jamban mencapai 132.567 KK. Sementara yang sudah memiliki jamban sendiri mencapai 601.058 KK. “Data itu by name by address, di mana yang sudah ODF maupun yang belum ada, lengkap,” katanya.
Menurutnya, pengambilan data itu mulai dilakukan sejak tahun 2017 lalu, dan dilakukan update setiap bulan oleh tiap-tiap posyandu melalui puskesmas-puskesmas setempat. “Setiap ada warga yang memiliki jamban baru, angkanya berubah dari tahun ke tahun,” katanya.